Putus

3.9K 267 0
                                    

Sikap Vano kepada Silva berubah drastis. Dia menjadi cuek, dingin, dan tidak peduli lagi pada Silva. Meskipun begitu, Silva berusaha untuk meminta maaf kepada Vano juga dia sudah membuatnya sakit hati hingga membuat dirinya berubah.

Silva sudah mencoba berbagai cara supaya Vano kembali seperti dulu. Vano yang selalu peduli, selalu menjaganya, bersikap baik, dan ramah. Dia berusaha untuk menjaga hati Vano, tapi cowok itu tidak pernah mau mengerti tentangnya.

"Van, gue salah apa ke lo hingga lo jadi kaya gini?" tanya Silva lelah.

"Salah lo itu karena terlalu cinta sama gue, dan sekarang gue gak punya perasaan apapun ke lo. Gue suka sama cewek lain," jawab Vano lantang.

Mendengar pengakuan Vano bahwa dia menyukai cewek lain membuat hati Silva hancur berkeping-keping. Perjuangannya selama ini tak pernah bernilai dimata cowok itu.

"Lo pantas bahagia bersama orang yang mempu membahagiakan mu, dan orang itu bukan gue." Silva berjalan menjauhi Vano, dia tidak mau terluka cukup dalam lagi.

Vano sengaja membuat Silva menjauh darinya. Dia tidak mau kehilangan Silva, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Mungkin itu jalan terbaik untuk mereka berdua.

Disisi lain, Alvaro memergoki Nando sedang mengonsumsi narkoba dan menawarkannya ke beberapa orang dekatnya. Dia melihat ada anggota OrionAlthair juga mengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu.

"Nando! Gue udah bilang ke lo, jangan mengedarkan narkoba!" Alvaro menarik kerah baju Nando.

"Kenapa lo gak ikut saja?" Nando malah mengajak Alvaro mengonsumsi narkoba.

Alvaro memukul wajah Nando dengan keras. Dia menghajar habis-habisan cowok itu. Alvaro sudah muak menghadapi sikap Nando yang selalu membangkang perintahnya dan suka bertingkah laku sesuka hatinya.

Alvaro lalu mengambil semua narkoba tersebut dan langsung membakarnya hingga hangus. Nando sepertinya tidak terima dengan apa yang dilakukan Alvaro. Dia memukul Alvaro hingga cowok itu babak belur.

"Lo pikir beli barang itu gak pakai duit?!" Nando memukul perut Alvaro dengan keras hingga dia memuncratkan darah.

"Percuma lo punya duit tapi buat beli barang haram," ucap Alvaro.

Tiba-tiba terdengar suara sirine polisi. Semua orang langsung merasa panik. Sebelum menghajar Nando, Alvaro terlebih dahulu menghubungi polisi dan memberitahu ada pesta sabu di dekat markas gengnya.

Polisi langsung menangkap semua orang yang terlibat dalam penggunaan narkoba. Nando mencoba kabur dari polisi, dia sangat jago dalam urusan kabur. Buktinya, dia bisa lari dari polisi.

"Terima kasih atas kerja samanya," ucap seorang polisi.

"Sama-sama, pak. Di tempat ini sudah beberapa kali digunakan sebagai tempat pesta narkoba, tapi baru kali ini saya menyaksikan sendiri hal itu. Kalau bisa sebaiknya bapak cepat menemukan Nando yang kabur itu," kata Alvaro.

"Baiklah, pak. Kami akan segera mencari tahu keberadaannya."

***

Silva berkumpul dengan pak Azam dan Bu Kirana. Mereka sepertinya sedang membahas sesuatu hal yang sangat serius.

"Apa benar jika pak Agus dan bu Tina itu orang tua kandungmu?" tanya pak Azam.

"Benar, Pa," jawab Silva.

"Kalau gitu, kamu bakal pergi dari rumah ini," ucap bu Kirana sedih.

"Mama tenang saja, aku gak bakal lupain papa sama mama. Bagaimanapun juga, kalian berdua orang tua yang telah merawatku sejak umur tujuh tahun sampai sekarang."

Silvano [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang