12-Kerja kelompok

4.8K 368 6
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT

Yeahh!! Welcome back to my absurd story. Setelah sekian lama hiatus karena cerita sebelah mau tamat.

Sekarang i'm back dan happy reading yah?!👍

"Kepintaran itu bisa diasah. Jangan bilang Tuhan ngasihnya begini jadi lo pasrah. Sama kayak pepatah berkata, 'dimana ada kemauan di situ ada jalan'."

***

Fanya sudah diam di dalam toilet cukup lama. Cewek itu sibuk memilin-milin jarinya. Kejadian tadi membuatnya malu bercampur bingung. Malu karena disaksikan semua teman-teman sekelas bahwa tak ada yang berteman dengannya dan bingung kenapa cowok-cowok itu mau menolong Fanya.

Ada yang aneh. Itu sebenarnya cuma berlaku ketika ada Lalisa di sana. Sejauh ini, itu yang Fanya tangkap. Benar atau tidaknya dia pun belum yakin.

"Kelas udah mau masuk. Mau sampai kapan lo di situ?!" Seseorang menendang pintu membuat Fanya tersentak kaget.

Dan suara itu sangat-sangat dia kenali. Siapalagi kalau bukan Mona cs?! Cewek bar-bar dari jurusan ips, mengambil ekskul kecantikan, yang mencoba menyaingi ketenaran Lalisa, Keira dan Rasa sebagai ratu sekolah.

"Heh, denger gak lo?! Dasar cewek aneh." Mereka mengulangi hal yang sama.

Perlahan Fanya bangkit dan membuka pintu hingga tepat matanya bertatapan dengan ketiga cewek di sana. Mona, Cristy, dan Aya. Seragam ketat dan make up tebal adalah ciri khas mereka. Tambahan lagi. Tampang songong dan mengunyah permen karet.

"Keluar juga akhirnya." Ucap Mona. Yang lain terkekeh sinis.

"Ngapain sih lu di dalem?! Boker lu yah?!" Sambar Cristy yang mulutnya yang 11, 12 dengan Mona. Tapi semua sama saja.

Mereka tertawa mengejek lagi.

Fanya diam dengan tatapan datar menatap mereka. Dia berusaha setenang mungkin agar mereka tak tahu kalau Fanya itu nyalinya kecil. Dia cukup takut.

"Cih. Dasar cewek aneh." Sinis Aya.

"Udah sono lu ah. Kita lagi males ngeliat muka aneh lo itu. Sok kecantikan banget jadi cewek. Ngerasa jadi cewek cool kali nih cewek yah?!" Tambahnya.

Fanya juga tak mau lama-lama di sana. Mereka mendorong-dorong cewek itu. Mengusirnya cepat-cepat keluar dari toilet. 

Fanya cuma bisa merengut dalam hati. Cewek itu cuma diam. Nurut.

Bersamaan dengan itu. Dua orang teman mereka datang. Membawa 1 cewek yang sepertinya tak asing bagi Fanya. Sepertinya sih adik kelas. Anak orang kaya yang pastinya blasteran. Tampak dari warna matanya yang beda. Abu-abu bersih.

"Kakak mau ngapain?" Protes cewek itu.

"Bawa masuk tuh bocah." Suruh Mona.

"Gausah banyak tingkah deh lo. Kita gak mau ngapa-ngapain bocah. Kita cuma perlu sedikit kekayaan lo aja." Mereka tertawa jahat.

Fanya mengamati mereka. Tatapan cewek itu bertemu dengan mata abu milik adik kelas itu.

Cepat-cepat Fanya membuang muka dan pergi. Tak mau berurusan dengan mereka. Biarlah itu menjadi masalahnya. Fanya punya masalah sendiri yang bahkan lebih sulit mungkin.

KLAN DESTIN [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang