"Alden,"
Arman mengusap tangan putranya. Dia memang sering mendapati anak itu melamun. Sejak empat hari lalu, anak itu sering melamun. Walau kedua kakaknya sudah berusaha menghibur dan mengajaknya berbincang, Alden tetap sering melamun.
"Kenapa?" Tanya Arman.
Alden hanya diam saja. Dia tidak menyahut dan memilih diam. Arman duduk di tepi ranjang Alden. Dia membawa tangan Alden untuk dia pangku dan dia genggam.
"Nak, daddy tahu kamu takut dan kecewa,"
Mata Alden langsung menatapnya. Tatapan yang seolah berkata "daddy bohong". Arman mengusap tangan putranya.
"Daddy serius. Daddy pernah berada di posisimu sekarang,"
Alden kembali menatap Arman. Arman tersenyum.
"Daddy ceritakan. Tapi, kamu makan dulu. Sebentar lagi mommy akan kesini membawa makanan untuk kita,"
Arman dan Alden tersenyum saat Natasha datang menyapa mereka. Natasha mengeluarkan makan siang untuk suami dan anak mereka. Arman memang bilang pada Natasha untuk menyamakan makanannya dengan Alden. Berhubung Alden hanya bisa makan bubur, jadi Arman juga memakan itu.
"Mommy suapi ya?"
"Key..." jawab Alden perlahan.
Natasha menyuapi putra bungsunya itu, Arman menatap anak dan istrinya dengan senyum kecil di bibirnya. Selesai makan, Arman pamit ke kantin sejenak. Saat itu Alden menarik lengan ibunya, membuat sang ibu menoleh kepadanya.
"Ya? Kenapa sayang?"
"Apa benal daddy pelna sepeltiku?" Tanya Alden dengan susah payah.
Natasha tersenyum. Dia duduk kembali di tepi ranjang putranya. Tangannya menggenggam tangan putranya, persis seperti yang Arman lakukan tadi.
"Apa daddy mengatakan itu padamu?"
"Ya,"
Natasha tersenyum lagi.
"Daddy memang pernah mengalaminya. Daddy mengalami kecelakaan saat bersama mommy, waktu itu kami belum menikah. Daddy-mu lebih memilih mengamankan mommy dan membiarkan dirinya terluka. Dia memeluk mommy dengan erat saat kecelakaan itu terjadi. Akibatnya, daddy mengalami cidera tulang belakang dan menyebabkan dia mengalami kelumpuhan,"
Mata Alden membola. Dia tidak menyangka ayahnya benar-benar pernah berada di posisi yang hampir serupa dengannya.
"Daddy pasti sudah berjanji akan menceritakan itu padamu, kan?"
"Ya,"
"Tunggu daddy ceritakan sisanya padamu, okey?"
Alden diam saja. Natasha mengecup pipi putranya dengan sayang.
"Tenang saja, daddy dan mommy akan terus ada di sebelahmu. Kak Albern dan kak Alvian juga,"
Alden tersenyum. Tak lama berselang, Arman kembali. Saat Arman datang, Natasha memilih pamit pulang untuk menemani kedua anak mereka yang lain. Natasha mencium pipi putranya dan juga pipi Arman. Arman yang ditinggalkan berdua dengan putra bungsunya itu memilih duduk kembali di tepi ranjang putranya.
"Daddy ceritakan," ujar Arman.
"Jadi, waktu itu mommy dan daddy mengalami kecelakaan mobil. Akibatnya, daddy koma sekitar 4 bulan. Saat daddy bangun, daddy tidak bisa melakukan apapun. Setengah badan daddy mati rasa. Saat om kalian mengatakan daddy mengalami kelumpuhan, daddy sempat terpuruk. Daddy bahkan melukai mommy-mu,"
"Daddy apakan mom?"
"Daddy merasa daddy akan menjadi orang yang tidak berguna. Jadi, daddy sengaja mengusir mommy dengan harapan dia akan mendapatkan pendamping yang lebih baik dari daddy,"
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS#2] Between Me, You and Work
Teen FictionCerita ini seri kedua dari Dimitra series. menceritakan putra kedua keluarga Dimitra yang berprofesi sebagai Chairman dari perusahaan besar milik keluarga Dimitra yang diwariskan oleh ayahnya. "Siapa dia?" "Karyawan magang sir..." 'Menarik' Rate 16+