Part 31 - Zia batu

4.4K 340 47
                                    

"Eh ngomong-ngomong Zia mana?" tanya Neera yang sedari tadi tidak melihat kehadiran Zia.

Dilla melototkan kedua matanya dan menepuk jidatnya. "Gawat Neer lo sih! Buat gue lupa," ujar Dilla dan langsung beranjak dari duduknya menarik tangan Neera agar ikut dengannya.

"Kenapa sih Dill?" bingung Neera.

Neera dan Dilla dengan tergesa-gesa memasuki kamar mereka, Neera masih tampak bingung sedangkan Dilla terlihat mulai panik.

"Apa Dill?" tanya Neera kesal, saat mereka sudah sampai didalam kamar.

"Zia Neer, Ziaaaa!" panik Dilla sambil menunjuk Zia yang masih tertidur di kasurnya.

Neera mengerutkan alisnya bingung, menatap kearah kasur terlihat Zia yang tengah tertidur membelakanginya dengan pulas dan tanpa merasa terganggu. "Iya itu Zia? Lo ngigo? Sakit? Atau apa sih Dill?"

"Iss bukan Neer? Coba deh lo pegang dahinya? Goreng telor kayanya masak tu," suruh Dilla dengan cengiran khasnya.

Neera hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Dilla, sedetik kemudian langsung menghampiri Zia yang masih tertidur, wajah gadis itu terlihat sedikit pucat.

Neera meletakkan tangannya di dahi Zia. "Kayanya Zia demam deh, lo bawa obat gak Dill?" tanya Neera.

Dilla mengangguk. "Bawa," jawabnya spontan.

"Mana," Neera mengadahkan tangannya.

"Tapi obat nyamuk, emang Zia gak papa dikasih obat nyamuk dia kan orang," balas Dilla dengan tampang polosnya.

"DILLLAAA! LO BISA GAK SIH! WARAS DIKIT!" murka Neera dengan suara yang sangat nyring. Sedangkan Dilla hanya menyengir memamerkan deretan gigi putihnya.

Zia menggeliat merasakan tidurnya terganggu akibat suara Neera yang menggelegar, "eh- udah pagi ya," suara gadis itu terdengar lesu.

"Engga Zi, ini udah malam lagi," sosor Dilla sembari mendudukkan pantatnya di kasur Zia.

"Dill!" tegur Neera jengah.

"Udah deh Zi lo ga usah ikut kegiatan hari ini! Ntar gue ijinin deh, kayanya lo kecapean,"

"Aduhhh Neer-" tiba-tiba Dilla meringis sambil memegang perutnya dramatis, Zia dan Neera spontan menatap kearah Dilla.

"Perut gue sakit bangett, Neer gu- gue ijinin juga ya,"

"Tau ah muyak lo Dill! Cepat mandii ntar jam 7 lewat kita udah wajib ngumpul di halaman belakang!" perintah Neera tanpa menghiraukan ucapan Dilla barusan.

Dilla mengerucutkan bibirnya dan segera beranjak masuk kekamar mandi.

Zia merasakan tubuhnya dari semalam memang tidak enak, ntah kenapa padahal ia sudah minum vitamin. Mengapa di acara seperti ini Zia harus sakit, ia juga kepengen mengikuti kegiatan hari ini.

"Neer gue ikut aja ya," pinta Zia memandang Neera memohon.

"NO!" tolak Neera cepat. "Lo sakit! Ntar lo pingsan siapa yang mo ngangkat? Gue sih ogah, lo berat soalnya," cibir Neera.

"Gue gak sakit! Cuman gak enak badan aja, paling begerak dikit juga bakal baikkan," pungkas Zia berusaha meyakinkan Neera.

"Permohonan ditolak! Udah lo istirahat aja nanti gue beliin obat oke, bentar gue cari makanan," tolak Neera cepat.

Zia hanya menarik nafasnya, tidak bisa berbuat apa-apa lagi, mungkin ia akan berada di kamar ini seharian.

***

Kleekk.
Suara pintu yang saling berhadapan terbuka secara bersamaan, Daniel yang mendengar itu sontak menatap kearah depan.

"Morning Daniel," sapa seseorang gadis cantik dengan senyum manisnya, gadis itu sudah rapi dengan persiapannya yah kegiatan mereka pagi ini adalah menjelajah hutan, ini termasuk kegiatan awal dari study tour Antariksa di sini, gadis itu terlihat menggunakan sebuah id card yang tergantung dilehernya beruliskan 'panitia' dan nama gadis itu 'Denaya Evania'

RICORDARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang