chapter 25.1

804 49 2
                                        


***

Anastasia dengan telaten menyelimuti tubuh mungil Sia. Mengecup lembut kening dan mengucapkan selamat tidur.

Setelah kejadian panah oleh orang tak dikenal tersebut Sia langsung dibawa segera kembali ke rumah, namun anehnya sayap Sia tak kunjung hilang hal tersebut yang membuat Anastasia heran.

Red Demon mengetuk pintu kamar Sia dan berkata, "Anastasia kau sudah tidur? Bisakah kita bicara sebentar?"

Anastasia memang sekarang tinggal bersama Red Demon di tempat persembunyian barunya walau memang masih satu wilayah zero atau daerah netral, Anastasia tak mengetahui alasan pasti Red Demon ikut bersembunyi namun dia bersyukur ada seseorang yang menemaninya dikala susah.

"Mari bicara diluar saja. Belle sudah tidur," ajak Anastasia saat membuka pintu kamarnya dan diangguki oleh Red.

Saat menurut Sia mereka berdua sudah keluar dan menutup pintu kamarnya, Sia beranjak dari tempat tidurnya dan berniat menguping. Sejujurnya Sia tadi hanya berpura-pura tidur saja.

Sia berjalan mengendap-endap mendekati pintu kamar dan syukurlah mereka berdua berbicara tetap diluar kamar Sia sehingga Sia masih bisa mendengar pembicaraan mereka.

"Aku sungguh tak mengerti Red, bukankah segel Belle sudah terkunci lalu bagaimana bisa sayapnya muncul begitu tiba-tiba?"

"Kekuatan Goddess dalam diri Belle pasti memaksa keluar namun hanya dalam bentuk sayap saja, kau tenang saja--"

"Bagaimana bisa aku tenang? Asal kau tahu pasukan Dominic semakin gencar memasuki wilayah ini, dia mengincar Putriku," sanggah Anastasia.

Anastasia merasa takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada anaknya apalagi saat Dominic berhasil mendapatkan putri kecilnya, sungguh Anastasia bisa gila dibuatnya.

"Anastasia sepertinya aku harus segera kembali ke Castil Naga, besok ada pertemuan antar kasta membahas tentang wilayah ini,"

Anastasia menatap lekat manik Red Demon yang menyiratkan kekhawatiran. Red Demon begitu ragu mengatakan hal selanjutnya, dia tak bisa berjauhan dengan Anastasia maupun Sia lebih lama lagi, namun tanggung jawabnya sebagai pangeran kasta demon harus tetap dilakukan pada pertemuan esok.

"Dan Belle anakmu," sambung  Red Demon.

"Kalau begitu kembalilah, aku akan menjaga Belle sendiri," usir Anastasia selembut mungkin.

"Anastasia--"

"Bela saja apa yang menurutmu benar esok saat pertemuan itu dan jangan hiraukan kami, karena apapun yang kau pilih tak akan membuatku lemah dan menyerah begitu saja," pesan Anastasia kepada Red Demon.

Sia yang mendengar hal tersebut  gemetar dibuatnya seolah kalimat itu mampu menyihir tubuhnya begitu pula dengan Red Demon. Dia begitu bangga memiliki seorang sahabat dan cinta pertamanya seperti Anastasia yang tak kenal menyerah.

"Aku mohon apapun hasilnya besok, jangan biarkan Belle dan dirimu terluka sedikitpun." Red memeluk erat tubuh Anastasia yang sekarang begitu rapuh. Anastasia menanggung begitu banyak beban dan luka demi putri kecilnya, selama ini Anastasia sudah berusaha dengan baik.

Pertemuan besok adalah pertemuan yang menentukan hidup dan mati mereka berdua, jika seluruh kasta menyetujui usulan dari Kasta Vampire untuk membunuh Belle untuk mencegah ramalan kegelapan itu terjadi maka Red adalah orang pertama yang akan membawa Anastasia menjauh dari dunia ini atau kalau perlu dia akan bersembunyi di dunia manusia asalkan mereka berdua selamat.

"Aku lelah, Red." Anastasia menguraikan pelukan Red Demon dan membuka pintu kamarnya, amat terkejut ketika mendapati anaknya tengah menatap ia dengan tatapan yang menyelidik.

"Belle," gumam Anastasia dan disusul dengan Red Demon dibelakangnya.

Sia meneguk salivanya susah payah, dia merasa bersalah ketika berhasil kepergok sedang menguping pembicaraan mereka berdua.

"Paman mau ke mana dan kenapa ninggalin Belle sama Ibu sendiri?" tanya Sia sedikit gagap.

"Paman--"

"Aku tanyanya ke Paman bukan ke Ibu," sarkas Sia menimpali Anastasia yang akan membela Red Demon membuat Anastasia langsung terdiam.

Red Demon jongkok dan mensejajarkan tingginya dengan bocah 5 tahun dihadapannya sekarang. Sia mengerucutkan bibirnya, entah kenapa dia sedikit kesal mendengar Red Demon akan pergi.

"Paman mau ke mana?" tanya Sia sekali lagi.

"Paman harus pergi untuk menyelesaikan beberapa urusan," jawab Red seadanya.

"Berapa lama?"

"Hanya besok setelah itu Paman akan kembali kepada kalian."

"Apa kau bisa berjanji akan hal itu, padahal di masa depan kau sering membohongiku," gerutu Sia dengan suara lirih walau jelas terdengar oleh telinga tajam Red Demon.

"Apa maksudmu?" Red merasa heran dengan ucapan anak 5 tahun.

Sia hanya menggeleng-gelengkan kepala lalu mengecup singkat pipi mulus Red Demon dengan seulas senyum, "Jangan lupa kembali, kami menantimu."

Red Demon mengambil sesuatu dari kantong yang ia bawa khusus untuk Sia, "Ini untukmu, dahulu ini milik Ibumu sekarang paman berikan untukmu, paman mohon jaga baik-baik," pinta Red Demon pada Sia.

Sia sedikit terkejut saat melihat sesuatu yang diberikan oleh Red adalah kotak musik dewi yang dulu dikembalikan oleh Anastasia.

"Kenapa harus aku?" tanya Sia sewot, sejujurnya dia bingung apa alasan Red memberikan ini untuknya.

"Karena Paman sayang sama Belle dan benda itu mungkin lebih cocok dimiliki oleh kamu." Red Demon mengelus rambut pirang Sia lalu mengecup singkat keningnya dan beranjak berdiri, "Paman harus segera pergi, lekas tidur dan mimpi indah sweetie," pamit Red Demon.

Sia diam mematung menatap kepergian Red Demon dan saat ia mengedipkan matanya pemandangan di depannya sudah jauh berbeda. Sekarang ia berada di sebuah aula rapat antar kasta yang sudah begitu ramai dengan pakaian yang serempak. Sia melihat Red Demon, Dominic, Ayah Anastasia ikut dalam pertemuan tersebut.

"Kita harus segera menemukan solusi masalah ini, apa kalian tahu bangsa Alie penyihir gelap sudah mulai memasuki dunia Blackstreet dan gerbang-gerbang dari dunia Gheola mulai terbuka sedikit demi sedikit dan ini adalah masalah yang sangat serius,"...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kita harus segera menemukan solusi masalah ini, apa kalian tahu bangsa Alie penyihir gelap sudah mulai memasuki dunia Blackstreet dan gerbang-gerbang dari dunia Gheola mulai terbuka sedikit demi sedikit dan ini adalah masalah yang sangat serius," ucap salah satu petinggi dewan Unblaw.

"Bukankah alasan bangsa Alie bermunculan karena segel Goddess pernah terbuka, maka untuk menyelamatkan dunia ini dari kegelapan bangsa Alie kita harus mengorbankan satu nyawa yaitu Goddess itu sendiri," usul Dominic dengan tatapan yang begitu tajam sontak hal tersebut menyulut emosi dari Red Demon.

"Saya tak setuju, pasti ada cara lain untuk menyelesaikan masalah ini," sanggah Red Demon.

"Kau pikir dengan cara lain akan menyelesaikan masalah ini? Kau harus tahu sumber masalah ini adalah anak itu, Red Demon!" bentak Dominic.

"Anak itu anakmu, brengsek!" Red Demon mencengkeram leher Dominic, mata merahnya muncul dan menandakan ia begitu marah.

"Memang kenapa? Anak itu beban untuk dunia ini dan harys segera dilenyapkan," kekeuh Dominic dengan menyeringai.

Bughh.

Bersambung...

%

Hug Me Mr.DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang