Nb. Ace Arsenio Grids bisa dipanggil Ace atau Arsen.
Sekarang aku bikin part balik lagi ke cerita antara Red sama Sia
"Tak masalah kau membenciku, asal jangan datang kepadaku saat kau butuh."
HugMe_Mr.Demon
Hari ini Sia tengah disibukkan dengan pekerjaannya sebagai penulis, walaupun sekarang dia tinggal di dunia Blackstreet, tidak menghalanginya untuk mencurahkan hobinya.
"Sia." Suara Alice memecahkan keheningan diantara mereka. Sia hanya bergumam sebagai jawaban.
"Apa kau sudah lebih baik?" Nada bicara Alice sedikit khawatir dan Sia paham bahwa Alice membutuhkan penjelasan.
"Alice, aku tak tau apakah ini baik atau tidak, tapi ku harap aku baik-baik saja"
Alice masih belum mengerti apa yang tengah terjadi kepada Sia, apalagi kejadian kemarin yang membuat pikiran Alice khawatir.
"Apa kau belum siap untuk menceritakan nya kepada ku?"
"Maaf Alice, semua ini terlalu rumit bagiku, mungkin jika aku punya sedikit keberanian pasti aku tak akan menyembunyikannya darimu."
Alice menaikan wajah Sia agar menatap kearah dirinya, Sia terlihat begitu rapuh. Semua ini pasti sangat berat untuknya. Tak mungkin jika Alice menambahkan beban pikiran kepada Sia. "Ini pasti sangat berat untukmu, jangan khawatir kami semua pasti akan melindungi mu, kau harus bertahan."
Sia tersenyum simpul dan langsung memeluk erat tubuh Alice. Sedikit membuat dirinya tenang.
"Sia, Kak Red menunggumu di depan"
Sia melepaskan pelukan dan mengernyitkan dahinya, "Telepati?"
"Hm, dia ingin mengajakmu pergi, cepat lah dia tak suka menunggu."
"Baiklah."
"Untuk apa dia mengajakku, apalagi malam-malam seperti ini. Kuharap semuanya baik-baik saja." Begitulah batin Sia berargumen sambil menuju ke tempat Red berada.
HugMe_Mr.Demon
"Sekarang kita mau kemana?" tanya Sia kepada Red yang sedang fokus menyetir mobil. Sudah dua jam berlalu dan mereka tak kunjung sampai ke tempat tujuan yang entah di mana.
"Nanti kau akan tahu sendiri."
Yap, kata-kata andalan Red membuat Sia semakin penasaran, butuh berapa lama lagi untuk sampai.
Sekitar 30 menit kemudian, Red memarkirkan mobilnya di dekat sebuah villa di daerah dataran tinggi.
"Ini." Red menyodorkan selembar kain merah ke arah Sia dengan tatapan sedikit mengintimidasi.
"Untuk apa?"
"Tutup matamu dengan kain itu."
"Kenapa?" Tentu saja Sia sangat penasaran dengan permintaan konyol Red.
"Sia pakai!"
Apalah daya Sia, dia hanya bisa menuruti perintah Red, apalagi intonasi bicaranya sudah sedikit meninggi. Red tak ingin dibantah sedikit pun, jadi Sia harus mengalah daripada menyebabkan keributan lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Mr.Demon
FantasyCOMPLETED #3 in Goddess #2 in word #4 in Vs {1 April 2020} #2 in Demon {8 April 2020} Haruskah melawan takdir yang telah di tentukan atau pasrah dengan keadaan? Siapa saja tolong katakan bagaimana caranya terlepas dari takdir konyol seorang Goddess...