Fitting

8.2K 567 28
                                    

Natasha dan Arman duduk dengan tenang sembari memakan makan siang mereka. Seperti janji, pemilik pesta menjamu Arman dan Natasha makan siang. Kebetulan juga, Harry dan keluarganya ikut diundang. Ditambah lagi, kedatangan Alvaro ke Milan tadi pagi. Sontak saja, mereka makan di satu meja yang sama dengan keadaan yang sedikit berat.

"Jadi, bagaimana kejadian seperti itu bisa terjadi?" Tanya Alvaro.

Arman memakan makanannya.

"Quart bertemu kami kemarin saat acara baru dimulai,"

"Lalu?"

Arman melirik Natasha dan gadis itu nampak tenang sambil memakan makan siangnya.

"Dia datang bersama jalangnya dan memintaku menukar Asha dengan jalang sialan itu!"

Natasha menghentikan pergerakan tangannya untuk sesaat sebelum dia melanjutkannya kembali.

"Lalu?"

"Aku tidak mau terlibat hubungan kerja apapun dengan pria sampah itu!"

"Arman, papi sudah sering bilang padamu. Masalah pribadi jangan dibawa ke ranah bisnis,"

"Arman tahu. Toh, Arman tidak sedang melanggar itu,"

Kini bukan hanya Natasha tapi, Harry dan Alvaro mulai tertarik pada ucapan Arman.

"Tidak melanggar bagaimana?"

"Apa papi tidak tahu kalau pria sampah itu memiliki kasus berat di Roma? Kepolisian Roma sedang berusaha menuntutnya,"

"Benar itu Dante?" Tanya Alvaro pada teman kuliahnya.

Pria itu mengangguk. "Tapi, kasusnya buntu,"

Arman mengambil amplop yang dia bawa dan melemparkannya ke atas meja.

"Bukti yang hilang. Semuanya disana," ujar Arman.

Arman memakan makanannya kembali.

"Saran Arman sebaiknya paman memberikan bukti itu ke kepolisian Roma,"

"Lalu kalau mereka bertanya aku dapat dari mana?"

"Dari seseorang yang entah siapa. Selesai,"

Arman masih memakan makan siangnya dengan tenang.

"Oh iya, seingatku, paman bilang mau mengurus masalah Chan," ujar Arman.

"Chan? Chan Xian Yü?" Tanya Alvaro.

"Bukan," ujar Arman singkat.

"Tapi putranya," sambung Arman sambil meminum air putih di gelasnya.

"Anaknya? Chan Ru Hai?"

Arman mengangguk.

"Anak kebanggaannya itu membentak Asha semalam,"

"Papi tahu,"

"Tahu? Darimana?"

Alvaro terkekeh kecil.

"Bukan cuma papi, seluruh keluarga Legiand, Dimitra, dan Reinner tahu itu,"

Arman mengerutkan keningnya sebelum menoleh pada Harry.

"Kau melapor pada mereka?"

Harry tertawa. Dia meminum air di gelasnya dan melanjutkan tawanya.

"Tidak. Aku tidak melapor tapi, memberikan videonya ke grup keluarga. Kau tidak lihat?"

Arman menggeleng. Dia belum memeriksa ponselnya sejak terakhir Dante mengiriminya alamat restoran ini.

[DS#2] Between Me, You and WorkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang