CHAPTER 1

16.9K 387 24
                                    

Please jangan paksa gue buat ketawa, sedangkan hati gue aja udah nggak punya tenaga buat tersenyum.
~Zoyana Felishia Athala~

Zoyana Felishia Athala baru saja menjejakan kakinya setelah keluar dari pesawat ketika angin menerpa wajah cantiknya. Ia tersenyum tipis kepada pemuda tampan yang tersenyum sumringah kepadanya. Sudah setahun lebih ia tidak melihat kakak kesayangannya itu,  Zio Putra Athala.

Ketika Zoya sudah berada didepannya dengan menarik sebuah koper, Zio langsung menarik adiknya itu ke dalam dekapannya.

"Yana, Io kangen. " bisik Zio tepat di telinga Zoya. Zoya memang akrab dipanggil Yana oleh orang-orang terdekatnya. Dan Zoya juga lebih suka memanggil Zio dengan sebutan Io.

"Yana juga kangen Io." Zoya membalas pelukan sang kakak tak kalah erat sambil tersenyum tipis ketika merasakan kehangatan sang kakak yang sangat dia rindukan.


 Zio melepas pelukannya dan merangkul bahu Zoya dan mengarahkannya menuju mobil sport silver yang terparkir manis di parkiran bandara itu.

"Come on. Lo pasti capek banget. Papi sama mami udah nunggu." kata Zio sambil memasukan barang-barang Zoya ke bagasi mobil.

Dalam beberapa menit, mobil itu sudah keluar dari kawasan bandara. Di dalam mobil tak terdengar suara sedikitpun. 

Zoya menatap datar keluar jendela.  Sementara Zio memfokuskan tatapannya ke jalan raya sambil sesekali melirik adiknya.

Merasa risih dengan suasana itu, Zio pun berinisiatif membuka percakapan, "Gimana sekolah lo di Aussy?"

"Baik." jawab Zoya tanpa menatap kakaknya.

What? Setahun nggak ketemu dan Zio cuman dapat jawaban singkat bin datar dari sang adik? Yah, namanya juga ice princess. Author sih, ngasih judul nggak pake mikir_- Ok gaje ~_~ Back to the story 😅

"Keadaan perusahaan di sana baik?" tanya Zio lagi.

"Hm." jawab Zoya masih dengan menatap kaca mobil.

Zio menatap sendu adiknya. Entah kenapa dia merindukan sosok manis itu. 

"Udah setahun lebih dan es batunya belum mencair juga." Zio terkekeh pelan sambil kembali menatap jalanan dihadapannya.

Kali ini ucapan Zio sukses membuat Zoya berbalik dan menatap kakaknya penuh arti. Zoya menyandarkan kepalanya ke bahu sang kakak dan menutup matanya, "Gue udah kehilangan sebagian nyawa gue, kak. Lo tau itu. Please jangan paksa gue buat ketawa, sedangkan hati gue aja udah nggak punya tenaga buat tersenyum."

Zio terdiam. Tak mau memperburuk mood adiknya itu. Zio tau betul apa yang dimaksud oleh Zoya.

Zoya pun terlelap di bahu kakaknya. Merasakan napas adiknya yang sudah mulai teratur,  Zio memperbaiki posisi duduknya dan membiarkan Zoya bersandar di dalam dekapannya.

Satu tangannya memegang setir mobil dan satunya merangkul bahu Zoya. Ia memgusap pelan kepala adiknya dengan penuh sayang, "Lo kesayangan gue, na. Sekalipun kita nggak selalu bisa ngumpul sama papi mami, kita selalu berdua sejak kecil. Gue tau bener dibalik tembok es  yang lo buat, ada sosok Yana yang hangat. Gue nggak bakalan biarin sosok itu hilang selamanya. Zio sayang Yana." Zio mengecup kening adiknya dengan penuh sayang.

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang