¦ Play musik ¦ Public -Make You Mine💞¦
Nah aku nepatin janji lagi, yah.
Kalo udah baca jangan ngehujat. Ingat bulan puasa. Dosa lu entar,-
✨✨✨
Sudah beberapa hari keadaan masih sama. Jangankan sekamar, semeja makan pun kayaknya Fanya gak mau kalau ada Dom di sana.
Aneh memang.
Apa ini efek kehamilannya? Emang orang hamil gini banget, yah.
Tapi gak bisa gitu juga, ya kali sama bapaknya sendiri gak mau. Mencurigakan. Calon anak macam apa.
Sekarang juga bukan hanya Fanya yang ingin jauh-jauh dari Dom. Dom juga malah ikutan menjauh dan menghindar dari Fanya. Tak tahu kenapa, hanya saja dia malas dan tidak ingin bertengkar. Malu sama pekerja di rumah.
Mungkin dipernikahan mereka yang hampir 2 tahun ini, di sinilah konflik pasangan sering muncul. Biasa untuk pasangan muda seperti mereka. Apalagi yang dulunya mereka tidak pacaran sama sekali. Dom mah mainnya langsung lamar.
Tapi bukan berarti Dom tidak mengenal sifat Fanya, tidak perlu waktu lama untuk mengenal Fanya, dia bukan orang yang memiliki banyak sifat-sifat tersembunyi walau dia cenderung pendiam.
Dia adalah dia yang apa adanya.
Bukan berarti juga sekarang Dom jengah dengan pernikahan ini. Dia yakin ini cuma masalah kecil yang nantinya pasti mereka bisa balikan lagi.
Tapi untuk sekarang, Dom memang ingin waktu sendiri. Membiarkan Fanya melakukan hal sesukanya.
"Hoek...."
Bukan suara bayi. Itu suara orang muntah. Dom mengambil buku yang menutupi wajahnya, dari ruangan kerjanya suara itu bisa terdengar.
Kenapa Fanya keluar dari kamar, semantara di kamar pun ada kamar mandi?
Dom keluar, mengikuti Fanya yang masuk ke kamar mandi sebelah.
"Fan?" panggi Dom. Tidak tega melihat Fanya mual-mual mau muntah tapi tidak ada yang keluar.
Dom mendekat tapi Fanya malah menghentikannya.
"Jangan dekat-dekat!" tegasnya. Dingin.
Masih saja.
Sudah berapa hari?!
"Kenapa gak pake kamar mandi di dalam? Kan di sana juga ada."
"Gak suka. Ada bau kamu. Udah pergi sana." suruhnya. Kali ini kelewatan.
"Sebenernya apa sih yang buat lo kayak gini? Gak paham gue. Anak gue bukan sih, sebenernya."
Dom kalut. Dia pergi meninggalkan Fanya begitu saja.
Fanya masih berusaha mengelurkan muntahnya namun tidak bisa. Dia justru menangis mendengar perkataan Dom. Akhir-akhir ini kata-katanya sedikit kasar. Jujur Fanya ada rasa sakit hati.
Dia memang salah, tapi sikapnya yang seperti ini juga bukan kemauannya. Fanya juga bingung, tapi dia bisa apa? Fanya hanya menuruti apa mau bayi-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLAN DESTIN [Completed]✔️
Fiksi RemajaKau tau kenapa dari sekian banyak manusia dan milyaran wanita di dunia, malah kau yang dipertemukan denganku? Mungkin karena Tuhan mulai jengah dengan tingkah menyebalkanku dan juga kehampaan hatiku sehingga dia mengirimmu. Gadis sederhana dengan se...