15-Merasa bersalah

4.6K 349 8
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT

"Kalau tiba-tiba kepikiran, artinya apa yah?"

***

Fanya secepat mungkin mengambil semua barang-barangnya, dengan asal-asalan dia memasukkan bukunya dan keluar dari ruangan tempat mereka belajar.

Geisha jadi kelimpungan sendiri melihat cewek itu. Apalagi setelah melihat Dom yang marahnya sampai sebegitunya. 

"Fan, lo mau kemana?" Tanya Geisha tapi Fanya tidak mau menjawab.

Cewek itu menuruni tangga, sedangkan ketiga cowok di sana cuma pelanga-pelongo dengan situasi yang terjadi.

"Fan, gue yakin Dom gak bermaksud kayak gitu,"

"Mungkin aja kan itu tempat yang berharga buat dia,"

"Gue juga minta maaf karena tadi salah ngomong dan lo jadi sasarannya."

Geisha terus mengikuti Fanya dari belakang, berusaha menggapai tangan cewek itu tapi Fanya terlalu cepat.

"Fanya?!"  teriaknya bersamaan dengan Fanya yang bersisihan dengan Dom yang datang dari luar.

Fanya lewat begitu saja dan Dom jalan begitu saja. Malah Geisha yang jadi orang bodohnya di sana.

Cewek itu berdecal sebal kala Fanya berhasil berlari keluar dan berhasil menghentikan taxi yang tepat lewat dari gerbang rumah cowok itu.

"Lo kenapa sih, Dom?" Teriak Geisha kesal. Dia mengentakkan kakinya tapi Dom tak peduli sama sekali.

"Ini bukan lo banget! Sejak kapan lo jadi kasar gini ke cewek?! Fanya pasti terkejut banget lo bentak kayak gitu!"

Berteriak sekencang apapun Dom tetap menulikan telinganya. Gila! Bego! Brengsek! Umpatan bertubi-tubi dari Geisha.

*** 

Dul membuka pintu kamar yang sedang ditempati oleh cowok itu. Dom langsung menoleh dengan wajah super kesal sementara Dul dengan santainya bersandar di kosen pintu dan melipat tangannya.

"Keluar." Usirnya. Dia kembali menutup setengah wajah dengan tangannya. Dia atas kasur itu, dia terlihat seperti orang paling bodoh di dunia.

"Lo kenapa sih, Dom?" Tanya Dul.

"Keluar gue bilang!" Sentaknya.

"Cuma karna masuk ke kamar ini lo bentak cewek dan ngusir kita?!"

Dul berdecih.

"Gak habis pikir sama lo. Ternyata lo se-loser ini." Pancing Dul lagi. Gamblang dan to the point.

"Gue bilang keluar yah keluar, Dul. Lo denger gak?!"

"Gak." Balas Dul kelewat santai.

Dia memperhatikan seisi kamar itu. Kamar bernunsa peach khas seorang cewek. Frame-frame foto dimana-mana dan masih dengan bau pomelo yang sama.

Dom bangkit dari tidurnya dan berjalan cepat menghampiri Dul.

"Jangan buat gue narik paksa lo keluar dari sini." Desisnya lalu menutup pintu dengan kasar dan menguncinya.

Dul menyeringai sambil menggeleng dari balik pintu. 

Alvin yang bersandar di balik tembok dengan tangan dilipat menatap cowok itu datar.

KLAN DESTIN [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang