JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT ❤
Happy Reading!!
***
"Dia yang selalu ada kenapa harus ditinggalkan demi cinta?"
--Fanuel Felix
***
"Kamu cinta kan sama anak gadis tante yang manis ini?"
"..."
"Kalo iya, kenapa?"
"..." Diam tanpa kata, tanpa ekspresi, tanpa pergerakan. Itu yang Fanya lakukan sejak tadi, di tempat yang mereka tidak lihat bukan karena jauhnya melainkan karena keberadaannya tidak diketahui bahkan tidak penting untuk mereka.
Fanya ada di sana sejak tadi. Diam karena menunggu Felix yang hp-nya ketinggalan di kamar inap cewek itu. Berdiri seperti penonton setia walau tidak dibayar.
Deg--deg--deg!
Wajahnya boleh datar tapi tidak dengan detakan jantungnya. Selanjutnya pertengkaran ketiga orang itu sepertinya selesai dan yang Fanya perhatikan adalah mereka yang saling menggenggam tangan lalu pergi.
Saat itu Felix bukan baru muncul, dia juga ikut melihat tapi sengaja diam di belakang cewek itu. Bukan karena ingin membiarkan Fanya melihat dan mendengar semuanya tapi karena dia menghargai perasaan gadis itu.
Kalau seandainya Felix menemuinya dia bisa malu dan rendah diri di hadapan Felix karena tanpa sengaja melihatnya tersakiti secara tidak langsung namun nyata.
Felix tidak ingin Fanya merasa dirinya menyedihkan dan kasihan makanya cowok itu diam saja di belakangnya sampai mereka pergi barulah dia datang seperti orang yang tidak tahu apa-apa.
"Udah. Ayo balik?!" Ajak Felix dengan senyum kecil yang munafik.
Fanya tersentak. Dia menoleh pada Felix.
"Kenapa? Masih pengen lama-lama di sini, hem? Katanya bosen sama bau rumah sakit."
Felix menaikkan sebelah alisnya.
Fanya menggeleng. "Lapar." Adu cewek itu.
Felix mengeryit dan langsung terkekeh kecil. Tangannya terangkat hampir, sangat-sangat hampir mengacak rambut cewek itu gemas namun dia sadar dan menurunkan tangannya lagi.
Tersenyum palsu, "Ya udah, ayo cari makan dulu. Di tempat biasa aja gimana? Udah lama gak ke sana."
"Terserah kamu aja." Balas Fanya.
"Kamus cewek-nya keluar." Cebik cowok itu. Jawaban paling malas didengar oleh para cowok.
Fanya cuma mengangkat sudut bibirnya kecil. Berlagak baik-baik saja meski sekarang sedang tidak begitu baik-baik saja.
Sebenarnya apa sih yang dia harapkan? Apa hidup sehat saja tidak cukup? Kenapa meminta lebih? Hatinya sudah kelewat lancang. Cowok itu laki-laki tercinta kakaknya sendiri, apa yang harus Fanya harapkan darinya?
Proses keyakinan 7 hari mereka?
That's just bullshit!
Jatuh cinta itu bukan pilihan apalagi keyakinan. Hanya sesuatu yang datang dengan sendirinya tanpa direncanakan.
***
Basket dan balapan. Dominic Regalen.
Futsal dan balapan. Fanuel Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLAN DESTIN [Completed]✔️
Teen FictionKau tau kenapa dari sekian banyak manusia dan milyaran wanita di dunia, malah kau yang dipertemukan denganku? Mungkin karena Tuhan mulai jengah dengan tingkah menyebalkanku dan juga kehampaan hatiku sehingga dia mengirimmu. Gadis sederhana dengan se...