Happy Reading...
Jangan lupa vote biar enggak kelupaan ya...
___________________________________________Danendra berjalan di koridor sekolah beriringan dengan Dania, sahabatnya.
Hubungan keduanya sudah dekat sejak kepergian sahabat kesayangan mereka.Sudah hampir setahun Danendra mencoba untuk merelakan kepergian gadis itu namun sampai sekarang pun ia masih tidak yakin dan tidak percaya. Pemuda itu masih berharap Tuhan akan mengirim gadis itu kembali ke sisinya.
Namun apalah daya ia hanyalah manusia biasa, yang hanya bisa berharap tanpa mampu berbuat apa-apa.Kini Dania duduk di bangku paling depan bersama Dara. Gadis itu memilih bangku paling depan karena ingin fokus belajar dan ingin pintar agar bisa mendapatkan universitas berkelas di luar negeri.
Ia tidak ingin seperti Dandi yang hanya memilih kuliah di universitas biasa. Dan tidak mau kuliah di luar negeri meskipun mama dan papanya menawarkan hal itu.
Danendra menaruh tasnya di atas meja, ia duduk di barisan kedua tepat di belakang Dania, setelah melihat Dania sudah duduk di bangku ia hendak berjalan keluar kelas.
"Eh, kamu mau kemana?" tanya Dania yang melihat Danendra pergi tanpa mengatakan sesuatu apapun."Mau ke toilet."
"Oh, yaudah."
Danendra berjalan santai menuju ke toilet yang berdekatan dengan ruang guru karena hanya itulah toilet yang terlihat cukup bersih dibandingkan dengan toilet dekat dengan kelasnya.
Setelah selesai melakukan aktivitasnya di toilet Danendra berjalan ke kantin, ia merasa perutnya sedikit lapar karena hanya sarapan sedikit di rumah tadi. Karena terlalu Tania mamanya menyuruhnya untuk cepat-cepat menjemput Dania.
Dengan langkah santai ia memesan secangkir teh hangat juga bubur ayam buatan bu Ijah. Sambil menunggu sarapannya datang ia mengembil ponsel dari dalam saku celananya, lalu membuka galeri di ponselnya yang memperlihatkan foto seorang gadis cantik dengan dress putih yang ia kenakan.
"I always miss you."
Danendra berhenti memperhatikan ponselnya setelah melihat bu Ijah menaruh semangkuk bubur dan secangkir teh di meja yang ada di depannya. "Makasih," ucap Danendra. Bu Ijah mengengguk kecil lalu bergegas pergi.
"Banyak perubahan ya dari lo," serga Leo yang datang bersama Geral sahabatnya. lalu pemuda itu duduk di samping Danendra.
Danendra menoleh ke arah Leo sekilas hanya untuk memastikan lalu beralih ke bubur ayam yang ada di depannya dan menyantapnya. "Ngapain lo?" tanya Danendra lalu memasukan satu sendok bubur ke dalam mulutnya.
"Ngapain aja boleh kali, Ndra..."
"Semenjak kepergian Tamara, lo udah jarang banget buat keributan," tukas Geral. "Nilai lo juga udah meningkat, dan lo jarang banget bolos meskipun masih sesekali," lanjutnya.
Danendra terdiam mendengar perkataan Geral. Menurutnya perkataan Geral tidak ada yang salah namun mampu membuatnya berhenti mengunyah daging ayam yang baru saja ia lahap.
"Gue tahu perasaan lo, tapi lo juga harus tahu kalau ada seseorang yang rela hadir di kehidupan lo dengan perasaan yang besar dan sabar meski cuma lo anggap sahabat" ujar Leo. Pemuda itu seperti berusaha menjelaskan sesuatu namun tidak langsung memberikannya dengan lengkap dan jelas.
Danendra yang bingung pun menoleh ke arah Leo sambil mengangkat sebelah alisnya. Sedangkan Leo justru malah tersenyum lalu menepuk bahu Danendra dua kali lalu bergegas pergi bersama Geral setelah mendengar bel masuk berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE 2 [COMPLETED]
Teen Fiction#16 in Mawar dari 1,06 ribu cerita (30-07-21) "Aku tidak bahagia ketika menyadari aku hanya sendiri tanpa dirimu." Ketika diriku sendiri tidak tahu bagaimana aku menyadari akan suatu hal tentang diri sendiri yang begitu menyedihkan, dan ketika aku h...