Alvaro datang mengamuk di markas OrionAlthair. Dia ingin membalas dendam karena Vano telah memporak-porandakan markas Rigelius dan membuat Nando beserta yang lainnya babak belur. Alvaro banyak membuat anak OrionAlthair babak belur. Vano yang baru saja datang bersama Kenzo langsung memukul wajah Alvaro dengan keras.
Terjadi baku hantam antara Vano dengan Alvaro. Wajah tampan mereka berdua babak belur, darah segar mengalir di sudut bibir, hidung dan pelipis mereka. Alvaro dan Vano sama-sama pandai berkelahi, mereka berdua sudah sering ikut latihan pencak silat. Orang-orang yang melihat perkelahian yang sangat brutal dari Vano maupun Alvaro tidak ada yang berani melerainya.
Alvaro menonjok perut Vano dan Vano menendang perut Alvaro. Vano menonjok dada Alvaro sehingga membuatnya merasa sesak dan nafasnya tercekat. Alvaro berusaha mengatur napasnya, setelah itu dia menendang kaki Vano hingga membuatnya jatuh tersungkur. Vano tidak menyerah begitu saja, dia dengan sigap langsung bangun.
Alvaro melakukan tendangan tendangan T dengan kaki kanan. Vano menangkap tendangan tersebut dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri menangkap bahu/pundak Alvaro. Vano maju merapatkan tubuh ke Alvaro dengan tangan kanan tetap memegang kaki kanan Alvaro dan mengangkat setinggi-tingginya. Sedangkan kaki kiri Vano menyapu kaki kiri Alvaro sehingga membuat Alvaro terjatuh.
"Mau apa lo sat?!" Vano duduk di perut Alvaro dan memukul wajah Alvaro yang sudah babak belur.
Danial dan Kenzo maju dan menarik tubuh Vano ke belakang. Vano mencoba memberontak tapi tenaga Kenzo dan Danial jauh lebih kuat darinya.
"Lepasin gue! Gue mau memberi pelajaran kepada bangsat itu!" Emosi Vano belum mereda.
"Cukup Van! Lo bisa membuat Alvaro mati disini!" Danial mencoba menghentikan Vano.
"Gue gak peduli, biar dia mati sekalian. Orang kaya dia itu gak pantas untuk hidup."
"Terus siapa yang pantas untuk hidup? Lo?!" Kenzo menyindir Vano karena dia sudah kesal kepadanya.
Vano menatap tajam ke arah Kenzo. "Oh jadi menurut lo gue juga gak pantas buat hidup, gitu?"
"Itu bukan menurut gue tapi itu menurut lo. Sikap lo yang membuat gak pantas," kata Kenzo.
Vano menarik kerah baju Alvaro dan menatapnya penuh kebencian. "Cepat pergi dari sini atau lo bakal mati konyol disini."
Alvaro mendorong tubuh Vano dengan kuat. "Gue bakal balas perbuatan lo tadi."
Alvaro langsung pergi dari markas OrionAlthair. Vano terduduk lemas di kursi, tenaganya terkuras habis akibat baku hantam tadi. Danial memberikan minuman kepada Vano, tapi dia menggelengkan kepala sebagai tanda penolakan.
"Lo obatin luka di wajah lo," kata Danial.
Vano diam saja, dia tidak menanggapi apapun. Fadhil dan Rezvan ikut bergabung dengan Vano, mereka tidak tega melihat wajah Vano yang penuh dengan luka dan darah segar mengalir di hidung dan sudut bibirnya.
"Apa perlu kita panggilkan Silva buat ngobatin luka lo?" Rezvan bercanda.
Vano melirik tajam ke arah Rezvan. "Gak lucu."
"Siapa yang bilang lucu? Gue kan gak ngelawak jadinya gak lucu."
Vano hanya memutar kedua bola matanya malas. Tiba-tiba ponselnya berdering, ada panggilan masuk dari Albris, kakaknya.
"Assalamu'alaikum, Bang. Ada apa?" tanya Vano to the point.
"Wa'alikumsalam. Lo ada dimana?" tanya Albris.
"Di markas, emangnya kenapa?"
"Lebih baik lo pulang sekarang! Papa mencari mu."
"Tumben papa mencariku, ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silvano [Terbit]
Teen Fiction⚠Awas dibikin gregetan dan baper sama kisah Silva dan Vano⚠ [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT! Proses Revisi!!!] PART MASIH LENGKAP! Vano Viandra Putra, seorang ketua geng OrionAlthair yang sangat terkenal di kalangan siswa, guru, maupun masyarakat. Sika...