COMPLETED
#3 in Goddess
#2 in word
#4 in Vs {1 April 2020}
#2 in Demon {8 April 2020}
Haruskah melawan takdir yang telah di tentukan atau pasrah dengan keadaan? Siapa saja tolong katakan bagaimana caranya terlepas dari takdir konyol seorang Goddess...
Jangan lupa pencet tombol bintang ya agar aku semangat update dan ketemu kalian semua!
Happy reading
****
"I love you Anastasia."
Sial hati Sia terasa nyut-nyutan mendengar pengakuan Red Demon. Apa wajar seorang anak cemburu pada Ibunya sendiri?
Ya wajar atau tidak wajar Sia sekarang mengalaminya.
Ingin sekali Sia menyumpahi Ibunya tapi mau bagaimana lagi sangat tidak sopan untuk mengumpat pada Ibu yang sudah mengandung selama sembilan bulan. Sia tak ingin jadi anak durhaka apalagi Sia barusan bertemu langsung dengan Ibunya setelah sekian lama.
Sebelum sempat Anastasia menyahut ucapan Red Demon, seorang pengawal datang dan meminta Anastasia agar segera naik ke altar suci untuk prosesi pernikahan Prince Vampire dan dirinya.
"Aku duluan ya Red." Anastasia tersenyum dengan begitu enggan, jujur hatinya sakit dengan keadaan yang menimpa mereka tapi jalan takdir lebih kuasa.
Anastasia terus berjalan menjauh dari Red Demon berdiri dan Sia yang berjalan kesamping Red Demon entah kenapa kakinya ingin mendekat ke Red Demon padahal otaknya terus berkata tidak. Sial tubuhnya tak sejalan dengan otaknya.
Tangan Sia terulur untuk menempuk punggung Red Demon walaupun sejatinya Sia transparan dihadapan Red Demon dan tangannya ikut tembus pandang tapi entah kenapa Red Demon merasa ada sedikit ketenangan karena hal itu tanpa ia sadari.
Anastasia tampak sangat cantik dan anggun memakai gaun itu,sangat cocok untuk wanita cantik sepertinya.
"Anastasia," panggil Red Demon pada Anastasia sontak sang empu langsung membalikan badan dan mengerutkan dahinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau cantik," puji Red Demon tulus. Sia yang disampingnya merasa cemburu, entah kenapa dia iri sekaligus kasihan dengan interaksi mereka berdua. Karena mungkin hari ini adalah hari terakhir pertemuan mereka sebagai sepasang kekasih.
'Stop Sia jangan cemburu ini hanya masa lalu.' Sia menguatkan hatinya. Dia harus kuat dan meyakinkan dirinya semuanya ini masa lalu.
Anastasia menyungging senyum manis untuk sekejap lalu kembali berjalan meninggalkan Red Demon. Semua ini begitu menyakitkan, pujian yang dulu membuat dia bahagia, sekarang hanya rasa sakit dan kecewa yang Anastasia rasakan.
Jujur saja dia begitu menyukai Red Demon dan kalau saja tak ada takdir seperti ini, Anastasia pasti akan memilih menikah dengan orang yang ia cintai, Red Demon.
Resepsi pernikahan berjalan dengan lancar. Pernikahan ini berlangsung tertutup dan hanya kerabat dekat saja dari kedua belah pihak yang datang karena memang pernikahan ini sangat dilarang dan dikecam oleh Dewan tinggi Unblaw, tapi mereka terpaksa mengizinkan pernikahan ini akibat rencana cerdik Magna Vampire dan Magna Angel yang memanipulasi beberapa bukti pelanggaran yang dilakukan oleh anggota Unblaw.
Sia sungguh tak tega dengan Red Demon, wajahnya sekarang terlihat tegar walau Sia tahu itu hanya topeng saja. Buktinya saat akad suci Sia sempat melirik Red Demon yang sedang menetaskan air mata lalu mengelapnya secepat mungkin dan mungkin hanya Sia yang melihat hal tersebut.
Titik lemah seorang pria adalah saat dia menangis hanya karena satu wanita yang begitu ia cintai dan Sia sadar akan hal itu.
Sia merasa semua yang ada di sini penuh dengan kepalsuan, Sia membencinya.
Karena hari sudah mulai gelap, Anastasia juga sudah merasa sangat lelah seharian berpura-pura bahagia maka dari itu Anastasia menuju kamarnya sebelum ia pindah ke Castil Vampire 2 hari lagi. Tentu saja semua itu tak terlepas dengan Sia yang menguntit dia dari belakang. Untunglah kali ini Sia tak terlihat oleh Anastasia.
Saat tiba di kamar alangkah terkejutnya melihat suaminya sudah duduk manis diatas ranjang kesayangannya sambil tersenyum miring seolah mengejek Anastasia.
Sia ingin melompati waktu lagi ke waktu yang lain dengan segara, dada Sia sudah sangat sesak di sini.
Ayah biologis Sia mari kita sebut Dominic ini membuat Sia begitu kesal melihatnya. Bagaimana tidak dia memperlakukan Anastasia dengan begitu kasar saat hanya ada mereka berdua, ya walau Sia yang ketiga diantara mereka.
"Dengar baik-baik Nona Anastasia, saya tak akan pernah mencintaimu jadi jangan pernah berharap lebih padaku, karena kamu hanya pembawa sial untuk hidupku. Camkan itu!" Dominic mengatakan hal tersebut dengan tatapan penuh kebencian, dia mencengkeram kuat kedua pipi Anastasia dan didongakan secara paksa agar melihat dirinya yang lebih tinggi.
Hal tidak terduga yang Sia lihat adalah ketika Anastasia meludahi muka Dominic sambil tersenyum puas.
"Kau pikir aku akan berharap pada makhluk menjijikkan seperti mu?Cihh!"
Plakk...
Sebuah tamparan mendarat mulus kepipi Anastasia hingga sudut bibirnya terluka dan berdarah.
Sia ingin sekali menyeret tubuh Dominic dan melemparnya ke lantai bawah .Persetan dengan kata durhaka pada ayahnya.
"Berani macam-macam dengan Dominic, neraka menantimu!"
Setelah mengucapkan hal itu Dominic lantas menyobek bagian atas gaun Anastasia hingga membuat sebagian tubuhnya terlihat.
"Bukankah ini malam pertama untuk kita?" tanyanya dengan sebuah smirk yang begitu licik.
Siapa saja tau akan ada badai yang terjadi pada mereka berdua. Hawa-hawa mencekam sudah sangat kental di ruangan ini sekarang.
"Selamat datang di neraka sayang."
Anastasia melotot mendengar Dominic berbicara hal itu. "Kau--"Sebelum Anastasia mengucapkan hal itu mulutnya sudah disumpal dengan bibir Dominic.
'Oke Sia ini bukan tontonan anak kecil sepertimu, mari pergi dari ruangan panas ini.'
Sontak Sia langsung membalikan badan dan berjalan membelakangi mereka untuk ke pintu keluar kamar ini. Matanya sudah sangat tidak suci sekarang ketika melihat adegan panas.
Sebelum menutup pintu kamar, Sia sempat mengintip ciuman panas mereka ya walaupun sebenarnya berkali-kali Anastasia memukul dada bidang Dominic untuk melepaskannya, tapi tetap saja Dominic lebih kuat dari Anastasia.
"Mereka sedang membuat diriku lewat jalur perkosa? Dasar ayah laknat," gumam Sia dan menyenderkan tubuhnya didepan pintu kamar.