Acara Peresmian

6.3K 361 1
                                    

Pukul 4 sore,
Danial tiba di rumah Lina, tapi cewek itu belum juga siap. Danial menunggu di ruang tamu bersama dengan adiknya.  Cowok itu paham jika cewek selalu lama kalau dandan, tetapi dugaan Danial salah besar, Lina sudah selesai bersiap dan menemuinya.

"Biasanya cewek kalau dandan sukanya lama, tapi kenapa lo cepet banget?" tanya Danial.

"Lo jadi orang kepo banget," jawab Lina sengak.

"Jawabnya yang lembut dong."

"Suka-suka gue dong!"

"Ya udah, ayo berangkat."

"Adik lo mana?"

"Di mobil."

Lina dan Danial berjalan menuju ke mobil yang di parkirkan di halaman depan. Danial masuk ke mobil lalu memasang sabuk pengaman, sedangkan Lina duduk di bagian belakang sopir bersama dengan Adelia.

"Kok duduk di belakang sih?" protes Danial.

"Eh lo gak usah kebanyakan protes deh! Udah kaya emak-emak aja," ucap Lina kesal. "Lo kalau cerewet lagi, mendingan gue berangkat pakai mobil gue sendiri," ancamnya.

"Eh jangan dong!"

"Makanya lo diam saja, jangan cerewet kaya emak-emak!"

***

Silva menuju ke tempat peresmian dengan naik taksi. Saat di tengah jalan, tiba-tiba jalanan menjadi macet, Silva heran tidak biasanya jalan yang dilalui ini menjadi macet.

"Ada apa, Pak?" tanya Silva kepada sopir taksi.

"Sepertinya ada kecelakaan di depan," jawab sopir taksi tersebut.

Lina keluar dari taksi dan berlari mendekat ke tkp. Dia terkejut melihat anak kecil yang tertabrak mobil, Silva segera menggendong anak kecil yang sudah berlumuran darah. Saat mau menuju ke taksinya, dia dihentikan oleh seseorang.

"Pakai mobil gue aja," ucap Vano.

"Tapi taksi gue gimana?" tanya Silva.

"Itu urusan gampang."

Silva langsung masuk ke mobil Vano, cowok itu mengendarai mobil dengan mengebut supaya cepat sampai di rumah sakit. Setelah tiba disana, para suster membawa anak itu ke dalam ruang rawat.

Silva duduk di kursi yang tersedia di luar ruangan. Vano juga ikut duduk di sampingnya, cowok itu memperhatikan baju Silva yang sudah berlumuran darah.

"Kenapa lo mau nolongin anak itu tadi?" tanya Vano.

"Sesama manusia harus saling tolong menolong, kan?" jawab Silva.

"Tapi kan lo gak kenal sama anak itu."

"Meskipun gue gak kenal, lalu anak itu dibiarkan begitu saja, gitu?"

"Terserah lo deh."

Silva dan Vano saling diam, tidak ada satu kata keluar dari mulut mereka. Tak selang lama, orang tua anak itu datang sembari menangis.

"Kalian orang tuanya?" tanya Silva.

"Iya, kami orang tuanya. Kamu yang bawa anak saya ke rumah sakit?"

"Iya, saya dan Vano yang membawanya kemari."

"Terima kasih banyak ya, Nak."

"Tidak perlu berterima kasih. Kalau gitu saya pamit dulu."

Silva lalu pergi diikuti oleh Vano. "Lo gak ke acara peresmian?" tanya Vano.

"Gak keburu, mending lo aja yang kesana," jawab Silva.

Silvano [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang