chapter 20.2

929 52 2
                                        

Sia berjalan mendekat ke arah gerbang itu, langkahnya gemetar namun dia tetap memaksakan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sia berjalan mendekat ke arah gerbang itu, langkahnya gemetar namun dia tetap memaksakan diri.

Dia harus menemukan jawabannya, harus.
Sia menabrak sebuah dinding yang transparan membuat ia tak bisa masuk ke dalam, sedangkan Red Demon dan Dewi Arrabel sudah meninggalkan altar. Mereka harus menemukan cara lain untuk melawan kasta Vampire.

Sia tak tahu harus bagaimana, namun saat tangannya ditempelkan ke dinding tersebut dan meraba-raba ke semua permukaan dinding lalu tepat saat telapak tangan Sia menempel ke atas dinding, tiba-tiba dinding transparan tersebut mulai retak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sia tak tahu harus bagaimana, namun saat tangannya ditempelkan ke dinding tersebut dan meraba-raba ke semua permukaan dinding lalu tepat saat telapak tangan Sia menempel ke atas dinding, tiba-tiba dinding transparan tersebut mulai retak. Tiba-tiba sebuah ide mengalir ke kepalanya, Sia merasa kalau liontin pemberian Sabit akan berguna sekarang.

Sia melepas liontinnya dan digenggamlah liontin tersebut sambil mendorong dinding transparan tersebut sekuat tenaga.

Brukkkkk

Dinding tersebut hancur dan Sia jatuh ke tanah dengan posisi telungkup. Kepalanya mengenai sebuah kerikil sehingga bagian pelipisnya berdarah dengan sigap dia langsung mengelap darah tersebut.

"Dad, please Ana tak ingin menikah dengan Vampire itu. Ana menyukai seseorang."

"Dad??"

Sia yang mendengar rengekan itu lekas berdiri.Sia melihat ke sekeliling, Sia merasa sangat familiar dengan bangunan ini. Sebuah kamar luas bernuansa arsitektur Spanyol.

Indah sekali dan Sia melihat seorang wanita berambut pirang dengan mata besarnya sedang duduk di lantai sambil memegang kaki seorang pria bermahkota, mungkin dia Raja Kerajaan ini yang jelas lebih tua darinya. Wanita itu merengek namun Ayahnya seolah tak peduli.

"Ana, tak ingin dad."

"Cukup Ana!! Dad tak suka gadis pembangkang!" Pria itu menyingkirkan tangan Anastasia dari kakinya dengan kasar.

Apakah Ana itu Anastasia Ibu biologis Sia?
Jika benar Sia tak menyangka Kakeknya kejam seperti ini kepada Anastasia.
Sia hanya sebagai penonton sekarang, dia tak bisa berbuat apapun.

"Kenapa Dad, bukankah kita musuh kasta Vampire dan sekarang Dad malah menjodohkan diriku dengan makhluk bejat seperti dia?"

Plakk

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Anastasia dan dia hanya meringis kesakitan. Anastasia sangat kecewa dengan sikap Ayahnya, ini kali pertama Ayahnya menampar Anastasia dengan begitu keras.

"Dad--" Mata Anastasia memanas dan sudah berkaca-kaca, dia tak bisa menahan tangisannya lagi.

Ayahnya merasa menyesal sudah menampar Putri kesayangannya. Dia langsung menarik Anastasia ke dalam pelukannya dan Anastasia memukul dada bidang Ayahnya. "I'am sorry dear."

"Dad terpaksa melakukan ini, Anastasia."

Anastasia mendongakkan kepalanya sehingga wajahnya menatap wajah Ayahnya yang merasa bersalah, "Tapi kenapa Dad?"

"Demi menyelamatkan kerjaan kita, Dad  terlanjur terikat perjanjian dengan kasta Vampire dan Dad harus menyerahkan dirimu dear."

"Dad minta maaf."

"Dad tak menyangka mereka meminta mu sebagai menantu Keluarga Hemilton, Tetua kasta Vampire meramalkan sesuatu tentang dirimu."

"Ramalan?"

"Ramalan itu mengatakan kau adalah Dewi Bumi Anastasia, takdir mu sebagai Dewi Bumi dengan anugerah kekuatannya akan muncul jika kau menikahi seorang pangeran dari kasta Vampire," jelas Ayahnya dan Anastasia tak menyangka ia memiliki takdir sebesar yang melekat pada dirinya.

Sia mendengar perkataan Kakeknya tersebut tak bisa berkutik, Ibunya memiliki takdir yang sama dengan dirinya.

"Dad tak bisa melakukan apapun Anastasia."
"Dad tahu kau menyukai Prince Demon, tapi takdirmu membuat mu harus menikah dengan Prince Vampire."

Anastasia terlihat sangat sedih, dia tak mampu berbicara apapun lagi. Dia ingin sekali merubah takdir nya namun tetap saja jalan takdir akan terus berlanjut.

"Lalu Anastasia harus bagaimana Dad?"

"Tinggalkan Red Demon itu."
"Dan terimalah perjodohan ini."

"Dad--"

Hatinya remuk melihat pemandangan didepannya ternyata Ibunya menyukai orang yang Sia sukai. Entah kenapa hal itu membuat hati Sia sakit.

"Keluarga Hemilton akan kemari malam ini, jadi persiapkan dirimu."

Hug Me Mr.DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang