Tunggu Sebentar

8.6K 563 30
                                    

Note:

Yg tadi udh vaca tpi kepotong, ini udh aku unpublished terus aku published ulang. Kalau masih ke potong uga... aduh aku keder...😊

Trims untuk yg sudah menginformasi kalau part ini kepotong dan mohon maaf untuk ketidak nyamanannya...

.............

Arman menghela lega. Dia berterima kasih pada dokter kandungan di depannya. Dokter itu kembali memberikan Arman hasil dari USG kali ini. Bahkan dia memberi tahu Arman jenis kelamin anaknya. Arman tersenyum saat mendendengar jenis kelamin anaknya.

Memang setelah masalah huru-hara tadi, Arsen menyarankannya memeriksa Natasha dan bayi mereka ke dokter kandungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memang setelah masalah huru-hara tadi, Arsen menyarankannya memeriksa Natasha dan bayi mereka ke dokter kandungan. Meskipun Arsen dokter multi talent, namun, Arsen tidak menguasai banyak hal. Dia hanya sekedar tahu dan tidak terlalu ahli dalam hal kandungan.

Urusan model gila yang mengaku-aku itu juga langsung diluruskan oleh Alvaro. Arman menerimanya walau kesal. Arman hanya meminta ayahnya agar keselamatan istri dan calon anaknya terjamin.

"Maafkan papi. Papi tidak berpikir sejauh itu. Waktu itu dia hanya bergurau. Kalian bahkan baru kelas enam waktu itu,"

"Sudahlah, pi. Yang penting sekarang adalah bagaimana dia tidak mengganggu Arman dan Natasha lagi. Arman tidak mau ada kejadian seperti ini lagi nantinya,"

"Papi paham. Papi akan bertanya pada Keenan kenapa anaknya jadi seperti ini,"

"Padahal om Keenan datang saat acara pernikahan kakak dan Natasha," ujar Arsen.

Arman mendengus. "Mungkin dia hilang dari peradaban saat acara pernikahan kami digelar! Dia sampai tidak tahu soal itu padahal ayahnya datang,"

Arman menoleh saat istrinya menepuk bahunya.

"Kenapa?" Tanya Natasha.

"Tidak apa-apa. Sekalian ke dokter yang lain, ya?"

"Untuk apa?"

"Tanganmu terluka, sayang,"

Natasha melirik tangan kirinya.

"Oh... ini... Aku takut anak kita kenapa-kenapa, jadi aku sempat menahan badan dengan tanganku, eh malah terkilir..."

"Baby boy kita sungguh beruntung memiliki ibu yang hebat sepertimu. Terima kasih sayang," ujar Arman. Bibirnya sudah mengecup puncak kepala Natasha dengan sayang.

"Tapi, ini tidak apa-apa kok. Kak Arsen kan sudah memeriksanya,"

"Aku masih khawatir,"

"Kamu tidak percaya pada adikmu sendiri?"

[DS#2] Between Me, You and WorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang