What Happen?

3.8K 252 8
                                        

Danial dan Vano sepertinya sama-sama patah hati. Mereka bertekad untuk bisa melupakan masalahnya tentang perasaan kepada cewek. Terutama Danial, cowok itu mulai bersikap cuek dan dingin kepada Lina.

Seharusnya Lina bahagia kalau Danial tidak mengganggu dan mengejarnya lagi, itu berarti cowok itu tidak dapat menaklukkan hatinya. Akan tetapi, dia merasa ada yang hilang dalam hidupnya. Biasanya Danial selalu menemaninya, selalu menjaganya, selalu perhatian, selalu ramah, dan membuat hidupnya lebih berwarna.

"Lo kenapa, Lin?" tanya Silva.

"Harusnya gue bersyukur karena Danial sudah menyerah, dia tidak mengejar-ngejar gue lagi, tapi... gue merasa ada yang hilang dalam hidup gue," jawab Lina jujur.

"Berarti Danial gak gagal buat taklukan lo. Dia berhasil membuat dirinya menjadi bagian penting dalam hidup lo."

"Tapi dia sudah menghindar dari gue, Sil."

"Ya iyalah, Lin. Gue tahu perasaannya bagaimana memperjuangkan orang yang dicintai tapi gak pernah dihargai."

Lina terdiam mendengar ucapan Silva. Cewek itu merasakan hal yang sama dengan Danial. Mereka berdua sama-sama berjuang demi orang yang dicintainya, namun itu semua seperti tidak pernah ternilai di mata orang yang diperjuangkan.

"Gue harus apa dong, Sil?" tanya Lina frustasi.

"Lo jelasin semuanya ke dia, ajak dia bicara baik-baik. Jangan gengsi! Lo kebiasaan kalau dalam urusan kaya gitu, sama-sama cinta tapi sama-sama gengsi pula," jawab Silva.

"Kalau dia gak mau maafin gue dan dapat cewek pengganti gue, gimana?"

"Seenggaknya lo coba dulu, paling tidak kan Danial juga tahu kalau lo suka sama dia. Biar dia mati depresi memikirkan lo yang ternyata juga suka lo, jadi dia merasa bersalah selama hidupnya."

Lina melirik sinis kepada Silva. "Bukanya dia yang mati, tapi gue yang mati."

"Kalau mati mah gampang, nanti tinggal dikubur saja. Selesai, kan?"

"Silva!" Lina mencubit lengan Silva dengan keras.

Silva hanya tertawa puas melihat ekspresi Lina yang marah bercampur kesal kepadanya. Dibanding Ariena dan Risma, Lina lebih suka curhat kepada Silva. Dia sangat percaya kalau cewek itu bisa menjaga rahasianya dan bisa memberi jalan keluar serta motivasi untuk dirinya.

***

Danial dan Fadhil masih sama-sama saling diam. Mereka tidak mengobrol semenjak kejadian di belakang kelas beberapa hari yang lalu. Vano dan yang lainnya sudah mencoba membuat keduanya akur kembali, tetapi Danial punya seribu cara buat menghindar dari Fadhil dan dia juga jarang kumpul di markas ataupun warung bu Cungkring.

"Mau sampai kapan sih kalian musuhan kaya gitu?" tanya Vano yang sudah mulai jengkel dengan Danial dan Fadhil.

"Sampai Indonesia menjadi negara maju, mungkin," ucap Bisma asal.

"Masih lama dong kalau nunggu Indonesia jadi negara maju," protes Andhra.

Danial dan Fadhil hanya diam saja. Tempat duduk mereka pun juga berjauhan. Satu duduk di pojok depan, dan satunya lagi duduk di pojok belakang.

Silvano [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang