33-HARI 2 DARI 7

4.2K 354 67
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAH❤

Happy reading!!

"Percayalah. Manusia itu lucu. Pengennya sih ada yang baru tapi gak mau ngelepasin yang lama."

***

"Gal, kamu mau kemana?"

Benar ternyata cewek itu belum benar-benar tidur. Dia berhasil membuat Dom terjebak di ruangan ini seharian.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Dom selembut mungkin.

Lalisa menggeleng. "Nanti kamu pergi."

Dom menghela napas gusar. "Tapi lo gak bisa nahan gue di sini terus, Lis. Tolong hargain gue. Gimana pun gue udah punya pacar."

"Tapi kan kamu gak suka sama dia!"

"Kenapa lo gitu ke sepupu lo sendiri? Kalo dia aja bisa ngehargain lo sebagai kakaknya kenapa lo malah sebaliknya? Peran lo bukan jadi orang jahat, Lis. Gue tau lo orang baik."

"Tapi baik aja gak cukup buat kamu kembali, kan?"

Dom meringis lagi. Cowok itu sudah bangkit dari duduknya berniat pergi. Tapi lagi-lagi dihalangi.

"Kamu bilang tadi kamu gak suka sama dia!" Sentak Lalisa. Itu yang Dom bilang tadi. Benar.

Dom diam sebentar sebelum memberikan jawaban yang diyakininya.

"Bukan gak suka. Cuma belum sayang aja." ucapnya lalu dia kembali melangkah.

"Gue cuma sebentar kalo lo takut gue pergi. Gimana pun orang tua lo udah nitipin lo ke gue. Gue gak mungkin ninggalin lo."

***

Kalo perkatan Felix tadi benar. Menatap matanya adalah cara cewek itu membuat orang lain jatuh cinta. Lalu bagaimana cara Dom mengatasinya?

Akankah menerima atau malah cara itu tidak mempan untuknya?

Yang penting sekarang Dom sudah disini. Setidaknya dia tidak jadi orang jahat yang membiarkan 'pacar' nya sendiri di ruangannya sementara dia di ruangan cewek lain.

Dom bersandar ke bahu bangku sambil menutup mata. Seharian ini dia benar-benar lelah. Tampaknya cewek itu juga sudah terlelap dalam tidurnya. Pasti dia tidak tahu kalau Dom ada di sampingnya. Tapi dia salah, Fanya tahu.

Jelas! Karena dia tidak tidur sejak tadi.

Perlahan dia membuka mata dan pandangannya langsung jatuh pada cowok yang tertidur itu.

Rahang tegas, bulu mata lentik dan bibir sedikit berisi. Tampan dan sempurna. Jelas tidak pantas untuknya.

Fanya perlahan duduk. Ia sedikit meringis karena kepalanya pening. Ditatapnya wajah yang tenang itu dengan lekat.

Entah keberanian darimana pula tangan Fanya terulur untuk menyentuh wajah Dom. Tepatnya di alis dan bulu mata lentiknya.

Dom yang memang tidak tidur membiarkan cewek itu. Ia diam menunggu dia menikmati apa yang sedang dia lakukan.

KLAN DESTIN [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang