chapter 17.1

1K 58 0
                                        

Sia POV

"Apa tak masalah Mr.Demon?" tanyaku

"Hm"

"Baiklah."

Aku menjejalkan kakiku ke sebuah lorong yang gelap, aku tak bisa melihat sedikit pun, namun tetap ku paksakan, hanya ini caranya.

Aku hanya mengikuti arahan Mr.Agra agar berjalan di lorong yang disebut 'Dark Portal'. Kenapa harus?

Karena sesaat kami sampai di kastel Naga. Sudah banyak sekali Demon yang di sana, keadaan sungguh sangat mencekam. Aura disana sangat menegangkan, semua memasang muka sangar sekaligus khawatir. Awalnya aku tak mengerti apa yang telah terjadi.

"Ada apa ini Ayah?" tanya Red Demon saat tiba di ruang tengah keluarga Demon.

"Utusan dari Kasta Vampire telah mengumumkan perang antara kasta kita." Ada kilatan kemarahan dalam mata Mr.Charles yang terlihat.

"Maksud Paman perang dunia ketiga segera di mulai?" tanyaku, kakiku gemetar bukan main, aku hampir terjatuh jika Red Demon tak sigap menopang tubuhku.

"Kau tak apa?" tanya Mr.Red Demon dan aku hanya mengangguk mengisyaratkan bahwa aku baik-baik saja.

"Mereka menginginkan dirimu Ms.Grace Zestasia karena sebentar lagi gerhana bulan akan muncul sangat sempurna untuk mengorbankan dirimu," jelas Mr.Agra menimpali.

Astaga tubuhku sangat gemetar, aku takut. Rasanya ini sangat sulit. Mungkin aku memilih untuk mati saja sekarang, namun genggaman di tanganku sedikit memberikan diriku kekuatan untuk bertahan, ya Red Demon tak melepaskan sama sekali genggamannya.

"Mr.Agra hanya ada satu cara menghentikan peperangan ini, menemukan batu mulia sang Dewi Bumi."

Semua yang mendengar tampak kaget, entahlah mereka sepertinya tak mengira Sabit mengatakan hal tersebut atau memang mereka tahu sesuatu tentang batu mulia tersebut.

"Terlalu berbahaya Sabit." Mr.Agra terlihat tidak setuju dengan pendapat Sabit.

"Tak ada cara lain, ini satu-satunya cara Mr.Agra. Kita harus melakukan ini, apalagi kasta Angel menjadi salah satu kubu dari kasta Vampire." Sabit kembali meyakinkan hal ini.

Akhirnya salah satu Advisor Magna bersuara,dia tampak tenang namun tegas."Saya pikir ini yang terbaik Mr.Agra, sebaiknya kita cekatan jangan mengulur waktu untuk memutuskan hal ini. Kasta Vampire akan terus bergerak, pikirkanlah ini demi kasta kita."

Genggaman tangan Red Demon semakin erat, dia sepertinya takut sama seperti ku, aku sangat takut. Sedangkan Mr.Agra tampak frustasi, ia berulang kali mengusap wajahnya gusar.

"Baiklah sebagai Magna Kasta Demon, saya perintahkan Ms.Grace Zestasia dan Prince Demon untuk menemukan Batu mulia Dewi Bumi, ikuti petunjuk ini."

Saat Mr.Agra mengerahkan telapak tangannya ke atas, entah apa yang ia komat-kamit kan tiba-tiba sebuah gulungan kertas sudah berada di atas telapak tangannya. "Ikuti semua petunjuk ini."

Red Demon menerima gulungan kertas berwarna silver itu. "Mr.Thor, tunjukkan 'Dark Portal' dan kalian ikuti ke mana jalan itu membawa kalian, hanya itu satu-satu jalan yang tercepat."

Thor jika tidak salah adalah Advisor Prince Demon.

Thor dengan sigap. "Baik Sir, mohon kalian ikuti saya."

Alice melebur ke pelukanku, sebelum kami pergi, "Jaga dirimu Sia, aku percaya kau pasti berhasil."

"Pasti Alice, kau juga harus tetap hidup, oke?"

"Iya Sia."

"Aku harus pergi, waktu kita terbatas." Aku melepaskan pelukannya, lalu menggenggam kembali jemari Red Demon.

"Ayo"

"Doa kami menyertai kalian," ucap kompak seisi ruangan ini untuk kami berdua. Kami kompak tersenyum, entahlah seketika ada kekuatan baru di dalam tubuh ku mendengar doa mereka.

Thor memandu kami ke sebuah ruangan, yang pintunya di buka dengan mengungkapkan segel-segel yang tak ku mengerti, mungkin hanya anggota kerajaan tertentu yang tahu segel pintu ini.

"Lurus saja, jangan pedulikan suara-suara yang memanggil kalian dan jangan sampai kalian menengok ke belakang apapun yang terjadi dan jangan menjawab apapun yang mereka tanyakan karena itu akan membuat kalian tersesat. Pandangan kalian harus tetap kedepan mengerti?" Thor menjelaskan amat singkat namun mudah dipahami.

Aku dan Mr.Demon kompak mengangguk mengerti, ini sangat berat. Astaga.

Tiba-tiba bunyi raungan kasta serigala yang ku percaya mereka sudah sampai ke sini untuk membantu Kasta Demon, dan raungan itu pasti menandakan bahwa kasta Vampire dan Angel juga sudah mendekat.

"Cepat masuk!!" Tegas Thor dan sedikit mendorong tubuh kami berdua ke dalam pintu lorong gelap ini. Beberapa saat kemudian pintu ruangan tertutup, namun sekilas ku melihat ada Vampire yang berhasil masuk menembus castil Naga dan berhadapan dengan Thor, namun sebelum semua nya terlihat jelas pintu lorong sudah tertutup dan semakin membuat gelap.

"Hati-hati Sia." Aku mencengkeram lengan Red Demon ketika tak sengaja tersandung sebuah batu yang tak terlihat di mataku saking gelapnya.

Baru beberapa menit ke belakang ada suara yang memanggil kami berdua. 'Kau kah itu Red Demon dan Dewi Bumi itu?'

"Ingat jangan lihat ke belakang dan jangan menyahut apapun," gumam Red Demon di samping telingaku.

Sungguh rasanya aku merinding sekali.Ini sangat menakutkan. Rasa penasaran sangat sulit aku bendung ketika suara lain mengatakan, 'Sia ada cara yang bisa menghentikan perang ini, percaya padaku.'

Perjalanan masih sangat jauh kurasa, lorong ini seakan-akan tak berujung. Ingin sekali ku melihat ke belakang namun sekali lagi Mr.Demon semakin mengeratkan genggamannya. "Sia fokus!!"

Mr.Demon terlihat was-was sekali, jarang sekali ku lihat kerutan di wajahnya seperti sekarang, ya sekarang ada sedikit cahaya entah dari mana asalnya menyinari langkah kami berdua. Apa ini pertanda baik atau malah sebaliknya?

"Mr.Demon aku lelah, sudah begitu lama namun lorong ni tak ada ujungnya." Aku terduduk lemas di tanah, kakiku sudah tak kuat untuk berjalan lagi.

"Berdiri Sia, sebentar lagi kita akan keluar."

"Bagaimana kau tau Mr.Demon?" tanyaku.

"Percaya saja padaku."

"Tapi--"

Sebelum aku menyelesaikan kalimatku terdengar derap langkah kaki yang semakin mendekat ke arah kami. Apakah kasta Vampire berhasil membobol pintu lorong ini?mereka berhasil masuk ke sini? Astaga.

"Sia!!" bentak Mr.Demon yang membuatku langsung berdiri, tak tanggung-tanggung Mr.Demon membopong tubuh ku ala bridal style dan berlari secepat yang ia bisa.

"Siapa itu Mr.Demon, siapa yang mengikuti kita?"

"Kasta Angel dan Vampire."
"Mereka semakin mendekat."
Aku percaya pada indera penciuman Demon yang amat tajam, bau khas milik kasta Vampire dan Angel tercium jelas sampai hidung ku, hingga aku bisa menebak.

"Jangan menengok ke belakang Sia, tatap wajahku!" titahnya dan kilatan mata merahnya itu muncul, menandakan situasi benar-benar bahaya yang ku mengerti tentang maat merah kasta Demon.

Mr.Demon terus berlari secepat mungkin hingga sampai kami ke sebuah tembok penghalang, mungkin ini yang disebut ujung lorong 'Dark Portal'

Tak ada pintu ataupun celah sedikitpun di tembok ini, sedangkan suara langkah yang mengejar kami semakin mendekat mungkin beberapa meter lagi mereka akan menemukan kami.

Lalu sekarang aku harus bagaimana??

Bagaimana kami bisa keluar dari sini?

$

Hug Me Mr.DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang