2-PUTUS

13.2K 688 62
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT 😈❤

"Kehilangan itu cuma untuk orang yang benar-benar mencintai. Kalo dia pergi dan baik-baik saja. Gampangnya. Dia tidak pernah mencintaimu."

***

"Kita putus, Fan."

Seketika itu juga tubuh Fanya langsung membeku di tempatnya. Cewek bernama lengkap Difanya rindu itu menatap tak percaya pada cowok yang dengan gampangnya bilang kata 'PUTUS'. Bahkan tanpa bertanya atau setidaknya meminta pendapat Fanya.

"Tapi kenapa, Fel?"

Fanya menatap Felix dengan tatapan bingung serta kecewanya. Bukan Fanya tak tahu apa yang Felix perbuat di belakangnya. Bukan juga Fanya tak tahu bahwa hatinya mulai kecewa pada Felix. Tapi masalahnya adalah hati. Hati Fanya yang tak ingin bahkan tak bisa melepaskan Felix.

"Gak ada alasan. Gue cuma mau putus aja dari lo."

Dia bukan Felix yang Fanya kenal. Di depannya ini cuma ada cowok dengan wajah tenang dan santai. Kedua tangan di dalam saku celana Sma-nya. Fanya tak mengenalnya. Dia terlihat jauh berbeda.

"Tapi kita udah dua tahun, Fel?! Kamu juga tau kalo aku sayang banget sama kamu."

"Cuma kamu yang aku punya dari dulu. Aku udah gak punya siapa-siapa lagi. Bahkan orang tua."

Seketika Felix mengalihkan pandangannya. Setelah melihat air mata jatuh begitu saja dari pelupuk mata Fanya.

"Udah lah Fan! Gue gak mau nerima alesan apapun. Silahkan cari orang lain yang lebih baik dan lebih bisa jagain lo daripada gue."

Lalu Felix berbalik dan pergi begitu saja. Meninggalkan Fanya yang menatapnya dengan sorot mata benar-benar penuh kekecewaan.

Perlahan tubuh Fanya pun merosok dan terduduk tepat di bawah pohon di tengah taman belakang itu.

"Hiks... hiks..."

Isakan demi isakan pun semakin menjadi keluar dari mulut Fanya.

Dan perlu diketahui seberapa hancur dan sakitnya hati Fanya sekarang. Karna Felix adalah satu-satunya orang yang Fanya miliki selama ini. Setelah kedua orang tuanya meninggal. Hanya Felix yang selalu datang dan menemani Fanya.

Membawanya bangkit perlahan. Langkah demi langkah Fanya lalui untuk menapaki hari, semua karena Felix yang menopangnya.

Fanya terlanjur bergantung pada Felix dan Felix selalu menjadi tempat ternyaman untuk Fanya berlindung. Hingga Fanya lupa bagaimana rasanya mempunyai teman dengan banyak orang.

Hingga dia lupa bahwa dia sedang menggali jurangnya sendiri dengan membangun tebing untuk Felix.

Karena bagi Fanya, memiliki Felix itulah yang terpenting dan hal terbaik yang pernah Fanya lakukan dalam hidupnya.

Tapi sayang, sepertinya seiring berjalannya waktu. Ternyata benar kalau rasa bosan dalam sebuah hubungan itu selalu ada.

Pasti Felix bosan dan jengah dengan Fanya yang hanya seorang gadis sederhana yang tak pandai bergaul, tidak pandai berdandan sama seperti gadis-gadis lain pada umumnya, otak pas-pasan, ekonomi pas-pasan dan yang ternyata telah bermimpi terlalu tinggi dapat bersanding dengan seorang pangeran.

Berharap Felix mengendarai kuda putihnya dan membawa Fanya terbang tinggi.

Kini Fanya bingung harus apa. Ketika Felix bukan lagi alasannya untuk mampu berjalan apalagi bahagia.

Fanya menatap gamang sekelilingnya.

Sepi dan sunyi. Itulah hal yang paling Fanya takuti namun harus Fanya hadapi.

*** 

Fanya menatap lirih pemandangan di depannya. Diam-diam dari jarak yang jauh yang pastinya tidak akan mereka ketahui. 

Felix dan sahabat dekatnya sendiri. Resa. 

Fanya cuma bisa tersenyum simpul sambil semakin mengeratkan genggaman tangannya pada kedua tali tasnya.

Di ujung sana, Felix mulai mengambil helm dan memakaikannya pada Resa. Hal yang dulu dilakukan cowok itu juga untuk Fanya. Tapi sekarang berubah. Posisi itu ternyata sudah digantikan oleh sahabatnya sendiri.

Tampaknya hubungan mereka bukan lagi sebuah rahasia namun perlahan mulai bersifat publik. Dengan tenangnya mereka tertawa sementara baru beberapa jam yang lalu Felix memutuskan pacar dua tahunnya, Fanya. Yang katanya cewek paling berharga dan paling Felix jaga.

Nyatanya semua hanya, BULLSHIT!

Katanya seorang sahabat tak akan pernah menghianati dan menyakiti sahabatnya. Nyatanya semua juga hanya omong kosong!

Mereka menusuk Fanya dari belakang dengan pisau yang paling tajam dan ampuh untuk melumpuhkannya.

Membuatnya jatuh sendiri lalu membiarkannya.

Saat Felix tak sengaja menoleh ke arah Fanya. Fanya dengan cepat bersembunyi dia balik tiang di koridor setelah itu Fanya berlari dengan cepat sambil menutub mulutnya.

Brakk!!

Cowok itu terdengar sedikit berdecak sebal kala Fanya tak sengaja menabraknya dan kepalanya tepat mengenai dada bidangnya.


Tapi bukannya meminta maaf, Fanya malah sibuk menunduk dengan tangan yang menutupi mulutnya.


Cewek itu terisak membiarkan mulutnya membantu mengeluarkan rasa sakit hatinya.


Sedangkan cowok itu hanya menatap datar dengan sebelah alis terangkat.


"Diputusin tuh ketawa bukan nangis. Liat orang yang mutusin lo aja bahagia gitu dan elo nangis? Bodoh jangan dipelihara. Otak fungsinya untuk berfikir bukan pajangan."


"Nangis cuma buat mantan brengsek semakin bangga."


Setelah itu dia langsung pergi begitu saja. Fanya perlahan mengangkat wajahnya dan menoleh ke belakang.


Dan dari belakang dan caranya berjalan. Fanya tau siapa itu. 

Tak ada satu orang pun di Maxwell High School yang tidak mengenalnya atau tidak pernah mendengar tentangnya.

Cowok bertubuh tinggi atletis, wajah tampan dan rambut acak-acakan. Dia memiliki rahang yang tegas, hidung mancung dan alis mata yang tebal. Sorot matanya selalu sama untuk orang asing seperti Fanya. Datar.

Dan dia...

DOMINIC REGALEN FILLIAN.

***

Hayoo yang tau Dominic ada?

Atau gak ada yang tau 😒😆

Sekian part pertama dari KLAN DESTIN(Mencintai dalam diam). Semoga kalian suka dan menikmati.

Jangan lupa follow me Shawnecha
JUGA DI IG ECHA_JIYONG.

AKUN YT ECHA IKA

Salam cintah,
Istri sah babang Shawn HA ❤😆

SEE YOU NEXT 👋👉


KLAN DESTIN [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang