23-PANGERAN

4.4K 335 11
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT❤ DON'T BE SIDER YAH

***

PANGERAN?


***

"Di tempat biasa aja yah, om?!"

Irvan melirik ke arah Fanya. Selama Irvan mengantar Fanya ke sekolah, cewek itu tidak pernah mau diantar sampai depan sekolah. Di jarak 100 meter sebelum sampai sekolah, di situlah Fanya menyuruh Irvan untuk menurunkannya.

Kalau ditanya alasannya, Fanya hanya menjawab seadanya kalau dia ingin berjalan saja sampai sekolah.

Iya berjalan memang. Tapi kenapa dan apa tujuanya?

"Fanya pamit dulu, om. Makasih." Pamitnya seadanya saja seperti biasa.

Datar dan tanpa nada kehangatan di dalamnya. Hambar bahkan ekspresi wajahnya tanpa senyum sedikit pun. Tapi untungnya dia masih mau berbicara dan Fanya juga anak yang tahu sopan santun.

Dia menyalam Irvan dan membuka sendiri pintu mobilnya. Dia tidak pernah mau dilayani oleh supir bahkan pembantu saat dia di rumah.

"Duit kamu masih ada? Nanti om transfer, yah?" Tanya Irvan sebelum Fanya pergi.

Tanpa senyum Fanya menjawab. "Gak usah, om. Duitnya masih ada." jawabnya.

"Kamu yakin?" Tanya Irvan belum percaya. Pasalnya uang itu sudah sebulan yang lalu dikirim, masa belum habis juga?

Lagian semua urusan dengan Fanya, Irvan harus ekstra hati-hati karena belum sepenuhnya paham dengan sifat Fanya. Takutnya seperti kemarin-kemarin Fanya malah mengembalikan uang yang Irvan transfer dengan alasan uang yang kemarin belum habis.

Fanya mengangguk  dan tersenyum sangat kecil pertanda dia akan segera pergi.

Irvan pun diam dan mengiyakan saja jawaban Fanya.

Cewek dengan rambut dikucir kuda seperti hari-hari biasanya, cardigan hitam lengan panjang yang selalu dia kenakan alih-alih memakai almamater serta rok di bawah lututnya. Berbeda dengan cewek-cewek kebanyakan.

Tapi Fanya bukan culun. Hanya kelihatan lebih sopan dan sederhana. Wajahnya pun no make up sama sekali.

Cewek itu memilih berjalan seperti biasa menuju sekolah, hanya sedikit orang yang berjalan di sini itu pun bukan anak-anak dari tingkatannya karena rata-rata mereka membawa kendaraan sendiri ke sekolah.

Alasan Fanya memilih turun di tempat yang jauh dari sekolah adalah...

"Ahk!!"

Fanya tersingkir dari jalannya tadi. Seseorang menyenggol bahunya dengan sedikit kasar.

Mereka sama-sama berhenti.

"Sorr... elo?!" Kaget orang itu sambil menunjuk Fanya.

"Jadi cewek yang naik mobil mewah tadi itu, elo?"

KLAN DESTIN [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang