JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT❤😊
"Pacaran itu simple! Pacaran bukan masalah sayang banget atau cinta banget. Tapi masalah, dianya mau gak sama lo?"
***
Tak ada yang bisa memecahkan kekerasan kepala Fanya. Yap! That's the truth.
Siapapun mereka tak akan bisa dengan segampang itu lagi memasuki dan memengaruhi hati Fanya. Mulai detik penghianatan itu, Fanya sudah memutuskan untuk tidak mempercayai siapapun lagi, menghindari teman yang cuma berkamuflase dan akhirnya menusuk dari belakang.
Fanya pun menutup rapat-rapat hatinya yang dulu mulai melunak dan mulai mengenal indahnya dunia. Kini dia kembali ke saat dimana waktu mengambil semuanya dari Fanya. Bahkan kurang dari sehari.
Malam ini pun sama. Perkataan om Irvan tadi malah dianggap angin lalu oleh Fanya. Cewek itu mengiyakan bukan karena dia mau tapi karena dia ingin bebas dan sayangnya mereka percaya itu.
Menyusuri jalanan malam sendiri, setelah bertemu dengan cowok super tampan tapi aneh. Kini Fanya sampai tepat di depan pintu besar rumahnya yang terbuka.
Terbuka karena seseorang kini berdiri di sana dan menatapnya nyalang. Dengan pakaian ketat yang menjiplak bentuk tubuhnya yang indah, dia bersedekap.
Dua cewek itu saling membalas tatap.
"Sebenernya lo itu siapa, sih? Apa hubungan lo sama bokap gue sampe dia bawa-bawa lo ke rumah baru kita?" Tanyanya.
Fanya hanya menatap datar lalu meneruskan jalannya. Membuat Lalisa menggeram kesal.
"LO BISU?!" Sentak Lalisa.
Fanya masih tak peduli dan terus menulikan telinganya. Kemarahan Lalisa tentu semakin memuncak. Tak ada orang marah yang diam saja jika diacuhkan. Semua orang pasti akan bertambah marah dan emosi.
Lalisa menarik tangan Fanya saat cewek itu berusaha melewatinya.
Fanya langsung menoleh. Sepasang mata sudah menatapnya tajam.
"Lo habis ketemu sama Galen, kan?" Tuduh Lalisa.
"Gue gak kenal." Acuh Fanya lalu menarik tangannya tapi Lalisa malah menariknya kembali.
"Lo mau apa sih?" Heran Fanya.
"Gue mau lo jawab! Punya mulut, kan? Lo punya hubungan apa sama cowok gue? Lo gak bisa bohongin gue. Jelas-jelas..."
Lalisa menggantung ucapannya membuat Fanya menunggu kalimat selanjutnya.
"Jelas-jelas... Kemaren Galen nyium lo di depan gue." Cicitnya dengan suara yang melemah.
Air matanya tadi kembali jatuh tepat di hadapan Fanya.
Fanya sedikit tersentak kaget. Seumur hidupnya baru kali ini ada orang yang menangis tepat di hadapannya. Fanya pun cuma bisa diam.
"Gue gak tau lo siapa dan kenapa tiba-tiba bisa hadir di kehidupan Galen. Tapi dari cara dia memperlakukan elo, gue rasa ada sesuatu diantara kalian. Galen bisa aja pacaran sama cewek lain, sebanyak apapun yang diam mau. Gue gak peduli karena gue tau dia cuma main-main dan mereka cuma jadi pelarian."
"Tapi lo,"
"Gue kenapa?" Tanya Fanya. Masih sedatar dan setenang mungkin.
Tetesan air mata cewek itu semakin banyak berjatuhan. Lalisa memejamkan matanya lalu melepaskan genggaman tangannya.
"Gue sama Galen masih butuh waktu. Jadi tolong, jangan ganggu kita." Ucapnya. Lalu berbalik. Bukan masuk ke rumah. Cewek itu malah berlari keluar.
"Lalisa?!" Panggil seorang pria dari dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLAN DESTIN [Completed]✔️
Teen FictionKau tau kenapa dari sekian banyak manusia dan milyaran wanita di dunia, malah kau yang dipertemukan denganku? Mungkin karena Tuhan mulai jengah dengan tingkah menyebalkanku dan juga kehampaan hatiku sehingga dia mengirimmu. Gadis sederhana dengan se...