Sakit Hati

3.9K 254 4
                                    

Silva sampai di kantor polisi begitu mendapat kabar bahwa kakaknya terbukti membawa narkoba. Silva tidak percaya jika kakaknya melakukan hal itu.

Silva menemui kakaknya dengan diawasi oleh petugas kepolisian. Saat itu, dia tidak sengaja melihat Vano yang berada di kantor polisi.

"Lo kesini sama Vano?" tanya Alvaro.

"Gue kesini sendirian," jawab Silva.

"Terus kenapa dia ada di sini?"

"Gak tahu dan gak mau tahu. Gue gak punya urusan apa-apa lagi dengan dia."

"Maksudnya?"

"Gue sudah putus dengan dia hari ini sebelum datang ke sini."

Vano melihat Silva dan Alvaro. Dia kini tahu alasan kenapa Silva datang ke kantor polisi. Vano datang ke tempat tersebut karena ada anak buahnya yang terbukti membawa dan mengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu.

"Kak Al, kenapa lo membawa narkoba?" tanya Silva kecewa.

"Kakak benar-benar gak tahu, Sil. Tiba-tiba saja di tas kakak ada narkoba. Pasti kakak dijebak oleh seseorang," jawab Alvaro.

"Maksudnya?"

"Gue tadi sempat melaporkan Nando dan beberapa orang yang mengonsumsi narkoba. Pas penangkapan, Nando bisa kabur dan bisa jadi dia balas dendam ke gue."

"Apa buktinya? Jangan nuduh orang sembarangan!"

"Lo percaya sama kakak, gak?"

"Percaya! Lagian siapa yang melaporkan lo?"

Alvaro membisikkan sesuatu di telinga Silva. Cewek itu mengangguk sebagai tanda paham. Sedangkan disisi lain, Vano menginterogasi anggota OrionAlthair yang menggunakan narkoba.

"Kalian mau buat gue malu?!" Vano membentak tiga orang di hadapannya.

"Bukannya gitu, Van, tapi kita hanya mau mengurangi pikiran tentang masalah keuangan kami," jawab salah satu dari mereka.

"Dengan cara mengonsumsi narkoba, gitu? Kalian kan masih pelajar dan sudah tahu dampak narkoba bagi fisik dan mental kita. Terus kenapa masih mengonsumsinya?"

"Kami gak tahu harus apa lagi, Van. Kami benar-benar frustasi."

"Kalau kalian punya masalah, bisa cerita ke gue atau ke geng OrionAlthair. Mereka pasti mau bantu kalian."

"Kita malu mau cerita ke geng, Van. Kita awalnya mau cerita ke lo, tapi lo saja lagi punya banyak masalah dan jarang datang ke markas."

Vano merasa bersalah, memang benar belakangan ini dia tidak terlalu mengurus gengnya. Masalah Vano bertambah lagi, dia belum bisa menjadi ketua yang baik.

Setelah selesai menjenguk Alvaro, Silva langsung pergi dari kantor polisi. Vano juga ikut pergi. Dia melihat sepertinya menelepon seseorang.

"Halo."

"..."

"Gue butuh bantuan lo."

Silvano [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang