TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•
▪
▪
▪PENTING BACA!
Sebelumnya aku minta maaf karena tidak hati-hati dalam menulis cerita. Alhamdulillah aku diingatkan oleh kakak-kakak yang baik hati yang mau mengkritik aku.
Ini masalahnya ada di sikap Bakinza yang selalu menolak ajakan suaminya untuk bersenggama. Nah, di sini aku mau mengingatkan ya... bahwasannya seorang istri itu harus melayani suaminya. Jadi, jika suami meminta maka istri harus melayani. KECUALI jika memang ada alasan tertentu yang membuat si istri menolak, contohnya sedang haid, masa nifas, sakit.
Ini haditsnya👇
"Jika suami memanggil istrinya untuk tidur bersama (bersenggama) lalu istri menolak sehingga semalam suami itu menjadi jengkel (marah) pada istrinya, maka para malaikat itu mengutuk pada istri itu hingga pagi hari." (HR. BUKHARI)
Dalam kasus ceritaku, Bakinza terus menolak karena merasa bimbang dan takut. Takut kehamilannya itu akan mempengaruhi pada impiannya. Nah, di sini Bakinza SALAH dan berdosa, karena alasan seperti itu sama saja menolak dan melupakan kewajibannya.
Di sini aku ingin memberikan sebuah pelajaran di cerita Bakinza mengenai hal itu. Jadi, sekali lagi aku mohon maaf jika takutnya ada yang mengambil yang tidak baik di ceritaku ini.
Karena memang pada dasarnya skenario terbaik hanyalah Allah Subhanahu Wata'ala.
Tapi, syukron yang sudah mengingatkan🙏🌷
🍁
"Bakinza, bolehkah aku mereguk sarimu?"
-Faraat-
🍁
Selepas perginya Mr. Razaaq, ponsel Bakinza berbunyi. Ternyata sang suami yang meneleponi. Senyumnya terkembang indah di bibir ranumnya.
"Assalamu'alaikum, istriku."
"Wa'alaikumsalam, Mas."
Terdengar grasak-grusuk di sebrang sana. "Kamu kalau pulang sore?"
"Iya, Mas. Kenapa memangnya?"
"Kalau mau tahu jawab dulu teka-teki aku."
Bakinza terkekeh, "harus banget, ya, Mas. Hum, awas saja ya kalau pas aku tahu maksud Mas nya nyebelin."
"Ya jawab dulu, baru kamu bisa tahu maksud aku nyebelin atau nyenengin."
Bakinza tiada hentinya tersenyum, "iya, iya."
Di sana Faraat berdehem, "dengerin, ya." Jeda. "Ne-hahahaha," belum menyebutkan teka-tekinya, lelaki itu malah tertawa.
Bakinza mengernyit, "apa? Kok ketawa."
Di seberang sana masih tertawa, walau tidak sekeras tadi. "Hahaha, soalnya hahaha ini hahaha bikin aku geli ngucapinya hahaha."
Bakinza menggaruk pelipisnya yang sama sekali tidak gatal. Ini pertama kalinya wanita itu mendengar kalimat absurd suaminya. "Yaudah, ganti aja tebak-tebakkannya kalau gitu, Mas."
Terdengar Faraat menghela napas kasar, suaranya sudah merasa tenang. "Gak bakal diganti, karena aku yakin kamu gak bakal bisa nebaknya." Jeda. "Huh, oke sekarang dengerin, ya, pasang telinga baik-baik!" Terdengar lagi helaan napas, "khem. Neng, kamu tahu gak kuda-kuda apa yang bikin senang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
BAKINZA-Takdirku Bersamamu
RomanceAllah tidak menguji cinta seseorang, Allah hanya menguji hatinya. Sejauh dan semampu manakah ia sanggup bertahan. --------------- Di saat cinta telah menetap, di saat rindu sudah dibelenggu dalam penantian panjang. Bagaikan petir yang menyambar, Bak...