"Eh bos, gue dengar-dengar lo nembak cewek ya, siapa?" tanya Andhra kepo.
"Nembak Silva, kan?" Lina baru saja datang dan langsung menyahut ucapan Andhra.
Vano memperhatikan Lina dengan tatapan tidak suka. "Tahu darimana lo?"
Lina tersenyum miring. "Gue gak yakin kalau Silva bakal nerima lo jadi pacarnya."
Vano berdiri di hadapan Lina. "Maksud lo apa, heh?!"
"Gue tahu tipe cowok Silva itu seperti apa. Dia suka cowok yang baik, kalem, gak banyak tingkah, gak suka berantem dan bolos, dan pintar, kaya Devan. Bukan cowok kaya Lo!" Lina menunjuk wajah Vano.
"Li pikir gue gak pantas buat dia, gitu?"
"Gue kasih tahu ke lo, Devan sudah menyatakan perasaannya ke Silva, dan kemungkinan besar dia bakal jadi pacarnya. Karena apa? Karena Silva sudah suka Devan sejak kelas sepuluh."
Vano mengepalkan tangannya marah. Lina hanya tersenyum miring sebagai tanda mengejek. Vano memilih untuk pergi dari tempat itu secepatnya. Perkataan Lina ada benarnya, mana mungkin ada cewek yang mau dengan cowok seperti dirinya, suka tawuran, suka bolos, suka bikin masalah dan masih banyak lagi.
***
Vano tidak sengaja bertemu dengan Silva di halte bus. Dia menghampirinya, sebenarnya dia masih ragu dengan Silva. Perkataan Lina masih terngiang-ngiang di telinga dan dia terus-terusan memikirkan tentang Devan.
"Mau gue antar pulang?" tanya Vano datar.
"Gak usah, nanti repotin lo." Silva menolak tawaran Vano.
"Ya udah. Cepat pulang! Sebentar lagi bakal ada tawuran di daerah sini."
Silva berdiri dari tempat duduknya. Dia sudah tahu persis siapa yang bakal tawuran. "Bisa gak sih, lo gak tawuran melulu."
"Suka-suka gue dong mau tawuran atau gak." Vano berkata sengit.
Silva menggembuskan napasnya kasar. "Apa sih yang lo dapat dari tawuran? Kasihan orang tua lo, reputasi mereka bisa rusak."
"Udah deh, lo gak usah sok ceramah di hadapan gue!"
Silva terdiam sebentar. "Gue gak maksud ceramah-- gue mohon sama lo jangan tawuran!"
"Lo itu siapa gue sih?! Pacar? Bukan, tapi kenapa lo ngekang gue dan melarang-larang gue? Punya hak apa lo buat ngatur-ngatur hidup gue?"
Kata-kata Vano benar-benar membuat hati silva bergetar hebat. Yang dikatakan Vano memang benar. "Lo benar, Van. Gue bukan siapa-siapa lo, jadi percuma juga nglarang lo buat melakukan yang hampir sudah menjadi bagian dari hidup lo...."
"Lo bisa pergi tawuran sekarang, tapi jangan harap lo bisa nemuin gue lagi setelah ini!" Silva langsung masuk ke bus yang baru saja datang.
Vano masih terpaku dengan kata-kata terakhir Silva. Dia mengacak-acak rambutnya yang tidak gatal dan memukul tiang yang menjadi penyangga halte bus.
"Shitt!!" Vano pergi menuju ke tempat tawuran.
Tawuran sebentar lagi akan terjadi antara geng OrionAlthair dari SMA Andromeda dengan geng Rigelius dari SMK Acapella. Mereka bertemu di lapangan yang luas tapi sepi dan jauh dari tempat warga sekitar, jadi mereka bebas tawuran sepuasnya.
Vano dan Alvaro saling berhadapan. Mata mereka sama-sama menatap tajam dan penuh kebencian. Dulunya mereka berdua adalah sahabat dekat, tapi sekarang mereka bahkan tidak mau mengenal satu sama lain lagi. Bahkan mereka berdua jika bertemu saja tidak pernah bertegur sapa sama sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/188152850-288-k526811.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Silvano [Terbit]
Teen Fiction⚠Awas dibikin gregetan dan baper sama kisah Silva dan Vano⚠ [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT! Proses Revisi!!!] PART MASIH LENGKAP! Vano Viandra Putra, seorang ketua geng OrionAlthair yang sangat terkenal di kalangan siswa, guru, maupun masyarakat. Sika...