Chapter 14

1.2K 66 1
                                        

Jika waktu berhenti hal yang pertama ingin ku lakukan adalah memelukmu erat

HugMe_Mr.Demon

Sia pov

Aku yang terfokus oleh tatapan mata Red terbius seketika. Pipiku merah menahan malu atas apa yang telah terjadi.

Dia bilang aku akan baik-baik saja, arti tersiratnya dia akan melindungi diriku. Well, siapa yang akan percaya seorang Red Demon berulangkali menyatakan hal itu.

Oh my God.
Diriku dibuat terbang setinggi ini. Aku harap tidak jatuh terlalu dalam.

"Sia?" Red Demon melambai-lambaikan tangannya di depan mukaku. Ia tampak bingung dengan apa yang terjadi padaku.

Aku melamun!!!!

Goddamit.

Aku terperanjat kaget. "Ah i-iya Mr.Demon?"tanyaku sedikit cengo karena mode gugup kumat tak beraturan.

"Bersiaplah akan ada makan malam bersama kasta Serigala."

"Apakah usulan yang waktu itu?" Red Demon hanya berdeham, lalu berlalu sedetik kemudian. Aku hanya tersenyum melihat tingkah Red Demon yang sepertinya sama sepertiku. Salah tingkah.

***

"Alice, Alice!!" panggilku berulang kali setelah sampai di kamar Alice, namun tak ada jawaban. Hening.

'Sepertinya Alice sedang di luar,' batinku beragumen.

Aku mengetikan pesan singkat kepada Alice.

Alice,kau dimana? cepat kembali aku tunggu di kamarmu!

Alice😗😙😚
Beri waktu 2 menit, aku akan kembali!!

Sambil menunggu Alice datang, aku mendaratkan pantatku ke ranjang Queen sizenya. Menatap seluruh benda-benda yang terbilang cukup unik di kastel Naga ini.

Namun ada satu benda yang menarik perhatianku, sebuah kotak musik dengan ukiran 12 rasa bintang di sekeliling seorang dewi. Tampak indah dan elegan.

Karena terpesona oleh keindahan kotak musik itu, aku membukanya dan mendengarkan alunan melodi yang terdengar merdu dan menentramkan hatiku. Entah kenapa tiba-tiba hatiku sangat emosional, aku merasakan senang, sedih dan marah. Perasaan tersebut bercampur jadi satu, membuat dada ini begitu sesak. Air mataku terus menetes mengikuti alunan lagu. Aku tak tau kenapa begini. Apalagi potongan-potongan gambar terekam jelas di kepalaku menampilkan film hitam putih. Aku melihat seorang wanita dewasa bicara dengan anak kecil agar pergi jauh situasi perang membuat dirinya harus berpisah dengan anaknya sendiri, sang anak mengangguk sambil terisak, anak itu pergi dengan air mata mengalir sepanjang jalan. Dia menyebut nama anaknya 'Belle'.

Brakk.

Alice menutup kotak musik itu agak kasar sesaat dia datang.

"Alice?" gumamku di sela isak tangisku.

"Sia kau tak--"

"Apa itu tadi?" Aku memegang dadaku yang masih terasa sesak. Sepertinya Alice  paham yang aku tanyakan namun Alice hanya diam dan memelukku.

"I- itu ko- kotak musik." Alice menjawab dengan gugup sambil menghapus air mata yang ada di pipiku. "Jangan menangis lagi."

"Alice jawab pertanyaanku apa itu tadi, ada apa dengan kotak musik itu?"

"I don't know, it's not mine! "

"Then?"

Hug Me Mr.DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang