TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•
▪
▪
▪
▪Suasana malam bertaburkan bintang nampak berkelap-kelip dilihat dari kejauhan, cahaya bulan yang bersinar menyentuh halus wajah Bakinza yang tengah terdiam memandangi keindahan langit sana.
Dia memikirkan apa maksud dari amplop biru yang diberikan oleh Fani?
Siapa pengirimnya?
Bakinza membaca kembali isi dari surat itu, 'Pasuruan, hari lahir Nabi Muhammad SAW, tanggal dan bulan terjadinya Hari Pahlawan di Surabaya, tahun kelahiran 1996.'
"Apa maksud dia menulis isi surat seperti ini?" Bakinza terus bertanya dalam heningnya malam, dalam dinginnya angin yang berhembus. Di kesunyian malam ia terus mencoba mengartikan isi dari surat itu.
"Mengapa ini semacam teka-teki? Pasuruan? Hari lahir Rasul? Tanggal dan bulan Hari Pahlawan di Surabaya, dan ... apa ini? Tahun kelahiran sembilan enam?" Keningnya mengerut. Dia terus memaksa otaknya untuk berpikir, sampai mencoba memaksa untuk memecahkan teka-teki itu.
"Baiklah, rupanya dia ingin menguji kepintaranku. Ayo, Za, kita mulai pecahkan teka-teki ini. Bismillah." ucapnya dengan semangat menggebu, tak peduli malam semakin larut. Sebelum ia memecahkan teka-teki, ia bertekad tidak akan tidur. Bakinza menutup pintu balkon dan horden, lantas berjalan ke arah meja belajarnya untuk mengambil buku dan pulpen, kemudian ia duduk di atas kasur.
"Pasuruan itu 'kan nama kota, hm ... sepertinya memang nama kota ini tidak dijadikannya sebuah teka-teki,"
Disalinnya satu-persatu tulisan itu ke dalam bukunya dengan ukuran besar, yang pertama Pasuruan.
"Hari lahir Nabi Muhammad?" Gumamnya, "hari senin, oke, aku tulis," lanjutnya dengan menulis di samping nama kota Pasuruan.
Kemudian dia meneliti kalimat 'tanggal dan bulan terjadinya Hari Pahlawan di Surabaya' Bakinza terkekeh kecil, orang yang menulis ini sangat lucu dan kreatif, jika diberi teka-teki seperti itu ia teringat dengan masa putih-birunya.
"Ini sih, aku ingat sekali kejadian besar di Surabaya itu. Oke, ayo kita tulis sepuluh November." Setelah menulis itu, ia beralih fokus pada 'tahun kelahiran 1996'. Dua alisnya menyatu, ia terus menggumam kalimat itu, kemudian Bakinza melihat dengan seksama hasil yang telah ia pecahkan, ia kemudian menyusun satu-persatu kalimat itu.
"Kok kaya informasi kelahiran seseorang, ya?" Bakinza bingung saat mendapati hasilnya 'Pasuruan, Senin, 10 November'.
Ia terus mengamati sampai kedua alisnya terangkat, "o, mungkin tahun kelahiran sembilan enam itu tahun kelahirannya," pekiknya senang saat sudah selesai memecahkan teka-teki itu.
Ia tertawa kecil, "ada-ada aja, sih, orang yang menulis ini. Aku penasaran, deh, tujuan dia apa, ya? Dan siapa yang memiliki informasi kelahiran yang dimaksud orang ini?"
Hening ... Bakinza terus memutar otaknya untuk menjawab maksud dari si pengirim.
"Siapa, ya?" Setelah mengatakan itu Bakinza menguap, dengan refleks ia menutup mulutnya. Jarum jam menunjukkan pukul 1 dinihari, Bakinza melotot.
"Ya Allah, sudah jam segini. Astaghfirullah," biasanya pada saat jam menunjukka pukul 1 dinihari Bakinza terbangun untuk melaksanakan sholat malam. Namun hanya karena rasa keinginantahunya melambung tinggi, ia sampai lupa dengan waktu.
Bakinza menghela napas lelah, "sudahlah, kayaknya kalau aku tidurpun nanti gak bisa bangun lagi untuk sholat malam. Mataku sudah berat sekali."
Pandangannya tertuju pada buku, Bakinza menipiskan bibirnya, "kamu dilanjut besok saja, ya," setelah mengatakan itu ia beranjak membereskan segala macam benda yang tadi ia bawa. Setelah beres, ia langsung memposisikan tidur menghadap kanan dan tidak lupa membaca doa sebelum tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAKINZA-Takdirku Bersamamu
RomanceAllah tidak menguji cinta seseorang, Allah hanya menguji hatinya. Sejauh dan semampu manakah ia sanggup bertahan. --------------- Di saat cinta telah menetap, di saat rindu sudah dibelenggu dalam penantian panjang. Bagaikan petir yang menyambar, Bak...