Chapter 24.1

738 63 8
                                        


"Kita akan kemana, Red?" tanya Anastasia yang semakin jengah sudah berjalan di hutan selama 4 hari tanpa arah dan tujuan.

"Aku mohon sabar sedikit lagi," pinta Red sambil menyingkirkan beberapa beberapa ranting pohon yang merunduk hingga menutupi jalan.

Sia hanya memejamkan mata dan mengalungkan kedua tangannya keleher Anastasia, tentu saja kali ini Sia merasa tak berguna dan tak bisa melakukan apapun untuk membantu mereka. Mungkin dengan tidak rewel adalah cara terbaiknya.

"Kenapa kita tak terbang saja menggunakan sayapmu?"

"Listen Ana, itu akan menarik perhatian mereka semua dan akan memudahkan kita tertangkap, jadi jangan berfikir bodoh."

Anastasia mengerucutkan bibirnya, dia merasa begitu bodoh otaknya mungkin berkarat makanya dia tak memikirkan akibatnya sampai situ. Untunglah Sia begitu anteng, membuat Anastasia sedikit tenang dan lebih mudah mengikuti langkah besar Red Demon.

Red Demon melihat ada sesuatu didepan sana sekitar 500 meter dari tempatnya berdiri, dia melihat sebuah pintu diantara dua tebing yang ditumbuhi banyak rerumputan dan pepohonan diatasnya. Red Demon merasa rumah tersebut adalah tempat yang ia cari selama beberapa hari ini.

"Biar aku yang menggendong Belle," pinta Red Demon dan Anastasia hanya menurutinya, dia menyerahkan Sia kegendongan Red.

"Ayo! Sebentar lagi kita akan sampai," ucap Red dan dibawa jemari Anastasia ke dalam genggamannya.

Anastasia merasa aneh dengan gelagat Red Demon namun terlepas dari itu dia bersyukur akhirnya selama beberapa hari perjalanan bisa sampai ke tempat tujuan yang Red maksud.

"Rumah siapa?" Raut wajah Anastasia berubah drastis dan terlihat keningnya sedikit mengerut. Dia tampak aneh ketika pertama kali melihat pintu kayu diantara tanah yang tinggi penuh rumput ini dan sekarang mereka bertiga sedang berdiri tepat di depan pintu.

Red Demon beberapa kali mengetuk pintu rumah tersebut dan belum ada jawaban dari pemiliknya.

"Kau yakin kita ke tempat yang benar?" Pertanyaan Anastasia diabaikan oleh Red sementara itu Red malah main masuk saja ke dalam rumah, otomatis Anastasia langsung mengikutinya dari belakang.

"Hei--"

"Jangan bicara Anastasia," ancam Red Demon.

Anastasia menutup mulutnya, dia melihat beberapa hiasan yang menurutnya sedikit menyeramkan seperti misalnya  kepala kerbau yang masih utuh terpajang didinding rumahnya.

Red Demon semakin mengeratkan pelukannya, Red tau bocah yang ada digendongnya sekarang sedang merasa tidak nyaman, Sia cukup rewel.

Entah kenapa Sia merasa tak ingin berada di sini, hanya saja nalurinya berkata begitu.

Red Demon melihat sebuah bola ajaib diatas meja dan peralatan sihir yang lain, khas sekali ini rumah penyihir yang selama ini ia cari.

Ketika Red akan menyentuh benda tersebut, seorang wanita datang dan berkata, "Dasar tidak sopan!"

Wanita tersebut datang dari luar sambil membawa bebarapa potong kayu bakar.

"Zandaya," ujar Red Demon sambil tersenyum simpul.

"Ck, ternyata kalian yang datang kemari namun," wanita tersebut terlihat menghela nafas, "untuk apa kalian datang kepadaku?"

"Kami memerlukan bantuanmu, Daya."

"Red kau kan tau aku sudah lama sekali tidak bermain dengan sihir, jangan membuatku--"

"Tapi ini demi masa depan dunia Blackstreet dan anak ini." Tatapan Red seketika jatuh kepada Sia yang kini mengigit lehernya dengan bibir mungilnya.

Jangan hujat Sia, Sia melakukan hal ini hanya karena mengikuti nalurinya saja dan itu membuatnya nyaman. Jarang sekali dia bisa bergelayut di tubuh Red Demon dan dia sedang memanfaatkan momentum ini.

"Anakmu?" tanya Zandaya kebingungan.

"Anakku!" sahut Anastasia dengan cepat.

Zandaya manggut-manggut dan tersenyum miring melihat Sia. Zandaya mendekati Sia dan beberapa kali mengendus. Aroma khas bunga lonceng Mei atau lily of the valley.

"Darah campuran?" Angguk Anastasia membenarkan Zandaya.

"Jika kau memintaku untuk menutup segelnya, maaf aku tak bisa," tolak Zandaya.

"Tapi Zan--"

"Kau salah orang, Red." Sanggah Zandaya sambil menaruh beberapa potong kayu bakar ketungku penghangat ruangan.

"Zandaya, dengarkan kami dulu. Belle itu--"

"Red Demon aku mohon jangan memaksa. Kau ingat terakhir kali aku melakukan sihir, aku mengacaukannya." Zandaya menatap sendu, ada kilatan kekecewaan dan kesedihannya dimatanya.

Sudah sangat lama dia tidak melakukan sihir, itu karena dia merasa sangat bersalah atas kejadian saat dia tak sengaja membunuh seseorang karena sihirnya. Zandaya tidak ingin mengulangi lagi, apalagi seseorang itu adalah suaminya sendiri.

"Kau pasti mengetahui ramalan tentang Goddess pemilik mata kesucian, bukankah kau mengerti apa yang akan terjadi jika segel kekuatan itu tidak segera ditutup, apalagi saat ini usia Belle baru beberapa bulan, dia belum siap melawan semua itu. Dia perlu waktu." Red Demon masih berusaha meyakinkan Zandaya.

Zandaya adalah penyihir netral dia tak pernah memihak kasta manapun, dia hanya memihak kepada kebenaran dan dialah yang Red butuhkan.

"Tentu saja tahu karena yang meramal adalah suamiku," ungkap Zandaya sambil tersenyum miris.

Anastasia mengelus punggung Zandaya tulus, namun sejujurnya dia tak mengerti perasaan seorang istri yang kehilangan suami karena dia bahkan sangat membenci Dominic.

"Zandaya, aku tahu kau orang baik. Jika kau tak bisa melakukan hal ini karena suamimu, maka tolong lakukan hal ini demi dunia yang kau tinggali," ucap Anastasia selembut mungkin.

Zandaya bimbang apa yang akan dia lakukan, membantu mereka atau membiarkan saja. Lagi pula dia tak ada sangkut pautnya jika dunia ini memang akan dikuasai kegelapan maka gampang saja dia bunuh diri, itu memang sudah ia rencanakan untuk mengakhiri hidupnya.

'Zandaya aku tahu kau akan melakukannya.' Batin Sia ikut berkomentar, dia percaya kepada Zandaya.

"Ta..ta..ta." Sia merentangkan tangannya kode meminta digendong oleh Zandaya.

Zandaya melihat ke dalam mata balita mungil tersebut dan melihat sesuatu di dalamnya, sebuah keajaiban. Alam semesta terlihat di mata bocah satu ini yang berbinar-binar.

Zandaya yakin dia memang akan membawa perubahan terhadap dunia ini, dunia Blackstreet. Apakah Zandaya tega membiarkan semua ini?

"Ini akan sulit dan memakan waktu lama, apa kalian siap?"

Bersambung...

$

Hug Me Mr.DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang