JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT😘❤
"Tentangmu. Beruntunglah karena pernah mendapat tempat di hatiku. Sekarang aku tak menginginkanmu lagi. Jadi pergilah."
***
"Nino, jangan ganggu kak Fanya dulu. Kakaknya kan lagi belajar."
Dwina masih berusaha menarik Nino dari kamar Fanya. Sementara Fanya cuma diam saja mengabaikan mereka.
"Nino ndak mau, mama!"
"Nino tan mau ama tatak... di cini." Anak kecil itu merengut mengerucutkan bibir merahnya yang lucu. Dia naik ke atas tempat tidur Fanya. Mengambil posisi paling tengah lalu merentangkan tangan dan kedua kakinya.
"Tatak?!"
"Tatak Anya?" Panggil Nino.
Fanya malah melirik Dwina yang berdiri di depan tempat tidur mereka. Dwina tersenyum canggung. Tatapan Fanya selalu terasa mengintimidasi.
"Hem?" Dwina hampir kaget saat Fanya mau menjawab pertanyaan Nino.
"Hmm..." Nino mengetuk-etukkan jari mungilnya ke dagunya.
"Tatak cantik, Nino cuka." Ucapnya malu-malu. Sedetik berikutnya dia menelungkup dan menutupi wajahnya.
Dwina pun refleks terkekeh dan tersenyum gemas.
Perlahan Fanya mengangkat sud[ut bibirnya. Sangat-sangat kecil memang. Tapi cukup untuk mengapresiasi kelucuan Nino.
"Kalo tante tinggalin Nino di sini dan tante nyiapin makan malam di bawah. Kamu gak keberatan, kan?" Tanya Dwina.
Fanya mengangguk membuat Dwina memekik kegirangan.
"Nino jangan nakal-nakal sama kakak, yah?"
"Ndak mama, Nino tan lelaki baik." Balas Nino. Lagi-lagi Dwina terkekeh dan Fanya menyeringai kecil.
***
Fanya mengeryit bingung. Memperhatikan sosok seseorang yang masuk mengendap-endap diam-diam ke dalam rumah mereka.
Dari atas sana, Fanya menghentikan langkahnya yang hendak turun tangga. Dan mata mereka beradu saat seseorang itu berada tepat di anak tangga pertama.
Mata gelapnya yang dihiasi eyeliner dan segala macamnya. Menatap Fanya tajam seolah memperingatinya sesuatu.
Perlahan dia naik. Masih mengendap-endap seperti tadi.
"Awas lo ngelaporin gue sama papa." Ancamnya tepat di depan telinga Fanya. Dia melewati Fanya begitu saja.
"Halo, ma?"
"..."
"Iya, Lisa udah kirim duitnya tadi."
"..."
"Mama udah jadi beli ob,"
Lalisa menatap layar ponselnya yang dimatikan begitu saja dari seberang sana. Cewek itu menghela napas dan melirik sekilas ke sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLAN DESTIN [Completed]✔️
Fiksi RemajaKau tau kenapa dari sekian banyak manusia dan milyaran wanita di dunia, malah kau yang dipertemukan denganku? Mungkin karena Tuhan mulai jengah dengan tingkah menyebalkanku dan juga kehampaan hatiku sehingga dia mengirimmu. Gadis sederhana dengan se...