Asha

11.3K 645 6
                                    

Arman berjalan menuju ke ruangannya. Matanya menatap ke arah meja yang biasanya diduduki oleh Natasha. Sedikit merasa aneh saat meja itu kosong. Arman masuk ke dalam ruangannya dan duduk diam disana sampai dia mengingat sesuatu.

"Bian," Arman memanggil asistennya dari intercom.

Hanya satu kata dan Arman menutup panggilan itu. Tak butuh waktu lama, Bian datang dan berdiri di depannya.

"Ya tuan?"

"Carikan data tentang Natasha dan keluarganya,"

"Baik tuan,"

Bian segera pamit dan menjalankan perintah tuannya. Arman memilih duduk manis di ruangannya dan memeriksa beberapa laporan dan juga membuat data untuk rapat dua hari lagi.

"Permisi tuan,"

Arman mengangkat kepalanya. Bian berdiri disana.

"Ya?"

"Anda ada jadwal untuk rapat bulanan bersama bagian keuangan,"

Arman mengangguk. Dia hampir saja lupa. Arman mengambil jasnya dan memakainya. Dia segera beranjak dari ruangannya menuju ke divisi keuangan. Sebenarnya rapat yang dimaksudkan oleh Bian bukanlah rapat sesungguhnya. Itu hanya inspeksi bulanan yang biasa Arman lakukan di perusahaannya.

"Selamat pagi, pak," semua pegawai di bagian keuangan itu menyapa Arman.

Arman mengangguk saja. Dia menyuruh semua pegawainya kembali bekerja sementara dia berjalan ke ruangan Tedi. Di ruangan itu dia melihat Tedi tengah berbincang dengan seseorang yang meski dari belakang sekalipun Arman tahu siapa orang itu.

"Ek-hem," Arman mendeham kecil.

"Selamat pagi, pak," sapa Tedi berbarengan dengan orang itu.

"Pagi. Natasha, kembali ke mejamu," ujar Arman.

"Permisi, pak,"

Arman membicarakan hal-hal ringan dengan Tedi sebelum dia dan Tedi keluar untuk memeriksa kinerja karyawan di bagian keuangan itu. Arman berjalan bersisian dengan Tedi. Dia memperhatikan satu per satu anak buahnya termasuk Natasha.

Gadis itu kini tengah mengerjakan pekerjaanny sambil menyumpal telinganya dengan earphone wireless. Arman mendekati Natasha dan dengan cepat menarik sebelah earphone gadis itu untuk dia tempelkan ditelinganya.

"Astaga!" Pekik Natasha terkejut.

Natasha mendongakan kepalanya. Dia terkejut melihat Arman ada di sebelahnya, tengah menduduki sedikit bagian mejanya.

"Bekerja sambil mendengarkan ini?" Tanya Arman.

Natasha mengangguk kecil.

"Maaf, pak. Tapi, saya sudah terbiasa seperti itu,"

"Apa yang sedang kamu buat?"

"Rekap bulanan bagian proyek, pak,"

Arman mengambil lembaran yang sedang Natasha kerjakan. Hasilnya tidak buruk. Bahkan sangat rapi dan jelas. Arman suka melihatnya. Kenyataan Natasha bisa tetap menjaga fokusnya untuk hal ini membuat Arman tersenyum tipis.

"Lanjutkan pekerjaanmu," ujar Arman seraya meletakan kertas itu kembali ke meja.

Arman melepaskan earphone di telinganya dan memasangkan kembali earphone itu ke telinga Natasha.

"Jangan lupa dengan perjanjian kita, Natasha!" Bisik Arman.

................

A few months later,

[DS#2] Between Me, You and WorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang