JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT ❤ DON'T BE SIDER YAH
***
♡(∩o∩)♡
Dom baru saja selesai dengan ritual mandinya. Masih dengan handuk kecil yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya, cowok itu duduk di tepi kasur dan beberapa detik kemudian sudah menghempaskan tubuhnya. Sambil menatap langit-langit kamarnya tangannya mencoba meraih ponselnya.
Kontak teleponnya bertambah. Dari hanya 1 menjadi 2. Pengecualian untuk keluarga, Mia contohnya. Karena yang Dom bilang bertambah adalah orang asing yang tiba-tiba datang ke hidupnya dan dengan perlahan menarik perhatiannya.
Tapi entah memang benar sebuah kebetulan atau justu bagian dari sesuatu yang tak terelakkan yang disebut TAKDIR.
Difanya Rindu. Namanya begitu lengkap tertulis di sana. Jari-jari Dom tampak mulai bergerak menuliskan sesuatu tapi masih banyak rasa ragu.
Berulang kali dia menulis lalu menghapus sebelum katanya lengkap sepenuhnya.
Lo lagi ngapain... x
Udah nyampe rumah... x
Udah nyampe... x
Hai... x
Ngapain... x
Malam... x
Test... x
Jangan geer sih, gue cuma mastiin lo udah nyampe rumah apa belom... x
Jangan lupa keringin rambut lo kalo udah nyam... x
"Idih. Apaan kok jadi alay gini gue, jijik banget."
Akhirnya room chat-nya kembali kosong. Dom menghentikan jari-jarinya lalu mencampakkan ponselnya. Tapi sedetik kemudian sudah diambil lagi.
Drrtt!
Fanya baru saja keluar dari kamar mandi, masih dengan handuk di rambutnya bertepatan dengan suara geratan Ponsel pertanda ada pesan masuk.
Gadis itu duduk di tepi kasur dan membuka ponselnya.
+628******
P
Fanya mengeryit bingung tiba-tiba ada nomor baru yang nge-P.
"Fanya udah selesai mandinya? Tante udah siapin makan malam!" Teriak Dwina dari lantai bawah.
"KAKAK FANYA, AYO MAKANNN!!" Nino ikutan berteriak.
Fanya tersenyum kecil mendengar suara teriakan anak kecil itu. Fanya mengiyakan dan dengan cepat mengeringkan rambutnya. Tapi ponselnya malah bunyi lagi.
+628******
P
Just R?
KAMU SEDANG MEMBACA
KLAN DESTIN [Completed]✔️
Genç KurguKau tau kenapa dari sekian banyak manusia dan milyaran wanita di dunia, malah kau yang dipertemukan denganku? Mungkin karena Tuhan mulai jengah dengan tingkah menyebalkanku dan juga kehampaan hatiku sehingga dia mengirimmu. Gadis sederhana dengan se...