Part 30 - Sunshine

5.6K 354 58
                                    

Neera keluar dari kamar mandi dengan wajah segar. Ditatapnya Zia dan Dilla satu persatu. Zia gadis gila itu masih tertidur dengan damai. Sedangkan Dilla juga masih tertidur dengan posisinya yang membuat Neera menggelengkan kepala.

Udara di penginapan ini sangat sejuk bahkan membuat Neera menggigil karena kedinginan.

Neera berjalan kearah jendela, membuka korden putih yang mengganggu penglihatannya untuk menikmati pemandangan di sekitar penginapan itu.

Matahari terlihat malu-malu menampakkan sinarnya bahkan langit masih sedikit gelap. Ya tentu saja, jam masih menunjukkan pukul lima pagi. cukup pagi dan seharusnya Neera masih bobo cantik bersama bantal dan guling dihangati oleh selimut tebal dan masih berkeliaran di alam mimpi seperti Zia dan Dilla.

Neera menatap jam digital yang tergantung di dinding. Terlihat angka 5:10 Ia pun segera bergegas keluar kamar dan membiarkan para sahabatnya untuk tetap tidur. Enggan membangunkannya.

Neera berjalan kelantai dasar, mencari keberadaan dapur di sini, tiba-tiba Neera menghentikan langkahnya melihat seorang pria yang sedang membuka pintu kulkas.

Ia mengerutkan kening begitu melihat Erick tengah asik meminum air es. Neera tidak habis fikir dirinya saja kedinginan dan pria itu dengan santainya meminum air es yang diambilnya dari kulkas.

MAMPUS!

Seketika Neera salting karena tertangkap basah sedang memperhatikan Erick.

Tanpa sengaja Erick menatap kearah Neera, pria itu terlihat sedikit mengembangkan senyum, Dengan kaku Neera mengalihkan pandangannya dan berjalan mendekat kearah Erick.

Niat Neera kesini kan hendak memasak mie instan karena perutnya sudah keroncongan dari semalam belum ada makan, padahal bisa saja dirinya meminta snak-snak Dilla tetapi Dilla menjadikan tas snaknya menjadi guling membuat Neera tak bisa mengambilnya.

Neera mengutuk dirinya sendiri menjadi patung. Diam berdiri didepan kompor dengan batin yang berkomat kamit. Pesona Erick membuat Neera gugup.

Neera mencari keberadaan panci untuk memasak mie nya ini. Namun ia tak kunjung mendapatkannya.

"Rikk, boleh geser dikit nggak?" ucap
Neera membuka suara. Erick yang berada di depan kulkas langsung mengangkat sebelah alisnya.

Erick menggeser tubuhnya sedikit.

HHHAHHH.

Ingin rasanya Neera memakan cowok ini hidup-hidup. Iya sih geser dikit tapi, gak dikit-dikit juga kali. Masa iya geser Cuma sejengkal. Buat buka kulkas aja ini gak bisa.

"Erick lo bisa GESER BANYAK-BANYAK nggak? Gue mau buka kulkasnya gue laper," ucap Neera dengan penuh penekanan.

Erick terkekeh dan sedetik kemudian bergerak membuka kulkas untuk Neera.

"Lo mau ngambil apaan?" tanya Erick bingung.

"Panci," sahut Neera tanpa beban.

"Bego ngapain lo nyari panci di kulkas!" seru Erick menggelengkan kepalanya.

"Bego, bego banget sih Neeraa," gumam Neera menepuk jidatnya berulang kali.

"Panci di sana," ujar Erick menunjuk kearah laci yang berada di bawah kompor. Zia mengangguk dan langsung beranjak kesana.

"Mau buat apa?"

Neera menoleh dan menatap bingung kearah Erick, terlihat Erick tengah mengeluarkan beberapa bahan makanan dari dalam kresek putih yang berada di atas meja.

"Mau masak mie," jawab Neera lagi.

"Mau sandwich?," tanya Erick ia masih sibuk mengeluarkan bahan-bahan dan meletakkannya di meja.

RICORDARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang