"Pagi," sapa Arman pada gadisnya saat gadis itu memasukki mobilnya.
"Pagi juga,"
Bian menjalankan mobil saat Natasha sudah duduk di sisi Arman. Perjalanan pagi itu diisi dengan ketenangan.
"Kamu jadi pergi ke Itali?"
"Jadi. Bian sudah menyiapkan hotel untuk kita menginap,"
Natasha mengangguk sekilas sebelum dia terkejut dan menoleh dengan cepat ke arah Arman.
"Kita?"
"Iya, kita. Nanti malam kita berangkat,"
Mata Natasha membola kaget. Apa-apaan? Natasha belum menyiapkan apapun.
"Kenapa kamu kaget begitu?"
Natasha langsung memukul lengan Arman dengan gemas.
"Aku belum packing tahu!"
"Nanti sore aku bantu,"
"Keterlaluan,"
"Jangan marah!"
Natasha mengambek. Dia memilih mendiamkan Arman dan menoleh keluar jendela.
..........
Bandara internasional Malpensa, Italy
Setelah penerbangan selama 17 jam lebih, akhirnya, kedua sejoli itu tiba di Italia. Mereka memilih bandara yang berada di dekat kota Milan. Mengingat rapat Arman akan diadakan disana.
Arman dan Natasha langsung diarahkan ke hotel. Natasha yang masih sedikit marah itu memilih mendiamkan Arman dan itu membuat Arman nenghela kecil.
"Sayang, sudah marahnya, ya? Aku kan sudah membantumu mengepack barang kemarin,"
"Aku masih kesal,"
"Ayolah, sayang. Kamu bisa berbelanja disini,"
Natasha langsung menoleh ke arah Arman. Bukan dengan senyuman namun dengan tatapan tajam.
'Upps... salah memilih kata!' Batin Arman.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyamakanmu dengan perempuan lain. Jangan marah, okey!?"
Natasha menghela kecil. Anak itu mengangguk dan memilih menyudahi acara marahnya pada Arman.
"Kamu ketemu klien jam berapa?"
"Kenapa?"
"Siapa tahu aku disuruh ikut juga,"
"Tidak. Untuk kali ini, kamu tidak ikut,"
"Kenapa?"
"Aku menemui klien di sebuah klub malam. Kamu tahu bagaimana pria-pria disana. Aku tidak mau mereka menatapmu dengan tatapan yang membuatku kesal sendiri,"
"Klub?"
Arman mengangguk.
"Jangan minum alkohol!"
"Tidak akan,"
"Janji?"
"Janji,"
Natasha mengangguk. Dia menyambut tangan Arman yang terarah kepadanya saat mereka sampai. Arman mengantar Natasha sampai ke kamar anak itu sementara kamar Arman berseberangan dengan kamar gadisnya. Arman membaringkan badannya sejenak di atas kasur. Dia masih mengantuk.
Berguling-guling sejenak lalu, dia berdiri dan segera masuk ke kamar mandi. Arman membersihkan dan menyegarkan badannya dengan mandi. Selesai mandi dia segera bersiap tidur. Itu yang dia butuhkan. Walau air hangat lumayan melunturkan pegal di badannya, nyatanya dia lumayan mengatuk dan itu tidak bisa hilang meski dia sudah mandi tadi. Akhirnya, Arman membaringkan badannya kembali dan terlelap. Dia bahkan lupa menanyakan keadaan gadisnya yang berseberangan dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS#2] Between Me, You and Work
Teen FictionCerita ini seri kedua dari Dimitra series. menceritakan putra kedua keluarga Dimitra yang berprofesi sebagai Chairman dari perusahaan besar milik keluarga Dimitra yang diwariskan oleh ayahnya. "Siapa dia?" "Karyawan magang sir..." 'Menarik' Rate 16+