Walaupun sulit akan tetap ku hadapi, hanya untuk dirimu
HugMe&_Mr.Demon
Happy Reading!!!!!!!!!!!Red mengikuti Daniar dari arah belakang. Terkadang dia melihat sekeliling hutan Selatan, perbatasan antara Kasta Angel dan Daerah Netral-daerah yang tak dikuasai kasta apapun, dan tak berpenghuni juga.
Hutan Selatan ini memiliki suhu yang lebih dingin, disini memang tidak terlalu banyak hewan-hewan buas, hutan ini dijaga oleh para peri hutan-sebut saja Flores.Tiba-tiba langkah Daniar terhenti tepat di sebelah Pohon yang sangat besar.
"Disini?" tanya Red dengan dingin
"Penyihir itu hilang disini!"
Red masih berpikir bagaimana cara untuk menemukan penyihir itu, pasti dia bisa bertelepotasi, lalu menghilang-hilang dan kembali.
"Mrs.Daniar kau bisa pergi sekarang?"
"Apa tak apa anda sendirian?"
"Hm"
"Okay, Hati-hati Sir."
Alasan Red meminta Daniar pergi, mungkin saja penyihir itu akan datang jika Red sendirian. Red melihat sekeliling lagi dan berharap penyihir itu muncul.
"Kau tak mau menemuiku? Aku tau kau melihatku disini, aku hanya minta penjelasan, siapapun kamu bisakah meluangkan waktu untuk ku?" Red terlihat sedikit frustasi saat mengatakannya, ia bersandar ke Pohon besar itu sambil menutup matanya.
"Buka matamu!!"
Suara itu berhasil mengejutkan Red dan ia benar-benar terkejut saat membuka matanya dia sudah berada di dalam rumah kayu, Red tebak rumah kayu ini adalah isi pohon besar tadi, tentu saja wanita cantik bersanggul itu memiliki simbol bulan sabit di dahinya.
Red tersenyum simpul melihat wanita itu.
"Selamat Datang di rumahku, Red Demon."
"Kau pasti sudah tau semua tentangku, lalu Aku harus memanggilmu dengan sebutan apa?"
"Panggil aku Sabit"
"Sabit, kau sengaja mengundangku lewat surat itu ya?"
"Kau memang Demon yang cerdas, surat itu bukan hanya sebagai undangan itu juga peringatan."
"Kau mau menjelaskannya Sabit?"
"Kau siap melihatnya?"
Red mengangguk perlahan, tanpa banyak bicara Sabit langsung menggenggam tangan Red dan mengisyaratkan agar Red menutup matanya, dia langsung menurutinya tanpa mengatakan apapun.
Sesaat setelah Red menutup mata, Red serasa jatuh ke dalam jurang-dia hanya melihat kegelapan saja disekelilingnya. Dia terus jatuh ke dasar jurang berulang kali-tidak sakit tapi dia merasa lelah, tak perlu waktu lama dia membuka matanya dan mendapati dia berdiri di tengah Padang rumput hijau yang luas.
"Arghh!"
Suara rintihan kesakitan itu mampu membuat Red penasaran, dia mencari sumber suara itu kesana-kemari.
Butuh waktu lama untuk dia menemukan jawabannya. Kalian tau ekspresi wajah Red saat melihat dirinya yang lain sedang bertempur melawan Vampire, terlihat sangat pucat apalagi Sia berada ditengah-tengah mereka.
"Sia pergi dari situ!" Teriakan Red tentu saja tidak digubris, Red sadar ini hanya alam mimpi dia tak bisa berbuat apapun, yang dia lakukan hanya menonton pertempuran mereka, berteriak keras dan mencaci-mengumpat jika Sia terluka akibat melindungi dirinya yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Mr.Demon
FantasiaCOMPLETED #3 in Goddess #2 in word #4 in Vs {1 April 2020} #2 in Demon {8 April 2020} Haruskah melawan takdir yang telah di tentukan atau pasrah dengan keadaan? Siapa saja tolong katakan bagaimana caranya terlepas dari takdir konyol seorang Goddess...