chapter 26.1

294 24 0
                                        

Hari sudah semakin larut dan para petinggi Kerajaan Angel masih berdiskusi mengenai strategi yang akan dilakukan saat perang terjadi.

Sia yang merasa bosan hanya berdiri di depan pintu besar ruangan rapat hanya untuk menguping pun memilih berjalan-jalan bersama pengasuh kepercayaan Anastasia, sekadar room tour.

Setiap Sia melihat sesuatu yang menurutnya baru dia pasti akan bertanya kepada Janu. Kini mereka sedang berjalan di sebuah lorong menuju taman Istana.

"Janu, Si-- eum makasudnya Belle boleh bertanya tidak?"

"Memang Belle ingin bertanya apa?"

"Tapi Janu harus berjanji harus menjawabnya, ya?" Janu manggut-manggut menuruti majikannya yang ingin banyak tahu.

"Bangsa Alie itu siapa? Kenapa mereka mau menguasai dunia Blackstreet?" tanya Sia cukup ragu.

Janu mengelus puncak kepala Sia dengan lembut dan mensejajarkan tingginya dengan bocah satu ini.

"Bagaimana Nona mengetahui mereka?" Janu merasa heran padahal seisi Istana sepakat untuk tidak memberitahu tentang mereka kepada Sia.

"Janu jawab saja, Belle hanya ingin tahu dan merasa penasaran," dalih Sia dan Janu mengiyakan.

"Bangsa Alie adalah Penyihir hitam yang tidak terikat dengan kasta manapun, mereka Bangsa yang bebas yang tak memiliki seorang pemimpin, mereka bergerak tanpa naungan siapapun. Dunia yang mereka tinggali Gheola kini makin hancur karena ulah semena-mena mereka sendiri, oleh sebab itu sebuah Elite Global Gheola memilih Blackstreet sebagai tempat masa depan untuk mereka."

"Hancur? Maksudnya bagaimana?"

"Suatu saat kau akan mengetahuinya sendiri, saya janji." Janu tersenyum masam.

"Lalu, apa hubungannya denganku?" timpal Sia dengan cepat.

"Dunia Blackstreet dan Gheola memiliki dimensi berbeda, antar keduanya dibatasi oleh dinding tak kasat mata dan disegel dengan mantra khusus yang hanya bisa dibuka oleh seorang keturunan terpilih dari Bangsa Heaven, dengan kata lain hanya dirimu yang bisa melakukannya."

"Tapi, tapi kan Belle tidak tahu cara membukanya dan setelah tahu ini aku tak akan pernah mau membukanya," protes Sia dan Janu hanya tersenyum simpul.

"Belle, ingat lah di dalam dirimu terdapat sebuah sihir yang amat besar dan tak menutup kemungkinan sihir itu tak terkontrol membuat dinding perbatasan antar dimensi retak lalu portal ke Dunia Blackstreet perlahan terbuka, tanpa disengaja," jelas Janu panjang lebar dan Sia yang mendengarnya hanya menganga begitu saja.

"Parahnya, portal tersebut jika sekali terbuka walaupun hanya sedikit saja, tak akan pernah bisa tertutup lagi dan jika ada yang memaksa menutupnya maka paling lama hanya bertahan selama 15 tahun setelah itu byarr semuanya akan hancur."

Badan Sia seketika lemas mendengar penuturan dari Janu yang sangat mengerikan. Sia merasa dirinya begitu mengeringkan, dia membuat kekacauan ini tak kunjung padam.

"Kecuali, utusan Bangsa Heaven itu....tiada" ucap Janu dengan tatapan tajam dan  membuat Sia tanpa sadar berjalan mundur.

"Lalu, apa yang terjadi jika Belle tiada?"

Janu memenggam tangan mungil Anastasia, "Gheola akan musnah dan Blackstreet akan aman, singkatnya begitu."

"Kalau begitu Belle meninggal saja,"

"Nona pikir akan meninggal dengan mudah? Bangsa Alie tak akan membiarkan hal itu terjadi, mereka akan selalu mengawasimu di manapun kau berada, jadi jangan berfikir untuk mengakhiri hidup Nona, kubur dalam-dalam rencanamu," pungkas Janu menunjukan smirk anehnya.

Hug Me Mr.DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang