27- BAKAT FANYA

4.6K 317 19
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT❤ DON'T BE SIDER YAH

*** 

Tadi Dom biasa saja saat berjalan di depan Fanya tapi sekarang cowok itu malah agak tidak enak hati. Dia menghentikan langkahnya, membuat Fanya yang jalan di belakangnya juga ikut berhenti.

Kenapa? Dari tatapan mata Fanya itulah pertanyaan yang dapat Dom artikan.

"Cepetan jalan. Lama banget lo." Kata cowok itu terkesan acuh. Dingin.

Fanya masih diam dengan wajah tenangnya seperti biasa, hampir tanpa ekpresi lalu dia berjalan diperhatikan oleh Dom. Kelihatannya dia tak tahu sama sekali maksud Dom.

"Jangan mau jalan di belakang. Tempat lo di sini, bukan di belakang." Kata cowok itu kemudian dia menatap lurus ke depan. Untuk menghindari perubahan ekspresi Fanya yang tersentak kaget juga bingung. Dom berjalan diapun ikut berjalan. Benar-benar gadis naif.

"Aku pulang dulu. Hem... Makasih." 

Sampai mereka di depan halte tadi. Tiba-tiba Fanya langsung berhenti, dengan canggung dan semua keberanian yang sudah dia kumpulkan sepanjang jalan tadi, dia pun berbicara.

Dom menaikkan sebelah alisnya. Bingung.

"Rumah lo kan bukan di sini. Biar gue anter." 

Fanya mendongak lalu menggeleng.

"Gak usah." Katanya balik menjadi datar.  Dom menatapnya masih butuh penjelasan.

"Gue bisa sendiri." Tambahnya. Cewek itu berniat pergi begitu saja tapi cowok bodoh mana yang akan membiarkan seorang cewek pulang sendiri malam-malam seperti ini, lewat jalan gelap dan sepi?

Gila apa!

"Apa, sih?! Gila apa gue biarin lo jalan sendiri. Gue yang ngajak lo keluar jadi gue juga yang harus balikin lo bukan malah ninggalin." Kata Dom agak marah.

"Bukan ninggalin. Tapi aku yang mau pulang sendiri." Jawab Fanya. Meluruskan.

"Enggak lah. Apaan, coba?! Entar kalo lo kenapa-kenapa gue juga yang kena masalah." Katanya. Dia mendahului Fanya berjalan di jalan sepi dan minim pencahayaan itu.

"Tapi--" Fanya mendesah pasrah. Tidak ada gunanya lagi berbicara karena tidak akan ditanggapi oleh cowok itu.

Dia balik lagi berjalan di belakang. Dengan menunduk sambil memilin jari-jarinya.

Jam seperti ini apa Lalisa sudah pulang?

Gimana kalau dia melihat mereka nanti? Apa yang harus Fanya lakukan? Apa yang harus dia jawab? Dia tidak ingin mencari masalah. Harus ingat posisi siapa dia di rumah itu. Walau memang rumahnya tapi tetap saja keluarga om Irvan yang memegang semuanya.

Dom sesekali melirik Fanya yang berjalan di sampingnya. Bahkan kaki panjangnya sengaja diperlambat untuk bisa menyamai gadis yang kakinya pendek itu dan jalannya super lambat.

Jalan itu cuma ada satu dan lurus jadi Dom tidak perlu bertanya. Rumah lain ada jalan lainnya tersendiri. Dom menerka-nerka rumah seperti apa yang ditempati cewek itu sehingga jalannya terlihat dibuat khusus seperti ini.

"Rumah lo dimana?" Tanya Dom basa-basi dari pada cuma diam. Nanti malah kesambet kan gak lucu juga.

"Eh?! Ada di ujung sana." Balas Fanya sekenanya.

Dom diam lagi. Yang dia ingat dari perkataan Dul waktu itu Fanya adalah anak yatim piatu, tidak punya saudara dan hanya tinggal dengan seorang wanita bekas pengasuhnya, yang jelas tidak ada hubungan keluarga dengannya.

KLAN DESTIN [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang