Sejak kejadian Vano dengan Renata, tidak ada yang mengetahui kabar dan keberadaan Silva. Seolah-olah dia menghilang begitu saja. Mungkin hanya satu orang yang mengetahui keberadaannya. Siapa lagi kalau bukan Alvaro.
Alvaro memang mengetahui keberadaan Silva, tapi dia tidak memberitahu siapa pun, termasuk papa dan mamanya. Jika ditanya tentang keberadaan adiknya, Alvaro selalu menjawab kalau adiknya baik-baik saja.
"Van, lo udah menemukan keberadaan Silva?" tanya Kenzo.
"Gue udah berusaha mencari dia ke mana-mana, tapi gue belum menemukannya," jawab Vano seperti putus asa.
"Gue dengar sih Alvaro tahu dimana Silva berada, coba lo tanya dia!"
"Alvaro lagi di Singapura, gue udah menghubungi dia, tapi nihil."
"Pakai ponsel gue." Kenzo memberikan ponselnya.
Vano menengok ke arah Kenzo. Dia beruntung mempunyai sahabat seperti Kenzo. Vano langsung menelepon ke nomor Alvaro.
"Halo, Al."
"Siapa?"
"Ini gue, Vano."
"Ada apa,"
"Gue mau tanya tentang keberadaan Silva."
"Udah deh! Lo gak usah temui dia lagi! Sampai kapan pun gue gak akan ngasih tau keberadaan Silva!"
"Please, Al. Lo mau buat gue gila karena Silva menghilang?"
"Bagus dong, biar lo terus dihantui rasa bersalah kepada adik gue." Alvaro langsung mengakhiri panggilannya secara sepihak.
***
Disisi lain Renata sangat sedih karena Vano tidak peduli padanya lagi. Dia lebih peduli mencari keberadaan Silva yang sudah beberapa hari tidak ada kabar.
Kenzo datang ke rumah Renata. Dia memang belakangan ini sangat peduli kepadanya cewek itu dan selalu ada di sisinya serta bersedia meminjamkan pundaknya sebagai tempat bersandar baginya.
"Ren... lo kenapa?" tanya Kenzo ketika melihat Renata menangis.
"Gue gak apa-apa kok," jawab Renata bohong.
Kenzo duduk di samping Renata dan langsung memeluk Renata dengan erat. Cewek itu menumpahkan semua kesedihannya di dalam dekapan Kenzo yang selalu membuatnya nyaman.
"Apa karena Vano--"
"Lo tahu, hati gue sakit saat melihat Vano dan Silva bersama."
"Harusnya lo sadar! Vano itu bahagia dengan cewek yang sudah dia cintai sejak kecil."
"Maksudnya?"
"Silva dan Vano adalah teman sejak kecil. Vano mulai jatuh cinta kepadanya sejak kecil, kasih sayang dan cintanya begitu besar, tetapi egonya lebih besar dari itu."
Air mata Renata semakin mengalir deras. Cewek itu benar-benar tidak terima jika harus kehilangan Vano dan merelakannya kepada Silva.
"Jangan nangis dong." Kenzo menghapus air mata Renata.
"Lo gak tahu sakit hati yang gue rasakan," kata Renata kesal.
"Lebih sakitan mana sama gue yang ngarepin lo, tapi lo gak sadar?"
Renata terkejut mendengar pernyataan Kenzo. Dia tidak tahu kalau cowok itu menaruh hati kepadanya. Pantas saja tidak tahu, karena dia terlalu dibutakan dengan Vano.
"Lo suka sama gue? Padahal gue bukan cewek baik-baik, memangnya lo mau menerima semua kekurangan dan keadaan gue?"
Kenzo menggenggam kedua tangan Renata dan tersenyum. Sebuah senyum yang jarang dikeluarkan Kenzo yang mampu membuat siapa pun terpesona dengan senyumannya yang sangat menawan, memikat hati dan mampu melelehkan siapa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silvano [Terbit]
Teen Fiction⚠Awas dibikin gregetan dan baper sama kisah Silva dan Vano⚠ [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT! Proses Revisi!!!] PART MASIH LENGKAP! Vano Viandra Putra, seorang ketua geng OrionAlthair yang sangat terkenal di kalangan siswa, guru, maupun masyarakat. Sika...