Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Silva sudah bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya. Dia tidak boleh terlalu kecapekan melakukan pekerjaan dan tidak boleh banyak pikiran serta menjaga pola makan.
Sejak saat Silva tahu bahwa Vano bingung memilih antara dirinya atau Renata, dirinya memutuskan untuk mundur secara teratur. Dia perlahan-lahan melupakan perasaannya kepada Vano dan hanya menganggapnya sebagai temannya sejak kecil, tidak lebih dari itu.
"Sil, lo yakin mau relain Vano buat Renata?" tanya Lina.
"Dia jauh lebih membutuhkan Vano daripada gue, lagian gue masih ada Alvaro dan Haikal yang tak kalah perhatian sama gue," jawab Silva santai.
Hari ini para siswa kelas dua belas SMA Andromeda akan mengadakan kunjungan ke desa-desa yang terpencil. Mereka akan berangkat sore nanti, dan bakal ada kurang lebih lima bus yang akan pergi mengantar.
Lina dan Silva menyiapkan semuanya. Mereka akan satu bus dengan inti anggota OrionAlthair yang terkenal berisik dan tidak bisa diam. Mau tidak mau, Silva harus satu bus dengan Vano.
"Sil, gue duduknya sama lo, ya?" Pinta Regina.
"Ok, sama siapa saja gue gak masalah, asal jangan cowok." Silva menyetujui permintaan Regina.
Para siswa masuk ke busnya masing-masing. Mereka akan melakukan perjalanan yang lumayan panjang. Silva duduk di dekat jendela, di sampingnya ada Regina, sedangkan depannya Lina dan Ariena, di belakangnya adalah Risma dan Raina.
Silva lebih memilih melihat luar dari jendela sambil mendengarkan musik dari earphone miliknya. Regina tidak mau mengganggunya karena dia tahu kalau Silva sedang tidak mood untuk bicara.
"Guys... mau lihat penampilan gue gak?" Rezvan berdiri sembari memegang mikrofon.
"Gak!!"
"Jahat banget kalian, padahal suara gue itu merdu."
"Merusak dunia, maksud lo?" Sindir Regina.
"Jahat lo! Kalau gitu Silva saja yang nyanyi, setuju?"
Rezvan melihat ke arah Silva, tapi cewek itu sepertinya tidak memperhatikannya sama sekali. Dia seperti melamunkan sesuatu. Regina menyenggol lengan Silva, dan membuat cewek itu terkejut.
"Ada apa?" tanya Silva.
"Gak ada apa-apa," jawab Regina.
Silva lalu memasang kembali earphone yang tadi dia lepas. Dia tidak memedulikan keadaan bus yang sudah menjadi ramai karena ulah Rezvan dan teman-temannya.
Vano yang duduk di paling belakang-- sejak tadi memperhatikan Silva. Dia memutuskan untuk menghampirinya. Regina dia usir terlebih dahulu supaya dia bisa dekat dengan Silva.
"Jangan lama-lama!" Omel Regina.
"Iya."
Vano duduk di sebelah Silva, tapi cewek itu tidak menyadarinya sama sekali. Vano menarik sebelah earphone miliknya dan memakainya di telinga.
Silva langsung menoleh ke samping. Dia terkejut mendapati Vano yang sudah berada di sampingnya sambil memejamkan mata dan melipat tangan di dada. Silva tidak terlalu peduli dengan keberadaan Vano. Dia menarik earphone miliknya yang terpasang di telinga Vano.
"Sil, kenapa lo menjauhi gue?" tanya Vano.
"Gue gak menjauhi lo, perasaan lo aja kali," jawab Silva ketus.
"Masa sih?" Vano meletakkan kepalanya di pundak Silva.
Silva yang merasa risih dengan Vano langsung mencubit lengan cowok itu. "Ngapain sih lo nyandarin kepala lo di pundak gue?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Silvano [Terbit]
Genç Kurgu⚠Awas dibikin gregetan dan baper sama kisah Silva dan Vano⚠ [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT! Proses Revisi!!!] PART MASIH LENGKAP! Vano Viandra Putra, seorang ketua geng OrionAlthair yang sangat terkenal di kalangan siswa, guru, maupun masyarakat. Sika...