Arman's Promise

10.5K 613 11
                                    

Arman menghela saat melihat kelakuan anak SMA jaman sekarang. Mereka terang-terangan menggoda dirinya meski ada Natasha di sebelahnya. Kesal, tentu saja! Arman merangkul erat pinggang Natasha. Terlebih gadisnya itu juga menjadi sasaran anak-anak bocah yang kemesumannya melebihi dirinya.

"Lihat mereka baby, mereka mau menggodamu. Padahal mereka semua masih bocah..." gumam Arman di telinga gadisnya.

"Diamlah Gio. Adikmu nanti marah kalau tahu kakaknya menghajar teman satu sekolahnya" ujar Natasha sambil mengusap punggung tangan Arman.

"Natasha..." rengek Arman pelan.

"Aku tidak kemana-mana sayang... Sudah jangan merajuk begitu!" bisik gadis cantik itu.

Natasha menoleh ke samping kirinya saat merasakan bahunya terangkul dari kiri.

"Kalau dia menyebalkan buatmu, pergi denganku saja Nat," ujar Arsen iseng.

Tuk!

"Berhenti mengganggu kakakmu... Kalau Arman menghajarmu aku tidak membantu," ujar Ardan setelah sebelumnya dia mengetuk pelan kepala kembarannya.

Arsen mencebik. Arman sendiri tidak ambil pusing dengan ucapan Arsen. Dia memilih menghabiskan waktu untuj menjaga gadisnya dari anak-anak muda yang memandang gadisnya dengan tatapan mesum.

"Arman,"

Arman menoleh dan melihat kakaknya sudah berdiri dengan Jim di sebelah sang kakak.

"Kakak harus kembali ke kantor,"

Arman melihat kakaknya agak ragu melanjutkan ucapannya. Arman mengangguk.

"Aku mengerti. Aku dan Arsen akan menjaga Alesha baik-baik,"

Arman melihat kakaknya mengangguk. Sang kakak berlalu dan Arman kembali melanjutkan menatap tajam para pemuda di sekitarnya yang masih memandangi Natasha. Setidaknya sampai saat dimana Natasha menarik paksa kepalanya untuk menatap ke sebuah sudut.

Darah Arman mendidih. Dia mengepalkan tangannya dan segera berjalan ke arah sudut itu. Sudut dimana adiknya sedang dipermalukan oleh teman-temannya sendiri.

"Oh... jadi, dia yang sok alim ini ternyata brutal juga ya? Jalan dengan tiga pria sekaligus..."

"Berapa bayaran lo? Biar gue bayar lebih tinggi lagi!" Salah seorang melemparkan uang dari kantungnya ke Alesha.

"Guys! Perhatian... ini dia orang munafik yang selalu bertingkah alim ternyata Bispak!"

Bugh!

Tinjuan Arman mendarat sempurna di tulang pipi pemuda itu. Tidak tanggung-tanggung, Arman menghajar habis pemuda itu. Arman tidak terima jika adik perempuan satu-satunya diperlakukan seperti perempuan murahan.

"Katakan sekali lagi apa yang kau katakan tadi! Biar aku robek mulutmu itu!" Murka Arman.

Beberapa pemuda menyerang Arman untuk membantu temannya. Jelas saja Arsen tidak tinggal diam. Arsen menyikut pemuda di sebelahnya dan menendang pemuda itu. Arsen menghalangi para pemuda itu untuk mendekat.

Arman berhenti menghajar pemuda itu saat tangan Natasha menahan lengannya. Arman tidak mungkin menepis tangan Natasha. Dia takut jika dia melakukan itu, dia akan melukai Natasha. Selain itu, anak buah kakaknya yang berpakaian serba hitam berdiri di depannya. Arman berdiri dan melepaskan jasnya. Dia mendekati Alesha yang sedang ditenangkan oleh Ardan. Arman menyodorkan jas miliknya dan sang kakak memakaikan jas itu ke badan mungil Alesha yang basah kuyup.

"Baiklah, cukup... Kalau kamu sampai menangis seperti ini,  itu artinya siapapun pelakunya tidak lagi pantas ada di dunia" ujar sang kakak saat Alesha tidak berhenti menangis.

[DS#2] Between Me, You and WorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang