Arman mengernyit saat sinar matahari masuk melalui celah tirai di jendelanya. Arman mengambil remot dan menutup jendela yang sudah bertirai kain tipis itu dengan tirai yang lebih tebal dan berwarna biru tua. Arman sedang meletakan kembali remot di nakas saat badan mungil Natasha menggeliat dalam pelukannya.
Arman menunduk dan tersenyum. Gadisnya masih terlelap pulas dalam pelukannya. Mereka memang langsung pulang ke apartment saat acara resepsi selesai. Arman tidak mau menginap di hotel jadi, dia memilih pulang ke apartment miliknya. Arman mengecup puncak kepala Natasha dan kembali terlelap.
"Engghh..." Arman melenguh kecil.
Dia mengerjap dan menyadari Natasha tidak ada di sebelahnya. Arman langsung terlonjak dan memakai jubah tidurnya dengan asal-asalan. Dia berjalan kelusr dari kamar dan mencari istri mungilnya itu. Arman menemukannya. Dia ada di dapur sedang memasak makan siang mereka. Arman berjalan perlahan dan memeluk istrinya dari belakang saat dia sampai di dapur.
"Astaga!" Pekik Natasha kaget.
Arman terkekeh dan mengecup pipi serta bahu Natasha.
"Pagi, sayang," sapa Arman.
"Siang, Arman,"
"Kenapa kamu memasak?" Tanya Arman lagi dengan bibir masih sibuk mengecupi bahu Natasha.
"Aku lapar, Arman,"
"Kenapa tidak membangunkanku? Aku bisa memasak untukmu, sayang,"
"Aku masih bisa memasak sendiri,"
"Memangnya sudah tidak sakit lagi?"
Tangan Natasha langsung terhenti dari kegiatan membalik sosis.
"Arman..." rengek Natasha dengan wajah merona dahsyat.
"Hm? Kenapa? Apa ada yang sakit?"
Natasha mencubit lengan Arman dengan kuat hingga pria itu mengaduh kesakitan.
"Sayang, kenapa aku dicubit?"
"Aku sebal!"
Arman mengetahui kalau istrinya itu tengah malu. Arman semakin ingin menggoda Natasha saja! Arman terus menempeli Natasha. Dia bahkan dengan santainya mengusap perut rata Natasha dengan tangan besarnya.
"Arman..."
"Hm?"
"Apa yang kamu lakukan?"
"Aku? Aku sedang mengusap sayang calon anak-anak kita,"
Natasha menunduk dan memilih membiarkan Arman melakukan apa yang pria itu mau. Tangan Natasha masih sibuk memindahkan sosis ke piring mereka.
"Cepat tumbuh dan besar... agar kami bisa cepat-cepat melihatmu," gumam Arman.
"Kamu ini ada-ada saja,"
"Sayang,"
"Hm?"
"Kalau kita punya anak nanti, anak kita akan memanggil kita apa?"
"Hmm... entahlah. Belum terpikir olehku,"
"Ayah-bunda seperti mami memanggil kakek? Atau papi-mami seperti aku memanggil papi dan mami? Atau papa-mama seperti Ella memanggil kak Ardan?"
"Mommy-Daddy?"
"Boleh juga,"
"Ayo sarapan, Arman!" Ujar Natasha.
Arman melepaskan pelukannya dengan tidak rela. Dia segera mengambil alih piring berisi sosis dan daging ham itu. Dia juga mengambil roti dari alat pemanggang dan membawa kedua piring itu ke meja. Arman juga membuat kopi untuknya dan teh untuk Natasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS#2] Between Me, You and Work
Teen FictionCerita ini seri kedua dari Dimitra series. menceritakan putra kedua keluarga Dimitra yang berprofesi sebagai Chairman dari perusahaan besar milik keluarga Dimitra yang diwariskan oleh ayahnya. "Siapa dia?" "Karyawan magang sir..." 'Menarik' Rate 16+