TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•
▪
▪
▪
▪Bukanlah kesabaran jika masih mempunyai batas, bukanlah keikhlasan jika masih merasakan sakit
🌷🌷🌷🌷🌷
"Rasanya hati patah kaya gini ya, Fa, Ga?" Racau Yahya. Parjo menelepon Raffa dan Arga saat Yahya berdiam diri di kamar, tidak mau keluar. Setelah pulang dari rumah Bakinza sampai esoknya Yahya seperti kehilangan semangat hidupnya.Raffa yang mengetahui lamaran Yahya ditolak, senang karena ada kesempatan untuknya. Tapi melihat kondisi sahabatnya, Raffa tidak sejahat itu untuk langsung menyatakan perasaannya pada Bakinza. Ia akan membicarakan ini pada Yahya terlebih dahulu.
"Patah hati, Ya," Arga meralat ucapan Yahya.Arga bisa merasakan sakit hati yang dialami Yahya, bayangkan saja. Sudah lama memendam perasaan pada orang yang kita cinta, membungkusnya rapih dengan doa, meminta agar dia selalu bahagia, selalu memperhatikan gerak-geriknya, dan pada saat puncaknya, cinta ditolak. Hati yang utuh menjadi hancur berkeping-keping, luar biasa sakitnya. Arga meringis bila hal itu terjadi padanya.
Namun apalah daya jika Tuhan tidak ridha?
"Kalian gak tau, ini hati patah pertama gue. Hebat 'kan gue udah ngerasain, emangnya kalian belum. Cuman bisa mendem doang, cepet dong nyatain kalau ditolak berarti dia gak cinta sama kalian dan udah ada nama cowo lain dihatinya. Kalian nanti tau rasanya hati patah gimana, dan nanti gue ada temennya," Yahya tertawa setelahnya.
"Nanti kita bikin geng perkumpulan cowo hati patah, hahaha," lanjutnya.
Arga hanya menghela napas.
"Istighfar, Ya!" Tegur Raffa. Raffa mendekatkan diri pada Yahya yang menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangan. Hati Raffa sakit melihatnya, memang efek patah hati semengerikan ini, pikirnya.
"Jangan terhasut bisikan syaiton, Ya! Kemanakan imanmu?! Ya Allah ... ini sudah ketetapan Allah, suka tidak suka, ikhlas tidak ikhlas, kita manusia biasa bahkan Rasul pun harus menerima dengan lapang dada. Kau tentu lebih tahu apa maksudku, Ya." Raffa tersadar akan nada bicaranya yang tinggi, ia mengusap wajah kasar, ia tidak mau Yahya seperti itu. Ia mencoba menyadarkan Yahya dari keterpurukan yang berlebihan, yang dimana nanti itu akan dijadikan boomerang syaiton untuk meruntuhkan iman Yahya.
Yahya terdiam.
Tarik napas, keluarkan. Raffa berkata kembali dengan emosi terkontrol, "Ya, janganlah kaya gini. Kasian orang tuamu, mereka khawatir sama kondisimu yang sekarang. Bersedihlah jika itu memang bisa sedikit meredakan, tapi jangan berlarut terlalu lama. Itu gak boleh! Mungkin dia bukan jodohmu dan In syaa Allah. Jodohmu lebih dari segalanya dari dia, ikhlaskan Ya, ikhlaskan. Jadikan semua ini agar diri lebih dekat lagi pada Allah, Qadarullah ..."
Yahya masih diam namun mulai meresapi perkataan Raffa.
"Bener yang diomongin Raffa, Ya. Lo jadinya kaya cewe yang sedihnya lama-lama, itu wajar kalo cewe. Lah elo cowo, kondisikan dong, Bro! Malu sama jakun sama burung!" Tambah Arga dengan menggebu-gebu sampai tidak mengontrol perkataannya.
"Uhuk," Raffa sampai tersedak ludahnya sendiri. Sedangkan Yahya tersenyum tipis, Arga menyadari itu. Ia lalu mendekatkan diri pada Yahya.
"Udah, sekarang lo coba ikhlaskan. Tenang nanti gue cariin yang lebih asoy, geboy," ucap Arga dengan santai.
"Uhuk," lagi, Raffa tersedak ludahnya sendiri. Dan Yahya sekarang tertawa. Memunculkan secercah perubahan pada dirinya.
"Kalian emang the best. Apa yang kalian omongin bener, cuman gue masih butuh waktu buat menata hati gue kembali. Ingatin gue aja kalo semisalnya gue lupa diri, terimakasih atas sarannya Pak Arga," setelahnya Yahya terkekeh.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAKINZA-Takdirku Bersamamu
RomanceAllah tidak menguji cinta seseorang, Allah hanya menguji hatinya. Sejauh dan semampu manakah ia sanggup bertahan. --------------- Di saat cinta telah menetap, di saat rindu sudah dibelenggu dalam penantian panjang. Bagaikan petir yang menyambar, Bak...