Arman menghela kecil. Natasha "dipinjam" oleh sang oma dan belum dikembalikan. Sementara dirinya disidang oleh keluarga besar yang kemarin pagi datang ke kantornya hanya untuk menakuti Natasha.
"Jadi, kalian mau apa?" Tanya Arman dengan malas.
Sudah setengah jam mereka duduk di ruangan VIP dari salah satu restoran ternama di Jakarta, tanpa membuka percakapan. Arman sudah mulai jengah dan malas.
"Pekerjaanku masih banyak. Kalau ada yang mau kalian bicarakan, bicarakan sekarang juga!" Ujar Arman lagi.
"Kamu tahu mau kami, Arman," ujar Agatha.
"Mau kalian? Atau mau anda saja?" Arman bertanya dengan sengit. Dia tidak lagi memanggil wanita tua itu dengan oma sebagaimana biasa dia memanggilnya.
Arman memainkan jarinya di bibir gelas. Dia nampak tidam tertarik dengan pembicaraan yang baru saja dibuka dengan pertanyaan Agatha dan jawaban darinya.
"Papi setuju dengannya?" Tanya Arman.
"Dia merubahmu, Arman,"
"Tidak. Dia tidak merubah Arman," ujar Arman.
Arman menatap mata tajam ayahnya dengan tatapan yang sama tajamnya.
"Oh, iya. Dia merubah Arman. Hidup Arman tidak monoton lagi sejak ada dia," ujar Arman mengoreksi ucapannya sendiri.
"Arman,"
"Kalau papi mau menyuruh Arman memilih dia atau keluarga ini. Jujur saja, Arman memilih dia tanpa ragu,"
Agatha mendengus.
"Lihat! Putramu jadi gila karena perempuan itu. Entah apa yang dilakukan perempuan itu pada putramu,"
"Oma diam saja!" Bentak Arman.
"Arman!" Alvaro memanggilnya dengan keras. Tanda baginya untuk berhenti.
Arman menyugar rambutnya, berusaha menurunkan emosinya. Arman yakin, semakin lama dia disini dia bisa terkena stroke di usia muda. Kepalanya saja sudah mulai berdenyut akibat emosinya yang mulai naik.
"Arman serius. Arman tidak masalah melepas semua ini. Tapi, siap-siap saja semuanya hancur saat Arman lepaskan,"
Ancaman Arman membuat para pria dewasa di ruangan itu takut. Memang, perusahaan Luzuar semakin besar dan sukses di tangan Arman. Sementara perusahaan Arleg kini di akuisisi oleh Luzuar tanpa sepengetahuan Agatha dan Sandra. Arman menyuntikan dana ke perusahaan Arleg saat perusahaan itu berada di ujung kebangkurpt-an. Ide cemerlang dari otak Arman juga suntikan dana dari anak itu membangkitkan kembali perusahaan Arleg.
Jelas saja, jika sampai Arman mengatakan dia akan menghancurkan kedua perusahaan itu, dia akan dengan mudah melakukannya. Cukup buat Luzuar jatuh dan Arleg akan ikut jatuh. Sesimple itu.
"Jadi, kalian mau apa?"
"Masih perlu ditanya?" Ujar Agatha dengan sarkas.
Arman menghela kecil. Dia mengirim pesan pada Bian untuk membelikannya dua botol air mineral dan membawakannya aspirin yang ada di dashboard mobilnya.
"Dengar! Sampai kapan pun kami tidak setuju kalau kau berhubungan dengan perempuan murahan itu!"
"Bisakah anda menjaga ucapan anda? Mulut anda itu terlalu sering merendahkan orang lain seolah anda yang paling suci disini, walau kenyataannya anda tidak jauh lebih baik dari seorang jalang,"
"Gio Armano! Hentikan ucapan tidak sopanmu itu! Papi dan mami tidak pernah mengajarimu berbicara tidak sopan seperti itu!"
"Dia yang mulai! Aku hanya mengingatkannya sedikit,"
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS#2] Between Me, You and Work
Teen FictionCerita ini seri kedua dari Dimitra series. menceritakan putra kedua keluarga Dimitra yang berprofesi sebagai Chairman dari perusahaan besar milik keluarga Dimitra yang diwariskan oleh ayahnya. "Siapa dia?" "Karyawan magang sir..." 'Menarik' Rate 16+