EXTRA PART 1

4.5K 316 54
                                    

¦Play Music¦ Jeremy Passion- Lemonade¦

Wih, aku kambek, hehe ....

Maap yah, hiatusnya kelamaan, kamu nugunggunya jadi kelamaan. Jiahhh...! Kamu :v

Aku baru aja selesai revisi RAIN. Dan karena udah janji bakal nambah extra part, jadi aku buatin hari ini.

Setelah ini masih harus hiatus lagi, maap, yah :(
Masih ada LASKAR yang akan menyusul untuk direvisi.

Buat yang masih nyimpen cerita aku di library walaupun udah tamat MAKASIH BANYAK YAH❤

*** ***

Happy reading❤

*** ***

Dom meraba tempat tidur di sampingnya setelah sinar matahari meruak masuk memenuhi kamarnya. Dia terbangun. Rupanya jendela di kamar sudah dibuka tapi saat menyamping, yang ada hanya bocah tengil yang lagi-lagi mengganggu mereka.

Siapa lagi kalau bukan Nino.

"Fan?" Dom mengacak rambut panjangnya sambil berjalan mencari Fanya. Mungkin di kamar mandi.

"Sayang?"

Dom membuka pintu ternyata tidak ada Fanya. Mungkin dia sudah ke bawah pikirnya.

Ia pun turun ke bawah, tentunya setelah mandi. Dia berjalan ke teras rumah karena mendengar suara dari arah sana.Ternyata benar dia ada di sana. Duduk bersama papa dan mamanya.

Dom pun duduk di pinggiran kursi kayu yang ditempati Fanya, menarik kepalanya lalu mencium pucuk kepala Fanya.

Fanya tersentak lalu berbalik dan mendongak. Senyumnya merekah di bibir tipisnya. Pemandangan yang paling Dom suka.

"Kamu udah bangun?!"

Dom hanya mengangguk menjawab pertanyaan retoris istrinya yang semakin hari terlihat semakin cantik di matanya.

"Aku cariin kamu di kamar udah gak ada. Adanya cuma bocah." katanya. Ada sedikit cebikan membuat Fanya tersenyum.

Kanaya pun tersenyum melihat mereka.

Dear? Tersenyum kecil lalu mengecap kopi pahitnya seperti biasa.

"Gimana proyek terbaru kamu?" Dear memulai percakapan seputar masalah  perbisnisan mereka.

"Mau aku bikinin kopi?" tanya Fanya dengan senyum manisnya. Dia beranjak untuk memberikan kursinya untuk Dom.

Dom langsung mengangguk, dia menghentikan kegiatannya mencium kepala Fanya dari tadi, juga tangannya yang asik memainkan rambut panjang wanita itu.

Tapi ada yang kelihatan tidak senang dengan persetujuan Dom.

Dia sudah menatap tajam saat Dom meliriknya.

"Gak punya tangan? Istri lagi hamil masih aja disuruh-suruh. Suami gak pengertian!" omelnya.

"Astagfirullah." Dom memekik sambil mencengo.

"Perasaan dari kemaren Dom buat kopi sendiri, deh. Sekali aja dibuatin istri langsung dibilang suami gak pengertian." gerutunya.

Fanya pun terkikik geli.

"Gak papa, Ma. Biar Fanya aja yang buat." tawar Fanya tapi Kanaya masih tidak setuju.

"Enggak. Gak boleh. Nanti kalo cucu Mama kenapa-napa, gimana? Kalo kamu kena air panas atau kepeleset di dapur, gimana? Bahaya, Fanya."

KLAN DESTIN [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang