Chapter 24

1.1K 58 1
                                    

Vino yang sejak tadi diam menunggu bel pulang berbunyi pun, segera bersuara. Ia ingin menceritakan perihal tadi pada Arga. Lantaran, Arga tidak bersamanya tadi saat di lapangan.

"Ga, lo tadi sempet liat kejadian di lapangan?" tanya Vino pada Arga.

"Gak, cuma denger."

"Ngeselin banget, tuh, cewek. Dia mau ngebocorin hubungan masa lalu lo sama dia, di depan semua orang. Gila gak, tuh?" kesal Vino mengingat kejadian di lapangan tadi.

"Dia itu cantik, sebenernya baik juga. Tapi sayang, dia udah terobsesi sama lo, Ga. Jadi gitu kelakuannya. Dia bukan Flowra yang kita kenal dulu," ujar Dion seraya menatap Arga dengan wajah yang santai.

"Jujur, ni, perasaan gue gak enak." David tiba-tiba saja berucap seperti itu pada Arga.

"Gak enak kenapa?" balas Arga dengan raut yang bingung.

"Feeling gue gak enak. Lo harus pantau Putri terus, Ga. Gue gak yakin kalo Flo bakalan berhenti gitu aja buat dapetin lo."

"Lo, kok, bisa ngomong kaya gitu?" ucap Vino menatap David.

"Curiga aja, apa salahnya buat jaga-jaga. Gue tau Arga udah sayang banget sama Putri, begitupun sebaliknya. Yang pasti, akan ada hal yang janggal antara Flo juga Putri. Apalagi kita tau Flo itu orangnya gimana. Si ambisius, yang kalau katanya A ya A. Mau dengan cara baik atau jelek sekalipun, harus bisa dapetin hal itu. Gue cuma takut, akan ada kejadian setelah ini." David menjelaskan dengan lugas pada Arga, perihal Flowra yang ambisius untuk mendapatkan apa yang dia mau.

Mereka menganggukkan kepala tanda mengerti akan ucapan David. Seusai itu, mereka keluar kelas dengan langkah yang beriringan.

***

Vina dan Keyla, sudah pulang duluan bersama David dan Dion. Sementara Vino, juga pamit pergi setelah melihat hanya ada Arga dan Putri saja di sana.

Kini, Putri tengah menatap Arga dengan lekat, dan Arga pun melakukan hal yang sama. Sampai akhirnya, Putri memutuan kontak mata itu terlebih dahulu.

"Pulang, yuk! Udah sore," ujar Putri mengajak Arga pulang bersama.

"Iya, sayangnya aku." Arga menjawab seraya tersenyum manis.

Wajah Putri bersemu merah, bahkan jantungnya berdetak dengan cepat. Putri melangkah terlebih dahulu ke area parkir, lantaran ia tidak mau ketahuan, jika dirinya sedang menyembunyikan pipinya yang kini merona.

Arga tertawa melihat Putri yang salah tingkah. Ia senang, melihat Putri seperti itu karena ulahnya. Kemudian ia pun segera menyusul Putri yang sedang menunggu di area parkir.

"Tuhan, jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan aku dari mimpi itu. Tapi jika ini memang nyata, tolong jangan jauhkan aku dengan dia. Aku sangat menyayanginya. Dia orang yang membuatku nyaman dan membuatku selalu tersenyum setiap kali melihatnya. Terima kasih, Tuhan, telah menitipkan seorang gadis cantik dan baik untukku." Arga mengucapkan itu dalam hati seraya melangkah menyusul Putri. Ia merasa bersyukur telah mengenal sosok Putri. Karena kehadiran seorang Putri Natasya Wijaya, membawa banyak perubahan dalam dirinya dan kehidupannya.


_________

Terima kasih ❤

Cold Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang