COMPLETED
#3 in Goddess
#2 in word
#4 in Vs {1 April 2020}
#2 in Demon {8 April 2020}
Haruskah melawan takdir yang telah di tentukan atau pasrah dengan keadaan? Siapa saja tolong katakan bagaimana caranya terlepas dari takdir konyol seorang Goddess...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anastasia tampak fokus melukiskan sesuatu dengan jari lentiknya pada udara di depannya, ya dia sudah terlihat memiliki kekuatan seorang Goddess dan bagi Sia yang melihat, itu sangat menganggukkan.
Anastasia terlihat sangat cantik dengan gaun yang indah itu. Bibirnya yang ranum merah muda membuat siapa saja yang melihatnya ingin mencium.
"Mari Tuan Putri, keluarga Hemilton sudah kemari. Mereka menunggu Anda," ucap salah satu pelayan kepercayaan Anastasia.
Anastasia hanya melirik sekilas lalu tersenyum dengan anggunnya walaupun, senyum itu adalah sebuah pencitraan. Sejujurnya hatinya teriris mendengar kata pernikahan bersama Prince Vampire.
Apalagi Anastasia belum menceritakan semua ini pada Red Demon hal itu yang semakin membuatnya gusar dan dia sedang memutuskan telepatinya dengan Red Demon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hayya,apakah aku sudah terlihat normal?"
"Mohon maaf Tuan Putri saya tak mengerti apa yang tengah dimaksudkan Anda."
Anastasia hanya tersenyum lalu mengambil sebuah kotak musik yang familiar menurut Sia.
'Apakah itu kotak musik milik Mr.Demon yang berada di kamar Alice waktu itu?' batin Sia bicara.
"Hayya, bisakah kau memberikan ini untuk Red Demon?" Anastasia memberikan kotak musik tersebut pada Hayya.
"Tapi Tuan Putri ini diberikan oleh Tuan Red hanya untukmu dan sekarang kau ini mengembalikannya lagi?"
Anastasia menepuk pundak Hayya lalu berkata,"Hayya, aku mengembalikan ini bukan tanpa alasan. Tolong berikan saja padanya."
Sia merasa kotak musik yang diberikan Red Demon kepada Ibu biologisnya itu memiliki makna tersendiri bagi mereka berdua. Ah, seketika Sia teringat dengan beberapa adegan masa lalunya.
Anastasia menghela nafas jengah. "Kau siapa?"
Deg.
Sia terperanjat ketika mendengar Anastasia mengatakan hal tersebut dan raut wajahnya mengarah kepadanya.
Tunggu, Sia belum mencerna semuanya, bagaimana bisa Anastasia melihat dia secara kasat mata? Padahal Arrabella mengatakan Sia hanya sebagai penontonnya.
Sia pura-pura tak mendengar perkataan Anastasia dan hanya diam mematung.
Sedangkan Anastasia malah berjalan semakin mendekat ke arah Sia.
Sia sudah gemetar luar biasa, dia sedang menormalkan degupan jantungnya.
"Kau tak mendengar diriku, Siapa kamu?" tanya Anastasia dan tatapannya tetap tertuju pada Sia.
'Sepertinya dia bisa melihatku, aku harus bagaimana sekarang?' batin Sia.
"Kau--" Sebelum Anastasia menyelesaikan kalimatnya seorang pengawal datang dan berdiri dibalik pintu.
"Ampun Tuan Putri Keluarga Besar Hemilton sudah menanti Anda."
"Baiklah-Baiklah!" gerutu Anastasia, ia langsung membalikkan badannya dan lekas pergi dari kamar kesayangannya ini.
Sia mengelus dadanya tenang, untunglah Pengawal itu datang menyelamatkan dirinya. Jika tidak habis sudah dirinya.
Sia merasa Anastasia dapat melihat dirinya sekarang. Jika itu benar, bukankah Sia harus menjelaskan semuanya?
Harus.
***
Makan malam dua keluarga besar berjalan sedikit menegangkan, pasalnya ini kali pertama kasta yang berbeda mengadakan pertemuan membahas pernikahan.
"Kau terlihat cantik Nona Ana," puji seorang Vampire berkulit pucat dan berkumis tipis menatap Anastasia dengan tatapan yang seolah ingin memakannya.
Anastasia hanya tersenyum simpul dan melanjutkan makannya. Jujur saja Anastasia membenci Vampire barusan.
Dia terkenal dengan julukan 'The Playboy Vampire'. Ada titik dimana dia sangat bersyukur dijodohkan adiknya yang terkenal begitu dingin alih-alih dengan Vampire playboy.
Lihatlah sekarang sang Adik sedang menyantap makanannya dengan begitu datar, seolah hanya itu ekspresi yang ia punya.
Mari kita sebut 'Tuan Datar' ini dengan nama Dominic Hemilton. Anastasia tak bisa membayangkan kehidupan setelah pernikahannya bersama manusia datar, ralat, Vampire datar
"Mr.Hendry saya tak ingin memakan waktu lama untuk perjodohan ini, bagaimana dengan seminggu dari sekarang?"
"Uhuk..uhuk.." Anastasia seketika tersedak mendengar ucapan dari Magna Vampire. Kenapa harus secepat itu, bagaimana dengan semua persiapan pernikahan dalam waktu yang begitu singkat?
Awalnya Anastasia berencana kabur setelah makan malam ini tapi mendengar tuturan Magna Vampire membuat nyalinya semakin menciut karena pastinya setelah ini pengamanan akan semakin diperketat dan tak ada celah lagi untuk Anastasia lari dari pernikahan ini.
"Kau baik-baik saja Nona?"tanya Ryan kakak dari Dominic. Anastasia hanya mengangguk pelan, sedangkan Dominic terlihat sangat acuh tak acuh.
"Tapi bagaimana dengan persiapan pernikahan, apakah cukup seminggu?" kini giliran Hendry yang bertanya.
"Tenang saja semua sudah beres. Kita hanya tinggal mengajukan permohonan pernikahan kepada Dewan Tinggi Unblaw."
Anastasia paham bukan permohonan yang mereka ajukan tapi sebuah manipulasi agar pernikahan ini tetap berjalan. Mereka akan menggunakan cara licik agar pernikahan antar kasta diperbolehkan. Apalagi surat izin dari Dewan Tinggi Unblaw (United Blackstreet World) sangat sulit didapatkan.
Unblaw adalah sebuah perserikatan bangsa-bangsa yang ada di Blackstreet World ini yang keanggotaannya sangat selektif. Hampir mustahil jika mereka tidak melakukan manipulasi mereka akan diperbolehkan.
Dunia ini memang begitu kejam. Anastasia hanya tersenyum miris dengan takdir yang ia miliki sekarang.
Disisi lain Sia sedang mengamati wajah-wajah yang menurutnya sangat familiar di matanya.
Terutama dengan wajah Prince Vampire Dominic Hemilton. Menurut Sia dia sangat tampan, apakah dia adalah Ayah biologisnya? Jika benar maka pantas saja Sia itu cantik karena perpaduan Ayah dan Ibunya.
Sia sekarang sedang berdiri tepat di sebelah Anastasia duduk. Alangkah terkejutnya ketika Anastasia berkata,"Sepertinya hanya aku yang bisa melihatmu, bisa kita bicara setelah ini, Nona?"