Kali ini aku bikin part untuk Alice and Christian.
Happy Reading!!
***
"Jaga dirimu baik-baik,aku tak ingin mendengar kau terluka karena itu akan menyakiti diriku"
HugMe_Mr.Demon
30 September di masa lalu..
Para petinggi dari masing-masing kasta sedang berunding tak terkecuali Red Demon dan Alice Demon, semuanya terlihat sangat kelelahan dan memang perundingan yang sudah berlangsung 10 jam itu sangat melelahkan, tapi mau bagaimana lagi. Perang dingin antar kasta harus segera di akhiri. Perang Dunia II ini sudah memakan banyak sekali korban hanya karena perebutan batas wilayah Zero yang sekarang dikenal dengan daerah Netral. Para petinggi kasta sepakat membuat perjanjian tertulis yang harus dipatuhi bersama untuk menghentikan Perang dingin yang sudah berlangsung 2 bulan, tapi tidak menutup kemungkinan sewaktu-waktu terjadi Perang lagi.
"Kak, aku ingin keluar, aku lelah," bisik Alice pada Kakaknya yang tengah asyik memperhatikan pidato panjang Magna Vampire.
"Hm," gumam Red sebagai jawaban atas pertanyaan Alice.
Alice sudah terbiasa mendapatkan jawaban super dingin dari Red, walaupun begitu dia tau dia berubah karena kehilangan seseorang itu, seseorang yang sangat berharga bagi Red saat Perang Dunia II.
Pemandangan di villa saat malam hari sangat lah indah, apalagi jika kalian mendongakan kepala melihat ke atas, kalian akan banyak bintang terang saling berkedip.
Alice tak jenuh memandang langit malam, kali ini dia berharap semoga Dewi Perang dapat memberikan sedikit kekuatan untuk bertahan dalam kekacauan Dunia Blackstreet.
"Indah bukan? Seandainya dunia ini sedikit saja memperhatikan langit, pasti mereka sadar ketenangan jauh lebih indah."
Alice menoleh ke sumber suara tersebut, dia mendapati seorang laki-laki yang sedang serius menatap langit. Dia terlihat sangat frustasi, wajahnya pucat dan terdapat mata panda. Alice pikir kondisi dia sama seperti Red Demon.
"Kau Primaria-lupus ?" tanya Alice pelan pada lelaki tampan dengan rambut pirang. Alice tak mendapat jawaban darinya.
Apakah pertanyaan Alice itu bodoh? Sejujurnya Alice bingung harus berkata apa kepada lelaki itu, mungkin Alice pikir sedikit menenangkan jauh lebih baik.
"Aku juga kehilangan sesuatu yang berharga bukan hanya dirimu saja tapi semua orang, jadi jangan bersikap seolah hanya kau yang sedih sendirian."
"Bagikan kesedihan denganmu," lanjut Alice.
Lelaki itu mendongakan kepala lalu menatap Alice dengan tatapan menyelidik. Sejujurnya dia tidak takut dengan kasta Serigala tapi entah mengapa baru kali ini Alice gemetar melihat lensa lelaki itu yang menatapnya tajam.
"Apakah kau tau rasanya kehilangan seorang mate, Ibumu, Adikmu?"
Alice sadar bahwa kehilangan mate di kasta Serigala sama saja kehilangan kehidupan. Terbukti dari tatapan matanya yang berubah sendu saat membicarakan mate lelaki itu.
"Apakah mate mu akan senang melihat dirimu yang seperti ini, bukankah kau membuatnya lebih tersakiti?"
Laki-laki itu menunduk, dia masih berpikir tentang ucapan Alice. Dia rasa ucapan Alice sedikit ada benarnya. Jika dia selalu sedih seperti ini, matenya pasti akan ikut sedih. Apalagi dia juga sudah berjanji untuk tidak menangisi kepergian ketika matenya sekarat, bukankah terlalu egois jika dia melanggar janji?

KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Mr.Demon
FantasyCOMPLETED #3 in Goddess #2 in word #4 in Vs {1 April 2020} #2 in Demon {8 April 2020} Haruskah melawan takdir yang telah di tentukan atau pasrah dengan keadaan? Siapa saja tolong katakan bagaimana caranya terlepas dari takdir konyol seorang Goddess...