Part 35 - Kekacauan malam

4.7K 353 40
                                    

Matahari sudah benar-benar tenggelam, dan hujan masih turun dengan derasnya ditemani kilatan dan suara gemuruh.

Daniel, Erick, Farrel dan Arvan masih terus mencari sampai sekarang. Mereka belum juga menemukan titik terang dimana keberadaan ketiga gadis itu.

"Shit!" Daniel mengacak rambutnya asal, bagaimana keadaan gadis itu sekarang, apa dia baik-baik saja?

"DILLAAA!" suara seseorang terdengar memanggil nama Dilla, sontak Dilla langsung menolehkan kepalanya kearah suara dengan memperjelas penglihatannya, didalam gelap seperti sekarang sangat susah baginya melihat sekeliling.

Mata Dilla sudah sembab akibat menangis menahan sakit dikakinya dan rasa takutnya.

"Lo gak papa?"

"Rel," ucap Dilla merasa lega karena Ia mengenali suara itu.

Farrel syok melihat Dilla yang terduduk, dengan cekatan Farrel melepaskan jaket yang ia pakai kemudian melilitkannya di kaki Dilla.

"Zia Neera," suara Dilla terdengar bergetar mengingat kedua temannya itu.

"Lo gak usah khawatir ada Daniel, Erick, dan Arvan kok, lagian lo ngapain pake tersesat segala," oceh Farrel khawatir, ia merasa sedikit kesal bagaimana gadis itu bisa tersesat dan membahayakan dirinya seperti ini. 

Farrel memperbaiki posisi senter yang berada di kepalanya dan dengan hati-hati menggendong tubuh Dilla melewati hutan karena guyuran hujan membuat jalan yang ia lewati terasa sangat licin.

"Awww ka- ki gue sakit Rell," ringis Dilla.

Farrel tidak menggubris rintihan gadis itu.

Dilla membenamkan kepalanya di dada bidang milik Farrel. "hikss hiks sakit, Zia Neera!" isak tangisnya terdengar di telinga Farrel.

"Cengeng banget jadi orang," cibir Farrel namun masih bisa didengar oleh Dilla.

Tuk!
"Co- coba lo rasain hiks pas- pasti sakit bang-"

"Aww Dill lo sakit kok masih bisa mukul pala orang sih,"

"Yang sakit kan kaki gue, bukan tangan," jawab Dilla di sela-sela tangisnya.

Farrel diam-diam mengembangkan senyumnya. Rasa nyaman yang mulai tumbuh ketika ia bersama dengan gadis ini .

"ZIAAAA! DILLAAA!" teriak Neera sekuat tenaga, namun suaranya tenggelam oleh suara hujan yang masih turun dengan derasnya.

"Mereka di man-"

"NEERAAA!"

Sontak Neera menolehkan kepalanya keasal suara.

Matanya menerawang dengan jelas.

1.

2.

3.

"HUAAAA SETANNN!" pekik Neera histeris dan langsung kabur dengan kaki pincangnya untuk menyelamatkan diri.

"Neer gue Erick! Enak aja ngatain setan," cetus Erick sedikit kesal sambil menghampiri Neera dengan sedikit berlari.

Rasa takut yang tadi menghantui Neera seolah langsung hilang begitu melihat Erick ada di sini.

"Zia," pekik Daniel yang melihat seseorang didepannya, orang itu berjalan dengan gontai dan hendak ambruk.

Zia sudah tidak dapat lagi menahan tubuhnya, kepalnya pusing dan rasa menggigil membuatnya lemah dan tak berdaya.

"Zii Zi bangun," ucap Arvan yang dengan sigap menangkap tubuh Zia yang hampir terjatuh.

RICORDARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang