COMPLETED
#3 in Goddess
#2 in word
#4 in Vs {1 April 2020}
#2 in Demon {8 April 2020}
Haruskah melawan takdir yang telah di tentukan atau pasrah dengan keadaan? Siapa saja tolong katakan bagaimana caranya terlepas dari takdir konyol seorang Goddess...
'Aku tak bisa memilih siapa yang akan kucinta tapi jika ada pilihan antara bertahan atau pergi, apapun yang terjadi aku akan bertahan walau ada 1001 alasan untuk pergi'
Music play on - Usik(Feby) ______________________________________
"Red Red kau tahu lagu ini tidak?"
"Tak"
"Ih aku belum nyanyi tau!" decak kesal dia padaku yang masih acuh tak acuh kepadanya dan lebih memilih fokus untuk mempertajam pedang kesayanganku.
Dan wanita itu bernyanyi dengan riang gembiranya sambil menari-nari, kebiasaan yang tak pernah hilang sejak kami berteman. Dia yang menyanyi dan aku sebagai pendengar setia.
Walau begitu aku tak pernah bosan mendengar nyanyian dia yang selalu diulang-ulang.
"Hey Red, kau ingin tau bagaimana caranya aku melakukan mantra ini?" tanyanya berniat memerkan kekuatan.
Lagi lagi dia menyombongkan hal itu setelah bernyanyi. Mantra dan selalu mantra, tak pernah jenuh ia selalu memamerkan kekuatan barunya. Walaupun kadang gagal mantra yang ia ucapkan tapi dia tak pernah menyerah ataupun mengeluh selalu saja ada alasan dia untuk berfikir positif.
Seperti sekarang dia gagal mengucapkan mantra, bukan wajah murung yang ia tampilkan namun hanya senyum ceria. "Pasti aku kurang berlatih nih, mungkin aku harus sedikit bersabar, bukan begitu Red?"
Aku masih sama, dingin dan datar, aku melirik sekilas ke arah perempuan berambut pirang yang dikepang dengan anggunnya.
"Red jawab!!" rengeknya.
"Iya."
"Dasar Demon dingin menyebalkan."
Namun hal aneh dari perempuan ini jika menyangkut diriku pasti dia akan selalu berbanding terbalik, tidak pernah berpikir positif, ia sering mengumpat dan ngambek karena tingkahku yang selalu saja bisa membuat dirinya naik pitam terutama karena sikap dingin diriku yang tak pernah berubah, katanya.
Dia duduk di sebelahku yang masih sibuk mempertajam pedang kesayanganku, Shiro.
Dia sengaja menyenggol lengan ku cukup kuat hingga pedang yang ada di tanganku jatuh begitu saja ke tanah. Aku menatap dia tajam dan dia malah mencium pipiku lalu kepalanya tersandar di bahuku.
Kebiasaannya jika dia ingin menceritakan sesuatu padaku, awalnya aku merasa risih namun karena sudah terbiasa sekarang aku tidak ambil pusing.
Dan seperti biasa aku meletakkan kepalaku di pahanya dan dia meletakkan kepalanya di samping wajahku, mata kami saling tertutup saat bercerita.
Entahlah mungkin agar lebih menjiwai cerita itu sendiri. Ini sudah kebiasaan kami berdua saat akan bercerita.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa?"
"Red apakah kau akan bahagia mendengar berita ini?" tanyanya padaku dengan suara yang sedikit serak, ini tak seperti biasanya.
"Apa?"
"Aku--"
"--aku dijodohkan dengan Prince Hemilton"
Sontak aku langsung terduduk dan menatap ke arah dia. Sebenarnya aku sudah menduga hal ini, sudah menjadi tradisi kasta Angel harus menikah pada usia 300 tahun tapi bukan dengan antar kasta karena sudah jelas itu dilarang. Namun mengapa dia malah dijodohkan dengan marga Hemilton dari kasta Vampire.
"Antar kasta, bukankah itu dilarang?" tanyaku.
"Entahlah, tapi tetap saja Ayahku dan Magna kasta Vampire memaksa u untuk menikah dengan Prince Hemilton secara diam-diam. Ayahku hanya bilang bahwa ini demi kebaikan semua kasta."
"Aku harus bagaimana, Red aku bingung. Aku tak ingin menikah, aku tak mencintainya kau kan tahu ak--" ucapnya menggantung, ia seperti ragu untuk melanjutkannya.
"Katakanlah," titahku.
"Mereka juga membicarakan ramalan-ramalan masa depan yang tak ku mengerti, ini tentang diriku Red,"
"Dan--"suara dia menjadi serak, aku tahu dia tengah menahan tangis, dengan sigap aku langsung meraih tubuhnya dan membawa ke pelukanku, "Cukup Anastasia.
"Huh huh huh--" Nafas ku tersengal-sengal. Sial ternyata cuma mimpi. Kenapa begitu mengiris hati ku saat mengingat kenangan itu walau itu sekedar mimpi.
Semua mimpi barusan adalah bagian dari masa laluku, sahabat baikku Anastasia adalah hal terindah yang pernah ku temui, namun tetap saja ini begitu menyakitkan saat mengingatnya.
Dan sekarang di depanku seorang wanita yang wajahnya mirip Anastasia dengan bola mata besar yang sayu itu tengah menatap wajah ku cemas. Dia begitu mirip dengan Anastasia, bedannya Sia lebih keras kepala, ia jauh lebih sulit di taklukkan.
"Kau tak apa Mr.Demon?" tanya Sia dengan wajah sangat khawatir, entah mengapa tubuhku spontan memeluk tubuh mungil Sia. Aku benar-benar merasa merindukan Sia karena semua tentang Sia mengingatkanku pada Anastasia.
Dulu aku pernah berjanji untuk melindungi Anastasia namun sekarang hal itu terulang kembali, aku menjanjikan hal itu kepada Sia, Anaknya.
Aku tak akan mengulangi kesalahan yang sama pada Sia, aku tak ingin nasib Sia sama seperti Anastasia, aku tak akan membiarkannya.
Jika ada yang harus mati maka aku yang akan mati, demi Sia dan Anastasia.