46-AKHIR CERITA KITA

6.5K 486 100
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

Tolong jangan bully aku😭 demi kalian aku malah sampe tidur jam 4 pagi dan bangun2 langsung ngedit ini, astaga. Seniat itu aku buat cerita, jadi kalo masih ada yg gak vote, komen apalagi follow aku karna aku selalu buat warning kalo tbtb aku ga bisa up.  Fix, kalian jahat! Kalian hanya mengagumi dan mencintai dalam diam tanpa mau memunculkan diri padahal aku berharap kalian datang dan mengungkapkan semuanya. Jiyaaa ngiming ipi sih gii :v

So, happy last part and happy reading yah!!

Penting! Karena part ini panjang mungkin hp kalian bisa aja loading dan partnya kepotong. Jadi ditunggu bener2 baru dibaca dan pastiin kalian punya kuota hehe.

*** 

"I love you, so what? Just love me too and marry me."

***

Roda motor cowok itu seperti bukan lagi berputar di jalan tapi seakan-akan melayang dan tidak menyentuh aspal. 

Kemeja biru donker yang menutupi kaos hitamnya yang tipis pun melayang-layang dibawa angin sangkin kencangnya kecepatan motornya, yang semakin lama malah kian bertambah saat dia ada di jalanan sepi.

Tubuhnya membungkuk dan tidak sedikit pun kulitnya merasakan dinginnya hempasan angin.

Ya, anggap saja dia mati rasa.

Karena memang dia sedang tidak merasakan apa-apa dan berusaha tidak memikirkan apa-apa.

Hingga sampai dia di halaman rumah, menepikan motornya dan berjalan masuk. Wajah datar dan tatapan tajamnya belum juga berubah.

"Dom?!" 

Dear menoleh begitu pintu utama terbuka. Dom sadar namanya dipanggil tapi rasa mulutnya terlalu malas untuk terbuka dan menoleh pun tidak.

Namun dia tetap memilih duduk di samping papanya dengan tubuh membungkuk.

Dear menaikkan sebelah alisnya. Ada apa lagi sekarang dengan anaknya ini?

"Why? Ada masalah?" Dear memilih buka mulut duluan. To the point.

"She is back." Adu Dom yang masih menunduk.

Dari gelagatnya, raut wajahnya dan nada bicaranya pun Dear bisa tahu siapa yang dimaksud olehnya.

Sebentar dia meletakkan laptopnya dan duduk menghadap Dom. Dear memang tidak berniat mencampuri yang namanya urusan hati, tapi kalau Dom sampai duduk di sini artinya dia tengah menyalahkan diri sendiri dan butuh motivasi.

Ya, sifat mereka yang mirip membuat Dear cepat paham.

"And you have been waiting for her, right?"

Dom mengusap wajah kasar dan menegakkan tubuh menatap ke depan. Dia salah langkah, yang harusnya memeluk malah bersungut. Bukanya senang dia malah memilih marah.

"Ya, tapi kenapa setelah dia muncul tiba-tiba aku justu marah?" Akunya yang frustasi sendiri.

Dear mengangkat bahu santai. "Because you miss her so much, maybe." Katanya blak-blakan dan tenang.

"Apa hubungannya, pa?" Heran Dom. Dia merengek.

"Biasanya yang kelewat kangen itu kalo gak nangis yah marah. It's normal. Marah itu cuma cara lain untuk bilang kamu kangen tapi gak bisa mengungkapkannya pake kata atau kamu aja yang gengsinya tinggi." 

KLAN DESTIN [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang